[39] Pencerahan di Gelapnya Hati dan Malam

50 12 3
                                    

Istirahat kali ini tak seperti biasanya. Anak-anak BS sibuk sendiri. Apalagi kecanggungan yang muncul hanya karena masalah asmara sungguh muak dirasakan.

Berbeda dengan yang lain, Nigel malah sangat sibuk dengan olimpiade dan urusan OSISnya. Hal itu membuat Rachel sedikit gundah karena sekarang jarang sekali mengobrol dengan Nigel.

Di antara anak-anak BS, terhitung hanya merekalah yang sudah paham dengan perasaan masing-masing. Tetapi bukannya berjalan baik, hubungan mereka sama-sama bermasalah seperti anak BS lain.

Ini semua karena status 'kakak-adek' yang mereka sandang.

Nigel kali ini mencoba pergi ke kantin dengan niatan mencari Rachel. Siapa tau dia ada di sana. Alih-alih menemukan Rachel, Nigel malah melihat Fara yang duduk sendirian dengan meminum jus jambunya.

"Far," sapanya.

"Eh Kak Nigel. Rachel gak sama gue, kak," jawab to the point Fara.

"Haha, tau aja lagi nyariin tuh anak." Tawa Nigel mencoba memecah kekakuan obrolan mereka. Namun tawanya terhenti saat melihat wajah muram Fara.

Nigelpun duduk di samping Fara. "Lo kenapa, Far?"

"Ha?" Lola Fara. "Cerita gih kalo ada masalah, gue siap bantu."

Fara masih bergeming. Sebenernya mau saja Fara bercerita agar hatinya sedikit lega.

"Tenang, gue pendengar yang baik kok," sekali lagi Nigel mencoba menghibur. "Rasya ya?"

Fara menoleh pada Nigel dengan agak terkejut, lalu kembali menunduk. "Ah iya, Rasya nih." Gumam Nigel.

"Gue takut, Kak. Gue juga merasa sedih melihat diri gue sendiri. Gue terlalu berharap lebih ke dia. Tapi gue juga kecewa dan gue gak suka itu." Jelas Fara. "Gue.. suka dia, tapi gue sadar gak bisa nyaingin masa lalu dia." Sambungnya.

Dahi Nigel berkerut. Ia sedikit tidak paham dengan siapa orang yang sedang dibicarakan Fara. Apa benar Rasya?

"Lo berhak merasakan itu semua, Far. Sepenuhnya bukan salah lo. Juga bukan salah dia. Dia cuma butuh waktu untuk menerima masa lalunya dan memutuskan keputusan buat masa kini dan masa depannya." Jelas bijak Nigel. "Dan gue harap lo harus sabar. Karena itu semua butuh proses, Far."

Tepukan hangat dan perlahan di pundak Fara sedikit meredakan hatinya.

"Hidup ini tentang proses, Far. Lo gak akan pernah tau keadaan masa depan. Sangat Rumit. Lebih baik ikuti saja alurnya dan lo akan temuin kejutannya."

Ya, benar. Terkadang apa yang terjadi di masa kini hasilnya melenceng di masa depan. Dan itulah hasil terbaik yang Tuhan berikan untuk kita.

•••

1 bulan kemudian.

Di malam mendung ini, cowok BS berkumpul di kontrakan Rasya. Kali ini fullteam, sebab Nigel yang meminta. Anehnya mereka semua langsung setuju tanpa protes. Sepertinya memang ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan. Bahkan langit pun sekarang ikut merasakan.

"Jadi ada paan nih, Gel?" Tanya Arya.

"Jangan bilang kalau ada teror Jubah Hitam." Sahut Farel.

"Jubah Hitam bener-bener hiatus, njer. Gaada kabar sama sekali." Jawab Bryan.

"Menurut kalian kenapa gue minta kumpul? Dan mengapa kalian semua pada kagak protes?" Tanya balik Nigel.

"Kita sama-sama pengen bahas sesuatu yang akhir-akhir ini terjadi." Ujar Jelo.

"Masalah cewek-cewek." Ucap serempak mereka dengan wajah serius dan diakhiri cengiran.

"Jadi, pertanyaan yang pasti terngiang di kalian, ada apa sama mereka?" ucap Nigel. "Kalau menurut gue, ini ada kaitannya sama kita." Sambungnya.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang