*note : jangan lupa baca ff gue yang Thomas Sangster & Shawn Mendes ya, makasiii banyak sebelumnya. Happy reading 💕
Author POV
"Ayo kita periksa" Thomas menelan ludahnya lantas memimpin didepan. Ia membuka rolling door.
Setelah mereka masuk, Minho segera menerangi sekitar. Aris menemukan sebuah lampu emergency. Sedangkan Newt, ia menuju ke sudut ruangan dan kebetulan ia menemukan beberapa senter, setelah itu Newt memberikan senter pada yang lain.
Thomas mengambil sebuah kain yang baru saja diinjaknya. Sebuah jaket yang masih layak pakai.
"Ayo kita ambil persediaan. Apapun yang kalian butuhkan"
"Kita berpencar,periksa tempat ini. Kita bertemu disini lagi" ia mengibaskan jaket lantas memakainya.
"Aku ikut" ucap Minho. Mereka segera keluar.
"Minho, tunggu" panggil Anne sambil berlari kecil kearahnya. Minho berhenti dan berbalik.
"Tanganmu terluka, biar kuperban" Anne merobek sebuah kain putih yang baru saja ia temukan.
"Tak perlu, ini hanya luka ringan" Minho menyembunyikan tangannya dibelakang punggung.
"Jangan begitu, nanti infeksi" secara paksa Anne meraih tangan Minho lalu membebatnya dengan kain yang dianggapnya sebagai perban.
"Terimakasih" Anne mengangguk. Minho kemudian menyusul Thomas.
Dari suatu sisi, Newt memperhatikan keduanya dengan hati yang panas. Namun, ia segera melupakannya dengan mengajak Winston dan Aris untuk menyiapkan barang.
Anne berjalan ke ruang sebelah. Ruang gelap, kumuh dan berdebu dengan ranjang di salah satu sisi, ruangan itu juga dipenuhi boneka. Ia berpikir jika ruangan itu adalah kamar gadis.
Ia menyinari suatu meja dan melihat setumpuk pakaian. Ia mengambilnya dan kebetulan itu pakaian wanita, masih layak dan lumayan bagus. Anne memilih pakaian hingga akhirnya ia memakai sweater berwarna putih dan jaket parka berwarna cream. Tak lupa ia juga mengambil syal berwarna cokelat dan sepatu boots.
Annelise POV
Setelah memakai pakaianku, aku berkeliling lagi, memeriksa suatu tempat yang tertutup rapat. Aku membukanya, sepertinya kamar mandi.
"Oh my good, this smell" aku mengusap indera penciumanku. Bau besi berkarat dimana mana.
Disini tmbuhan menjalar sudah banyak menyelimuti dinding. Kuarahkan senter ke arah kanan.
"Hah" aku terperanjat saat melihat manekin yang berlumur darah di dalam bathub.
"Anne, ada apa?" Newt berteriak dari luar. Kudengar langkah kakinya semakin dekat. Ia masuk ke kamar mandi juga.
"Oh my god, apa ini? Kenapa ada darah?" Newt juga kaget begitu melihat manekin berlumur darah.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Dan sepertinya darah di manekin itu juga masih segar, tercium dari baunya"
"Kau benar, Anne. Lalu kenapa bisa ada darah di manekin ini?" Newt mendekat ke arah manekin, menyoroti bagian wajahnya yang telah digerogoti sesuatu.
"Aku tak yakin jika tikus yang melakukannya. Lihatlah bekas gigitannya, seperti bekas gigitan gigi tumpul" Newt meraba bekas gigitan dengan tangan kanannya.
"Iya benar, darahnya juga masih basah" Newt mengelap tangannya pada tirai bathub.
"Ayo kita pergi saja" aku mengangguk lalu mengekor Newt yang telah lebih dulu keluar.