Jangan lupa vote and comment nya ya~
Kevin baru saja keluar dari salah satu toko untuk membeli minuman saat sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti tepat didepan nya.
Tak lama kemudian keluarlah seorang pria yang menatapnya tajam.
‘Cih. Lihatlah gaya nya itu. Sok sekali.’ batin Kevin seraya balas menatapnya tak kalah tajam.
“Dimana Viola?”
“Aku penasaran. Memang kau siapanya Viola sih?”
Bukan nya menjawab pertanyaan tersebut, Kevin membalas dengan memberikan sebuah pertanyaan yang selalu berada di pikiran nya itu.
James menyeringai. “Kheh. Aku? Kau bertanya aku siapa? Lucu sekali. HAHAHA.”
Kevin hanya menatap datar James yang sedang tertawa itu.
James yang menyadari tatapan Kevin pun akhirnya menjawab. “Aku adalah Mate Viola.”
Kemudian James melebarkan seringaian nya.
“Ternyata 'orang gila' ini masih bocah ingusan. Dan, Vampire eh? Cih, tak kusangka.”
Kevin menggeram kesal.
Ia akui jika ia sempat tertegun sebentar saat mendengar bahwa orang didepan nya ini adalah Mate Viola.
Tetapi ia merasa ragu dan hanya menganggapnya sebagai kebohongan belaka.
“Apa kau bilang?! Dan oh, mana mungkin om-om tua sepertimu adalah Mate Viola?” Kevin tak mau kalah.
Menyeringai, ia kemudian melanjutkan “Werewolf huh? Menarik.”
“Sialan! Aku bukan om-om! Umurku saja masih—“
“Ya ya ya. Mana ada om-om yang akan jujur dengan umurnya!”
“Kau!” James dengan kesal mencengkram kerah Kevin dengan sebelah tangan nya.
Sedangkan Kevin menyeringai senang. Menganggap bahwa ini adalah sebuah lelucon yang menyenangkan dan sayang untuk dilewatkan.
“Kesal eh? Lucu sekali. Yah, padahal aku ingin bekerja sama denganmu. Tapi kau malah seperti memusuhiku begitu. Yasudah, apa boleh buat. Aku minta tolong saja dengan yang lain.”
“Sialan!” James mau tidak mau akhirnya melepaskan cengkraman pada kerah Kevin.
Dan Kevin pun dengan segera menepuk-nepuk baju nya seakan tangan James dipenuhi oleh bakteri dan menempel di bajunya.
“Baiklah bocah. Apa maumu?” James akhirnya menyerah, mencoba bekerja sama.
Kevin menyipitkan matanya sesaat sebelum menjawab.
“Aku melihat Viola diculik oleh seseorang. Bukan seseorang yang biasa. Dia adalah Vampire. Entah apa tujuan nya menculik Viola tetapi yang kutahu dari berita di kaum kami, dia sangatlah berbahaya. Namanya adalah Alex.”
James seperti sedang mengingat sesuatu. Tak lama kemudian ia membelalak tak percaya.
“Alex kau bilang?”
“Ya. Ada apa? Kau sepertinya tahu sesuatu?”
James menatap Kevin horror.
“Dia..orang yang pernah datang dengan tiba-tiba mengunjungi kamar rawat Viola saat dirumah sakit satu minggu yang lalu.”
Kevin balas menatap James dengan pandangan tak kalah horror.
“Jadi dia..memang sudah merencanakan semua ini sejak saat itu..”
“Ya. Memang pada saat aku berpapasan dengan nya saat itu, aku merasakan firasat buruk. Tetapi aku malah melupakan nya! Argh sialan!” James menjawab seraya mengacak rambutnya furstasi.
“Dasar om-om pelupa!” Kevin memutar bola matanya kesal.
“Ternyata dia memang tidak boleh diremehkan. Dan omong-omong, aku punya berita menarik.” Sambungnya seraya menyeringai.
“Apa?”
Kevin melebarkan seringaian nya.
“Aku memotret nomor plat mobilnya.”
James ikut menyeringai mendengar ucapan Kevin.
“Ternyata kau pintar juga, bocah.”
“Sialan! Jangan panggil aku bocah! Dasar om-om tua!”
“Kau juga jangan memanggilku dengan sebutan om-om tua! Menggelikan!”
“Kau kan memang om-om!”
“Kau juga masih bocah! Dasar tidak mirror! Ah sudahlah! Lebih baik kita mencari Viola sekarang!”
“Memang kau bisa melacak?”
“Tidak.” Jawab James polos.
“Cih. Apa-apaan! Kalau tidak bisa melacak, bagaimana kita bisa menemukan nya dasar om-om tua pelupa dan bodoh!”
“Sialan kau bocah ingusan!” James menempeleng kepala Kevin.
Kemudian ia menyeringai seakan teringat akan sesuatu.
“Tapi aku tahu siapa orang yang bisa diandalkan.”

KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA THE CHOSEN ONE
Hombres LoboViola Vender. Gadis berumur 19 tahun dengan penampilan yang bisa dibilang cupu, sehingga ia selalu ditindas. Gadis yang dulunya tumbuh disebuah panti asuhan. Sampai ia bertemu dengan Nami dan Steven, dan menjadi sahabat mereka. Tidak ada yang tau, b...