KEVIN

1.4K 58 0
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya~

Kesal.

Jika bisa, rasanya ingin ku lenyapkan saja dia dari muka bumi ini.

Tetapi aku tidak bisa.

Aku tidak boleh gegabah.

Jika tidak, bisa jadi seluruh bangsa, umat, warga negara manusia mancari-cari keberadaan kami, mengusir kami, atau bahkan membantai habis-habisan bangsa kami karena dianggap sebagai pengganggu, monster, dan lain sebagainya.

Argh! Aku jadi kesal sendiri memikirkan nya!

Setelah kupikir-pikir cukup lama pada saat aku bersembunyi –ya, kalian tidak salah. Aku bersembunyi. AKU. BERSEMBUNYI. DI. BALIK. TEMBOK. SEPERTI. ORANG. BODOH- aku menongolkan kepalaku sedikit lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.

Berharap bahwa ‘makhluk’ yang ku hindari sampai aku bersembunyi hingga saat ini tidak ada.

Aku sedang menghindar dari 'makhluk' yang bernama Susan jika kalian ingin tahu.

Ya, Susan yang ‘itu’. Yang menyebarkan gosip palsu bahwa ia adalah pacarku, dan suka membully orang-orang termasuk Viola, orang yang aku sukai.

Kalian tidak salah baca tenang saja.

Aku memang menyukai Viola.

Sudah sejak pertama kali kami masuk kuliah. Tetapi aku masih tetap tidak tahan jika berdekatan dengan nya.

Karena baunya yang khas dan menggoda, juga bau darahnya yang sangat menggiurkan, aku takut jika nanti aku kehilangan kesadaran dan bahkan tanpa sadar melukai nya.

Karena itulah, aku selalu menutup hidungku jika sedang berdekatan dengan nya.

Pernah suatu ketika, saat aku sedang menyalin tugasnya dan duduk disebelahnya, dengan refleks aku langsung menutup hidungku. Dan aku melihat dari ekor mataku ia sedang menciumi baju dan tubuhnya. Sangat lucu. Aku sampai harus menahan tawaku melihat ekspresi heran bercampur bingung nya.

Mungkin ia berpikiran jika aku menutup hidungku karena dia sangat bau.

Oh ya, aku lupa memberi tahu kalian. Aku adalah Vampire. Penciumanku sangat tajam. Maka dari itu aku sering menutup hidung jika aku berpapasan dengan orang yang memiliki bau darah yang menggiurkan.

Saat aku sedang bersiaga ingin keluar dari tempat persembunyian ku, tidak sengaja aku melihat Viola yang sedang berjalan bersama seorang pria.

Dan aku tahu pria itu.

Dia bukan seorang pria biasa.

Dia adalah Vampire.

Aku bisa merasakan nya karena kami berasal dari bangsa yang sama. Aku juga bisa merasakan bangsa lain, yaitu Werewolf.

Semakin kuteliti wajah pria itu, semakin datang pula ingatanku akan sesuatu.

Sesuatu yang mengerikan.

Namanya adalah Alexander Gerald Strom.

Seketika mataku membelalak.

Ia sangat terkenal di kalangan bangsa kami.

Bahwa ia adalah Vampire yang sangat jahat, dan satu-satunya Vampire yang tidak mau bergabung dengan Vampire lain yang sepakat untuk membaur dengan manusia, dan tidak meminum darah manusia lagi. Juga satu-satunya Vampire yang memiliki kekuatan penyembuhan yang sangat cepat.

Lalu satu-satunya Vampire yang mendirikan sebuah istana -yang entah dimana- dengan bantuan penyihir-penyihir yang tidak diketahui berasal dari mana dan ditemukan dimana.

Saat aku melihat ia menyeringai -walau hanya sesaat karena ia dengan cepat merubah ekspresinya-, saat itu pula aku merasakan perasaan yang sangat tidak enak. Dan rasa khawatir ku semakin menjadi.

‘Kemana mereka akan pergi?’

Dengan perdebatan kecil antara pikiran dan hati ku untuk mengikuti atau tidak mengikuti, aku memutuskan untuk mengikuti mereka.

Dalam jarak yang sengaja kubuat sangat jauh.

Berharap mereka, -Alex lebih tepatnya- tidak akan menyadarinya.

VIOLA THE CHOSEN ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang