Chapter 6 : Damn

1.9K 314 53
                                    

Adapted from The Maze Runner by amazing author James Dashner
.
.
.
.
Selesai mandi, kukeringkan tubuhku dengan handuk dan memakai pakaian yang dibuat Alex. Ternyata tidak buruk, ukurannya pas. Begitu pula dengan.. If you know what i mean.

Tubuhku sakit sekali setelah seharian bekerja di peternakan. Kurebahkan diriku di ranjang yang empuk. Memejamkan mata dan meraba-raba kasur untuk mencari selimut. Namun, aku tak menemukannya. Mungkin Newt lupa. Tapi, sudahlah. Malam ini hawanya tak begitu dingin dan aku juga memakai baju lengan panjang. Kupejamkan mataku dan pergi ke alam mimpi.

★★★

Kami balapan lari di depan kompleks perumahan. Anne kecil tertawa dan mencuri start.

"Hei, Anne! Jangan curang! Ah kau selalu saja mencuri start!" Samuel meneriakiku lalu menyusul dengan cepat.

Aku menjerit dan menambah kecepatan. Disusul gelak tawa kami berdua.

Garis finish tepat didepan mataku. Samuel sudah mengimbangi lariku. Kupercepat langkah kakiku dan..

Kami masuk finish bersama. Terkapar di atas jalanan. Dengan nafas tersengal-sengal. Samuel tertawa memandangku.

"Kau curang, Anne! Padahal aku belum memberi aba-aba" ucapnya dengan tawa dibibirnya.

"Yang penting aku menang" aku tertawa keras, menambah berat saat bernafas.

"Terserah kau lah. Bagaimana bisa kau mengimbangi lariku? Padahal, dulu meskipun kau mendahuluiku, kau tetap saja kalah" diusapnya peluh yang turun dari dahinya.

"Jadi kau tidak tahu ya? Sekarang aku ikut ekstra lari. Dan minggu depan ada seleksi lomba lari. Doakan ya semoga aku bisa ikut lomba. Aku juga ingin menjadi atlet lari" mengubah posisiku menjadi duduk, dan meluruskan kakiku.

Laki-laki berambut brunette itu bangun dari posisi tidur dan menatapku takjub.

"Pantas saja. Tentu, aku pasti mendoakanmu. Kuharap kau bisa menang lomba dan menjadi atlet lari. Aku akan selalu mendukungmu, adikku" ia merangkulku. Kami tersenyum.

"Samuel! Annelise! Ayo pulang! Segeralah mandi, ibu sudah buatkan cookies kesukaan kalian"

Kulihat mentari sudah memperlihatkan gurat oranye. Kami pun segera berlari menghampiri ibu yang telah membuka kedua tangannya. Bersiap memeluk kami.

★★★

Aku membuka mata. Mengerjapkannya dengan cepat dan mengambil simpulan dari mimpiku.

"Jadi, namanya Samuel. Dan dia adalah kakakku" Aku senang bisa mengetahui siapa sebenarnya lelaki itu. Tapi, dimana dia sekarang? Apakah dia akan dikirim kemari juga? Atau tidak?

Kusibakkan rambut yang menghalangi wajahku. Lalu bangkit untuk duduk. Memandang sesuatu yang menyelimuti tubuhku.

"Siapa yang memberi selimut?" kupegang selimut berwarna cokelat. Kutengok kanan dan kiri yang sudah jelas jawabannya 'Tidak ada orang didalam sini' kecuali aku.

"Mungkin Newt yang memberikannya" gumamku.

Kulihat, fajar sudah muncul. Ditambah kokok ayam yang terdengar bersahutan dari kandang. Kurapikan tempat tidurku dan segera mandi.

romancescape • maze runner fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang