Last Chapter

1.7K 190 54
                                    

"Ayo pergi" ajak Newt. aku menepuk bagian belakang celanaku yang sedikit kotor.

"Aris? Sedang apa disini?

Ia tiba-tiba muncul didepanku, ia hanya diam, tidak menjawab.

"Dimana Thomas dan Minho? Apa mereka masih disana?" Aku kaget setelah Aris menunjuk Thomas dan Minho yang tergeletak lemah, tapi tidak pingsan.

"Apa maksudmu?" Newt meraih kerah jaket Aris.

"Argh!" Newt meringis kesakitan. Tangan kanannya disayat pisau oleh Aris. Aku menjerit ngeri.

Apa maksudnya semua ini? Mengapa Aris melakukan ini? Dia ada dipihak mana?

"Apa kau benar-benar tidak mengenaliku?"

Perlahan-lahan tubuh Aris mulai berubah. Lamat-lamat aku bisa melihat wajah aslinya.

"Sial" aku menutup mulutku. Tubuhnya telah berubah sepenuhnya.

"Halo Newt dan Halo Anne" sapanya.

"Keparat" Newt mengeraskan rahangnya.

"Ba-bagaimana bisa?" Tanyaku dengan nada panik.

"Jadi kalian benar-benar tidak sadar ya? Kau tahu, aku memanfaatkan momen saat kalian akan kabur, saat kalian lengah, anak buahku menculik Aris dan aku menggantikannya. Aku sangat berterimakasih kepada kakakmu yang telah membuatkan mesin pengubah yang menakjubkan"

Aku menangis miris, tak kusangka yang kami lakukan sia-sia.

"Sekarang, bersiaplah untuk mati" Janson mengarahkan pistol kearah kami. Kami mundur perlahan-lahan. Newt telah siap melindungiku.

"Tak ada waktu untuk kabur"

"Argh!"

Tiba-tiba Minho dan Thomas menyerang Janson dari belakang, membuatnya tumbang dan pistolnya terlempar.

"Newt! Minho! Bawa Anne Pergi! Aku akan menghabisi keparat ini!"

Minho mengangguk dan mengajakku berlari ke sisi lain yang dipenuhi runtuhan bangunan. Mungkin dulunya sebuah kota.

"Kalian tak akan bisa lari!" Janson menekan sesuatu yang melingkar di pergelangan tangannya.

Tiba-tiba tiga buah berg muncul dari arah belakangku. Dua buah helikopter juga muncul dari sisi kanan dan kiri.

"Cepat lari!" Thomas segera memukul Janson dengan keras dan menyusul kami setelah Janson pingsan.

Beberapa pasukan mulai turun dan melepaskan tembakan. Tak hanya satu dua, tembakan itu lebih seperti memberondong.

"Argh!"

Aku melihat kebelakang, kaki kanan Thomas tertembak. Ia berlari dengan susah payah.

Terdengar tembakan lagi.

"Argh!"

"Thomas!" Kuhentikan langkahku, aku berbalik menghampirinya. Kini kondisinya membuatku prihatin. Kedua kakinya ditembak, ia tak bisa berlari lagi.

"Bodoh! Jangan hamburkan peluru untuk menembaknya! Dia aset kita!"

"Maaf bos!"

"Dasar amatir! Jika dia sampai mati, aku akan membunuhmu!"

Ava Paige, menggebrak meja kontrol didepannya. Berkata-kata kasar seraya mengancam salah satu pasukan yang ia sebut amatir.

"Jangan kemari! Pergilah sebelum mereka datang!" Pekik Thomas.

"Minho pergilah! Bawa Anne!" Thomas berteriak lagi setelah pasukan semakin dekat, mereka tak lagi menembak namun masih mengacungkan senjata.

romancescape • maze runner fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang