[2] Megan Merkurius POV

642 48 22
                                    

Teeetttt

Bel istirahat berbunyi, dan kini waktunya menggali info tentang Kak Ryan. Aku dan teman-teman lainnya segera ngacir pergi ke kantin. Di sini kantinnya amat sangat bersih dan rapi. Selain itu, disini para murid bisa memilih makanannya sendiri-sendiri, kemudian diletakkan di nampan khusus untuk tempat makan yang sudah disediakan. Setelah itu,membayarnya di kasir, dan terkadang ada yang sengaja memberikan teh gratis bagi para murid yang sering memilih menu makanan 4 sehat 5 sempurna, khususnya ditekankan pada pengonsumsian sayuran. Kan enak, udah makanannya bergizi, dapat teh gratis pula. Kalau kayak gini, sering-sering deh aku pilih makanan 4 sehat 5 sempurna, supaya bisa dapat teh gratis, selain itu aku juga bisa gemuk-an dikit lah ya, hehe. Kan, aku jadi nge-lantur.

Setelah kami semua membeli makanan, kami memilih tempat duduk yang nyaman. Kemudian kami makan dahulu, karena sudah pasti mereka juga lapar, terlebih lagi Nayla yang –ngomong-omong- badanya paling gede di antara kita. Tapi walaupun makannya selalu banyak, dia juga yang paling lama saat makan.

"Alhamdulillah, gue udah selesai makannya. Btw, di sini ada yang dapat teh gratis gak?" suara Asya memecahkan keheningan. Aku berfikiran bahwa Asya menanyakan tentang siapa yang dapat teh gratis, pastinya karena dia ingin minta sedikit teh itu.

"Gak ada yang dapat kayaknya. Lo pengen yang gratisan sya? Air comberan depan sekolah tuh nganggur. Haha," Jawab Alina sekenanya.

"Mati dong Asya. Haha. Sya gue bawa minum double hari ini kalau lo mau, ambil aja satunya," Kata Nayla sambil melanjutkan makannya. Kemudian Asya menjawabnya dengan bilang "Terima kasih Nay," sambil memeluk lengan Nayla.

Saat semuanya selesai makan, kini waktunya aku membicarakan Kak Ryan.

"Guys, gue mau bilang sesuatu nih," Kataku memulai pembicaraan.

"Ada apa Gan?" tanya Fara.

"Jadi gini, gue belum yakin nama kakak OSIS tadi pagi itu Ryan, soalnya ditanda pengenalnya itu ada yang ketutup. Kalian bisa tolong cari tau siapa namanya?" sebenernya sedikit malu sih menanyakan soal itu, karena selama ini aku gak pernah suka sama cowok –bukannya sombong ya- malahan cowok-cowok yang suka sama aku.

"Oh, masalah itu sih kecil, tinggal lo tunjukin yang mana orangnya, terus dengan modal tampang lo yang cakep itu, ajak dia kenalan. Beres kan?" jawab Fara dengan entengnya. Emang dia pikir gampang gitu minta kenalan sama cowok yang ditaksir. Boro-boro minta kenalan, natap mukannya aja jantung udah loncat-loncat.

"Ya lo ngomongnya gampang. Nah gue yang nglakuinnya susah," kataku sambil menunggu saran dari yang lainnya.

"Iya sih susah juga ya," kata Fara sambil berpikir lagi.

"Eh gimana kalau besok kita tanya-tanya dulu sama kakak OSIS yang lainnya. Ada apa enggak yang namanya Ryan di anggota OSIS itu. Kalau nggak ada, mungkin Megan salah baca, dan otomatis Megan harus kenalan langsung sama kakak itu. Kalau emang ada, ya udah berarti Megan harus selalu nyapa kakak itu, kan udah tau namanya," kata Violet panjang kali lebar gak pake tinggi. Tapi emang ada benernya juga sih sama yang dikatakan Violet.

"Bener juga Vio, terus gue juga bisa coba nanya ke Kak Nigel juga tentang Kak Ryan itu, kesempatan lah, hahaha," jawab Rachel dengan bangga.

"Saran Vio bagus juga sih, tapi siapa yang mau nanya?" tanyaku pada mereka semua, karena malu lah aku yang nanya sendiri ke kakak OSIS lainnya.

"Gue aja, gimana? Nanti juga dibantu sama yang lainnya," jawab Nayla yang baru saja selesai makan.

"Aaah, makasih kalian semua," kataku sambil memeluk mereka semua. Emang bener kata orang, sahabat akan selalu ada untuk kita.

Teeet teet

Bel masuk berbunyi , kami semua kembali melanjutkan kegiatan MOS kami. Memang kali ini kami belum dibagi kelas, jadi belum tau pasti kelas kami dimana. Kegiatan MOS ini sangat seru, tetapi sayangnya aku sama sekali belum bertemu dengan Kak Ryan sampai sekarang.

***

Teet teet-teet

Saatnya pulang sekolah kami bersiap-siap untuk pulang. Saat di koridor, aku melihat Kak Ryan sedang berbicara dengan seorang guru yang sepertinya guru BK tapi aku belum tau namanya.

"Eh, Far, liat deh itu Kak Ryan, yang lagi ngomong sama guru itu loh," kataku girang kepada Fara yang kebetulan ada di dekatku, dan teman-teman lainnya ikut melihat arah pandangku.

"Mana Gan mana?" kata Fara.

"Cepet lo sapa dia!" kata Violet teriak-teriak. Ya gak mau lah aku tiba-tiba nyapa diagitu, lagian aku juga belum tau pasti siapa namanya.

"Gak mau ah, malu nanti kalau salah nama," kata ku sambil melangkah mundur.

"Ya kalau salah nama, lo tinggal nanya nama aslinya siapa, kan beres?" teriak Asya sambil menggandeng tanganku menuju Kak Ryan.

"Eh kakak OSIS yang lagi bicara sama guru!, nih temen gue pengen kenalan, pengen tau nama asli lo!" teriak Alina camplak. Astaga! Anak ini bener-bener malu-maluin deh. Dan kini semua ikut-ikutan menyeretku ke Kak Ryan.

"Eh lepasin tangan gue dong!" teriakku histeris.

"Cepet sapa dia Gan!" kata Rachel penuh penekanan.

"Ayo Gan sapa dia!" kata Nayla sambil mendorongku. Oke, aku nyerah. Aku bakal sapa dia dia, kenalan dengannya.

"Eh apa-apaan ini?" tanya guru yang tadi bersama Kak Ryan. Aduh mati aku, kini giliran Kak Ryan yang menghampiriku. Apa yang harus aku lakuin? Mana mukanya kayak ngejek gitu. Sumpah, aku malu berat. Gimana tanggapan dia ke aku nantinya? Oh God Help Me!

"Maaf Pak, ini teman-teman saya pada ribut disini. Maaf pak," kataku sambil melepaskan tanganku dari genggaman mereka.

"Kami ribut karena ini dia si Megan pingin kenalan sama Kak OSIS itu loh pak boleh kan ya? Cuma kenalan doang kok," kata Nayla penuh permohonan. Kemudian Kak Ryan tersenyum padaku. Ya Tuhan dia emang bener-bener-bener ganteng.

"Ya boleh-boleh saja.nambah teman kan bagus," kata bapak ini sambil berjalan pergi. Ah, pak ini emang baik deh. Tapi gimana caraku untuk kenalan? Aku harus ngomong apa nanti? Gimana kalau aku melongo lagi? Trus gimana...

"Hai! Kamu yang tadi pagi itu kan?" suaranya memecahkan lamunanku, "katanya mau kenalan , kenalin namaku Bryan, kamu siapa?" Bryan? Ternyata namanya Bryan, sungguh aku tak bisa berkata apapun dibuatnya. Dan aku sadar kalau sekarang aku sedang melongo melihatnya.

***

TBC

::::::::::::::::

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang