Adapted from The Maze Runner by amazing author James Dashner
.
.
.
.
Author POV
Newt dan Alby keluar terakhir dari ruang gathering. Mereka nampak membicarakan sesuatu.
"Sekarang dimana gadis greenie itu?" tanya Alby
"Ia ada di med-jack. Saat keluar kotak, ia langsung pingsan" jelas Newt
"Begitu ya, ayo kita lihat kondisinya sekarang" ajak Alby, Newt mengangguk. Mereka menuju med-jack.
★★★
"Lepaskan aku! Aku ingin melihat kakakku!" seorang gadis meronta kepada petugas laboratorium yang memeganginya
Wajah si gadis tampak tidak asing bagiku, rambutnya hitam sebahu, matanya yang sembab berwarna coklat, pipinya basah oleh air mata. Aku mengenalnya! Ia adalah...diriku sendiri.
Girl POV
"Hahh"
Mataku terbelalak, terbangun dari tidurku, kuambil nafas sebanyak-banyaknya. Dadaku terasa sesak, aku melihat mimpi itu lagi.
Kulihat ada tiga orang laki-laki didepanku. Yang sedang duduk berambut ikal, yang satu lagi berdiri berkulit gelap berbadan kekar, dan disebelahnya ada laki-laki yang menolongku didalam kotak.
"Syukurlah kau sudah siuman" ucap pria berambut ikal yang duduk disampingku. Yang lain tersenyum dan menunjukkan ekspresi lega.
Kulihat ruangan disekelilingku. Terlihat seperti ruang kesehatan.
"Kau ada di med-jack" pria berkulit gelap itu seakan bisa membaca pikiranku. Aku mengangguk
"Selamat datang di glade, Namaku Alby, aku leader disini. Ini Newt, second in command. Dan dia Clint, keepers of med-jack. Lalu siapa namamu?"
"Aku tak ingat namaku" aku menggeleng pelan
"Tak apa, kau akan segera mengingatnya. Sekarang istirahatlah, greenie. Aku akan keluar. Clint, rawatlah dia sampai benar-benar pulih" mereka berbalik badan, meninggalkanku bersama Newt dan Clint
Greenie?
"Newt, bisa kau jaga dia sebentar? Aku harus mengambil obat di gudang"
"Umm, ya. Baiklah"
"Terimakasih. Jangan lupa untuk memberinya makanan"
Clint keluar meninggalkan kami. Dan Newt langsung menuju ke meja disampingnya.
"Newt, Em.. Kenapa mereka memanggilku greenie?" tanyaku
Ia menoleh kearahku dan tersenyum.
"Orang yang baru saja tiba di glade, biasanya dipanggil begitu. Kecuali jika kau mengingat namamu" ia berbalik dan membawa sebuah mangkuk.
"Oh, begitu. Lalu tempat apa ini? Kenapa aku bisa disini?" tanyaku sekali lagi
"Sstt.."
Astaga, dia menempelkan telunjuknya kemulutku. Mulutku terdiam, jantungku berdebar.
"Simpan pertanyaanmu untuk nanti. Sekarang makanlah, supaya tenagamu pulih" ia tersenyum seraya menarik kembali jari telunjuknya. Disodorkannya mangkuk berisi sup hangat.
Sesegera mungkin aku mengubah ekspresi wajahku dengan menatap mangkuk yang dibawanya.
Rasanya aku tidak makan selama beberapa hari, jadi aku sangat lapar. Dengan cepat kuraih sup itu dan memakannya dengan lahap. Aromanya segar dan rasanya juga sedap. Membuat tubuhku terasa hangat.
