Adapted from The Maze Runner by amazing author James Dashner
.
.
.
.
Aku berguling ke kanan dan kiri berusaha memejamkan mata. Namun, tetap saja tak bisa. Aku pun duduk dan mendengus kesal. Tubuhku lelah tapi aku tak bisa tidur. Mengesalkan bukan.Kuputuskan untuk keluar kamar. Siapa tahu dengan menghitung bintang aku bisa mengantuk. Aku membuka daun pintu. Melihat sekelilingku yang di sinari cahaya bulan. Cahayanya teduh tak menyilaukan mata. Kuturuni anak tangga hingga sampai di tengah tangga. Aku duduk memeluk lutut memandangi dinding maze yang disinari cahaya bulan, terkesan menyeramkan saat suara gemuruh batu berpadu dengan raungan griever . Aku menatap maze lekat-lekat meskipun tak ada apa-apa. Aku sangat penasaran dengan semua yang ada didalam maze. Bagaimana bentuk maze dan juga wujud griever yang belum pernah kulihat secara asli
"Kau sedang apa disini?" tiba-tiba seseorang bersandar di pegangan tangga sebelahku. Menatapku seolah-olah aku seperti kardus bekas mie instan. Ugh. orang ini lagi. Kenapa kemari?
"Kenapa kau kemari?" tanyaku ketus. Minho mendekat dan duduk di bawahku. Jarak kami hanya satu anak tangga.
"Kau belum menjawab pertanyaanku dan balik bertanya" ia memiringkan bibirnya lalu memeluk lututnya.
"Aku tak bisa tidur. Lalu kenapa kau kemari?" aku masih menjawabnya dengan ketus. ia menoleh kearahku.
"Aku juga tak bisa tidur" jawabnya lantas mengadahkan kepalanya kelangit.
"Kurasa dengan menghitung bintang, aku bisa mengantuk" lanjutnya. Uh copas.
"Kau kan bisa melakukannya di tempat lain, kenapa harus di tempatku" timpalku
"Hei dengar greenie, tempat ini bukan milikmu. Jadi, aku bebas kemanapun" jawabnya santai.
"Tapi kau tidak.."
Ucapanku terpotong karena kedatangan seseorang dengan lentera ditangannya. Rambut dirty-blonde-nya dibiarkan acak-acakan seperti biasanya.
"Kalian sedang apa? Minho, kenapa kau disini? Seharusnya kalian harus tidur" ia menaikkan lenteranya ke depan wajah dan berjalan mendekati kami.
"Newt"
"Kau sendiri kenapa disini?" balas Minho
"Seperti biasa, ini tugasku. Berpatroli keliling glade, memastikan semuanya sudah tidur. Lalu kau sendiri? Dengar, lebih baik kau segera tidur, kau butuh istirahat karena besok kau harus berlari ke maze lagi kan" jelasnya
Minho beranjak dari duduknya "Baiklah, aku akan tidur" ia berlalu meninggalkan kami yang memandang punggungnya. Newt ganti menatapku.
"Kau sebaiknya juga tidur. Kuharap kau istirahat juga yang cukup karena besok kau akan bekerja di Garden seharian, kupikir Garden akan banyak menguras tenaga" Newt tersenyum simpul.
"Baiklah" aku mengangguk lalu berbalik ke kamar. Kubuka daun pintu
"Anne?"
"Ya?" aku menengok keluar.
"Umm..Selamat Malam" Newt mengusap tengkuknya, ia terlihat gugup
"Oh..i..iya, Selamat Malam juga" jawabku tak kalah gugup
Newt tersenyum lalu memberi isyarat untuk segera menutup pintu dan ia segera berbalik, kembali.
★★★
Sinar mentari masuk melalui jendela. Menusuk manik mataku dan memaksa untuk segera bangun. Selepas mandi dan ganti baju, seperti biasanya, aku menuju dapur untuk menyantap sandwich buatan Frypan. Kemudian dilanjutkan mengekor Newt untuk dibawa ke tempat kerja baru.