[43] Game

48 8 2
                                    

"Coba Cari Aku."

•••

Semua orang kecuali Jelo dan Rachel tengah pergi berpencar untuk menyembunyikan barangnya di suatu tempat jauh dari tempat kemah. Hal ini merupakan bagian dari game.

Rachel tadi menjelaskan bagaimana cara bermain game ini. Kemudian ia membagikan kertas satu per satu pada temannya secara acak. Setelah di buka apa isi dari kertas, hanya Jelo dan Rachel yang mendapatkan tulisan 'Jaga'.

Selain Rachel dan Jelo yang mendapat tulisan 'Sembunyi', harus mengambil barang spesialnya masing-masing. Kemudian berpencar untuk menyembunyikan barangnya. Lalu giliran Jelo dan Rachel yang mencari barang-barang tersebut serta harus menyebutkan pemilik barang dengan tepat.

"Udah beloomm?" Teriak Rachel yang sedang menutup matanya.

"Cepetan napa!" Jelo mulai jengkel harus terus-terusan menutup matanya.

"Udahh!" Balas teriak yang lain bersaut-sautan. Jelo dan Rachel mulai membuka matanya. Nampak teman-temannya dengan senyuman penuh misteri.

"Gue kira game nya bakalan persis kayak petak umpet, hahaha." Ceplos Grey. "Ternyata lebih seru," tambah Rasya.

"Udah ya? Oke gue dan Jelo bakalan cari. Kuy Jel!" Ucap Rachel bersemangat. "Hmm," balas Jelo.

"Ati-ati!" Teriak Giselle yang dengan cepat mendapat balasan senyuman dari Jelo. Anak BS sudah tidak asing dengan perubahan sikap Jelo yang menjadi hangat saat dengan Giselle.

Langit mulai nampak berwarna jingga. Ini berarti waktu sore telah tiba, tapi Jelo dan Rachel belum juga kembali.

"Mereka lama banget ya," gumam Fara. "Lo pada gak nyembunyiin barang terlalu jauh kan?" Tanya Farel memastikan.

Sontak yang lain menggeleng cepat. Ya, sebelum menyembunyikan barang tadi, mereka sempat membuat perjanjian untuk tidak terlalu jauh dan sulit menyembunyikan barang.

"Udah sore lagi," ucap Megan. "Semoga aja gak sampe malam." Tambah Nigel.

Di saat anak-anak BS yang sedang cemas di tenda, Jelo dan Rachel justru tengah asik mencari barang. Sampai-sampai lupa waktu.

"Wah tinggal barangnya Arya doang," kata Jelo. Bahkan Jelo pun sampai terobsesi dengan game ini.

"Iya nih. Gimana kalau kita pencar?" Tawar Rachel nampak masih sangat bersemangat. Jelo berpikir. Sedangakan Rachel langsung membuat tanda pada pohon samping kiri mereka.

"Ntar kita balik lagi ke sini, gimana?" Tambah Rachel masih keukeuh. "Tapi ini mau malem, Chel." Balas Jelo masih khawatir.

"Seru dong haha, gak-gak. Diusahain cepet deh."

"Okelah."

Jelo dan Rachel berpencar. Sekitar setengah jam, Jelo kembali ke tempat mereka sebelumnya. Jelo berhasil menemukan barang Farel dan segera memasukkannya ke tas. Namun Rachel belum juga kembali.

"Rachel! Gue udah temuin nih!" Teriak Jelo. Hening. Jelo mulai was-was. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke arah Rachel. Jelo terus mencari Rachel.

"Rachel!" Teriak Jelo. Namun tetap tak ada jawaban. "Chel!! Lo dimana?!"

"Jel!! Akhh!"

"RACHEL!!"

Jelo bergegas lari ke arah suara Rachel tadi. Ia yakin terjadi sesuatu pada Rachel. Dan Jelo pun yakin bahwa tadi adalah suara Rachel.

Jelo berlari ke sana kemari tapi tak menemukan apapun. Ia frustasi. Langit bahkan tak mau membantu Jelo. Matahari mulai turun dan meminimkan cahaya saat ini.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang