Adapted from The Maze Runner by amazing author James Dashner
.
.
.
.
Suatu malam, wanita berambut cokelat panjang, kira-kira usianya paruh baya, berlari dari belakang kerumunan. Sambil berdesakan, ia menggendong dua anak kecil."Permisi, biarkan kami lewat" pintanya pada orang-orang yang berkerumun.
Sesampainya di depan kerumunan. Wanita itu menurunkan dua anaknya. Berlutut dihadapan mereka. Menatap lekat-lekat, sesekali menyeka air mata yang menetes.
"Samuel, maafkan ibu. Tolong jaga adikmu. Lindungi dia seperti kau melindungi dirimu sendiri, ya?" sang ibu membelai lembut wajah anak berambut brunette. Anak itu mengangguk, menahan air matanya agar tidak jatuh. Berusaha tegar untuk adiknya karena sadar bahwa dia anak sulung.
Wanita itu gantian menatap putri bungsunya. "Anne, kau jangan nakal pada kakak ya? Tetaplah bersamanya. Kita akan bertemu suatu saat nanti"
"Kau akan kemana?" tangisnya pecah seusai ia bertanya. Ia memegang tangan ibunya. Wanita itu mengusap air mata putrinya.
Wanita itu hanya diam lalu menangis sesenggukan. Ia tak tahu harus menjawab apa pada anaknya. Akhirnya, wanita itu memeluk kedua anaknya. Memeluk erat, seakan-akan malam ini adalah malam terakhir mereka.
"Dengarkan Ibu, kalian harus saling menyayangi dan menjaga satu sama lain. Jangan pernah berebut atau berkelahi. Dia adalah satu satunya yang kau miliki" wanita itu melepas pelukannya. Menatap keduanya lekat-lekat supaya ia tetap mengingatnya bahkan jika sudah tiada.
Dua petugas berseragam hitam menghampiri wanita itu. Wanita itu menyerahkan anaknya, menyuruh mereka untuk segera membawa anaknya. Anak-anak itu berontak, menangis keras, memanggil-manggil ibunya ketika petugas menggendong mereka.
Sang ibu menangis, melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.Dua anak itu dibawa kedalam kereta, duduk berdampingan menatap petugas berbaju hitam didepan mereka. Di lengan kanan mereka terbordir rapi tulisan WCKD. Mereka tampak ketakutan saat petugas itu menatap tajam ke arah mereka.
"Sam, Anne. Kalian akan baik-baik saja" seorang wanita berambut blonde dan berjas putih memegang pundak mereka berusaha menenangkan keduanya.
★★★
Terdengar suara rantai yang ditarik begitu cepat, tubuhku bergetar. Aku membuka mata dan mendapati diriku ada di dalam kotak besi gelap dan pengap. Kudongakkan kepala dan menyadari jika aku bergerak ke atas. Terdengar suara wanita yang berkata "Wicked is good" berulang-ulang. Aku berteriak keras ketika kotak itu bergerak semakin cepat.
"Anne! Anne! Kau kenapa?"
★★★
"Hah!" aku terhenyak lalu mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
Kulihat fajar sudah memperlihatkan keberadaannya. Dan, Thomas. Ia menggoyangkan bahuku. Wajahnya tampak cemas.
"Kau kenapa? Kenapa kau tidur disini?" aku menoleh sekitarku. Kemana perginya cermin, ranjang, dan jendela? Ya ampun, aku tertidur di meja makan!
"Hei, Anne!"
"A..aku tak apa, kurasa aku ketiduran disini" jawabku
"Ya ampun, kenapa bisa? Lalu kenapa kau terkejut? Apa kau mimpi buruk?" tanyanya
"Aku tak tahu, kurasa begitu"