SEMBILANBELAS

119 12 1
                                    

Tara memasukkan buku ke dalam tas lalu melangkah pergi dengan perasaan gugup, jujur dia takut mesa menyuruhnya menunggu di parkiran sekolah. Tara menyemangati diri sendiri agar rileks, tapi tara tidak melihat mobil mesa disana. Barangkali mesa sedang ada keperluan, jadi dia harus menunggu di tempat duduk dekat parkiran.

Setengah jam menunggu mesa tidak datang. Apa dia dipermainkan? Hatinya gelisah menebak2 kemana perginya mesa.

"Lo udah nunggu setengah jam tapi mesa nggak datang antarin lo pulang, kenapa sih lo nurut omongan dia?" tanya farel duduk di samping tara. Tara hanya diam malas menanggapi yang penting dia percaya dengan mesa.

"Gue anter lo pulang" farel menarik pergelangan tangan tara tapi seseorang menarik lebih dulu tangannya, tara bingung takut perkelahian terjadi.

"Jangan pernah nyentuh apa yang gue suka" tegas mesa membuat farel tertawa meremehkan.

"Cih. Sejak kapan lo berani ngomong gitu"

"Sekali lagi gue tegaskan ke elo, jangan pernah nyentuh apa yang gue suka karena dia milik gue" ucap mesa melangkah pergi menuju parkiran sekolah membuka pintu mobil untuk tara.

Dalam perjalanan tara bungkam hanya mendengar radio menyiarkan lagu jas, tidak berani melirik mesa. Lagian mesa sedang focus mengendarai mobil takut terjadi apa2.

"Maaf nunggu lama, gue tadi anterin seli pulang" hati tara tertohok mendengar nama seli, dia lupa akan status mesa sekarang.

"Lo marah?" tanya mesa. Tara menggeleng pelan merutuki kenapa hatinya nyeri mendengar mesa mengantar seli pulang. Ok saat tara harus menerima kenyataan.

"Gue nggak suka lihat lo diam natal gue dingin, gue merasa tertekan dengan tatapan lo" tara masih diam.

"Gue ngomong sama tembok kali ya makanya nggak di jawab gitu" tara menyimpan senyum.

"Ya tuhan, apa mesti gue jungkir balik biar lo ngomong?"

"Atau gue harus terbang sambil teriakin nama lo biar lo bisa jawab?"

"Mesti kali ya" jawab tara geli membuat mesa melongo parah memberhentikan mobil secara mendadak, untung saja mereka sudah sampai di apartemen.

"Gue capek ngoceh dan lo baru jawab sekarang, benar2 limited" tara tidak menanggapi lebih memilih turun dari mobil.

"Hallo cewek dingin, seharusnya lo harus berterimakasih ke gue karena gue udah numpangin lo ke dalam mobil sport gue" ucap mesa mengikuti langkah tara.

"Eh Dugong beranak, lo harus masakin gue sup ayam. Ingat numpang mobil gue itu nggak pake gratisan" alis tara terangkat sebelah membuat mesa mengikuti gaya tara lalu memainkan kedua alis naik turun, tara tertawa geli melihat wajah mesa seperti banci.

"Senang lihat lo ketawa, apa mesti gue buat lucu selalu biar lo bisa tertawa lepas?" jantung tara berdegup kencang. Oh mama apa dia benar2 jatuh cinta ?

"Gak perlu, gue bisa sendiri" ketus tara.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang