AUTHOR

957 42 1
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya~

Setelah dua jam lamanya James dan Kevin mencari keberadaan mobil Alex, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah rumah sederhana yang terlihat normal dan tidak mencurigakan sama sekali.

“Kau yakin ini rumahnya?”

Kevin yang merasa tidak yakin pun akhirnya bertanya kepada James.

“Sebenarnya tidak. Tapi mau bagaimana lagi, mobilnya saja ada disitu.”

“Aneh. Ternyata rumahnya tidak semengerikan seperti yang kubayangkan.”

James menoleh menatap Kevin penasaran.

“Heh. Memangnya kau pikir akan bagaimana?”

“Yah, rumah besar dan gelap yang sangat terpencil. Ditambah dengan lahan luas yang kosong. Banyak pohon-pohon dan banyak kelelawar berterbangan menglilingi rumah besar itu.”

“Hah? Pft-HAHAHA! APA-APAAN ITU! KAU SERING MENONTON KARTUN TERNYATA! HAHAHA LUCU SEKALI!”

James tertawa terbahak-bahak seraya menepuk-nepuk pundak Kevin.
Kevin pun dengan cepat menepis tangan James yang sedang menepuk-nepuk pundaknya itu.

“Sialan kau om-om tua! Apa kau tidak merasa aneh jika Vampire yang sangat terkenal jahat itu ternyata hidup didalam sebuah rumah yang terlihat sederhana dan bukan nya di sebuah rumah besar atau bahkan istana?! Sudahlah, sekarang ayo kita turun!”

Kevin bersiap membuka pintu saat James menahan pundaknya.

“Hm, benar ju—hei tunggu dulu! Jangan gegabah! Lebih baik kita sembunyi dan tunggu sampai dia keluar.”

James pun melajukan mobilnya pelan ke arah rumah kosong yang ternyata disebelahnya ada sebuah lahan parkir berukuran sedang.

Beruntung karena lahan tersebut berada di bagian sebrang rumah Alex. Yang berarti mereka bisa sangat jelas melihat keadaan rumah Alex.

Meski James dan Kevin merasa aneh karena disebuah perumahan ternyata ada lahan parkir pribadi. Tetapi mau tak mau mereka pun tetap memarkirkan mobil disana.

Mereka terus mengawasi rumah tersebut sampai Kevin yang merasa bosan akhirnya keluar dari mobil.

“Kau mau kemana bocah?!”

Kevin menguap seraya merenggangkan badan nya dan berkata “Aku bosan. Daripada hanya duduk diam seperti orang bodoh yang malah membuatku mengantuk, lebih baik aku jalan-jalan saja.”

Kevin pun berjalan tanpa menghiraukan ucapan James.

“Hei bocah! Sialan! Orang bodoh katanya? Cih. Sok sekali dia!”

James yang berniat untuk keluar mobil segera mengurungkan niatnya tersebut saat mendapati bahwa ada seseorang yang berpakaian serba hitam sedang bersembunyi. Dan pada saat Kevin yang tidak tahu melewatinya, ia pun lalu berjalan mengikuti Kevin.

James menyeringai.

Dengan cepat James pun mengeluarkan ponselnya dan mengetik sebuah pesan kepada Kevin.

Setelah diam dan berpikir sesaat, James pun semakin measa aneh pada tempat ini. Ia mengedarkan pandangan nya sesaat, kemudian ia pun mengetik sebuah nomor lalu menempelkan ponselnya ke telingnya.

Tak lama setelah itu, seseorang di sebrang sana menjawab.

[Ada apa?]

“Steve. Aku ingin meminta bantuanmu.”

[Hah, sudah kuduga. Baiklah. Apa?]

James menyeringai lebar.

***

Setelah membaca pesan dari James, Kevin menghela nafas. Ia pun mengadahkan kepalanya ke atas dan melihat langit.

Ia sudah menduga bahwa ini akan terjadi. Karena sejujurnya ia tidak bodoh dan sudah mengetahui dari awal bahwa ada yang tidak beres di tempat ini.

Terlalu sepi dan terlihat seperti sangat teratur.

Seakan-akan ada seseorang yang sudah menjadwalkan setiap kegiatan disini.

‘Kenapa secepat ini sih. Padahal aku sedang tidak mood. Eh? Apakah gerhana bulan totalnya hari ini? Memang sih tadi aku sempat mendengar orang-orang banyak yang berbicara tentang gerhana bulan total. Tapi aku tidak menyangka akan terjadi hari ini.’

Kevin pun menyeringai.

‘Yah, tidak apalah. Itu berarti kekuatanku pun bertambah. Heh, mood ku juga berubah dengan sangat cepat. Aku menjadi tidak sabar.’

Kevin semakin mempercepat langkahnya.

Saat ia mendengar suara langkah kaki lain dibelakangnya yang mencoba mengejarnya, ia pun semakin menyeringai. Ia akhirnya memutuskan untuk berlari.  Dan dengan kekuatan larinya yang sangat cepat, tidak sengaja matanya yang tajam itu melihat sebuah gang sempit didepan.

Lalu saat berada di samping gang tersebut, dengan cepat ia bersembunyi di balik tembok gang tersebut.

‘Heh. Pasti dia sekarang sedang panik karena kehilangan jejak ku.’

Tak lama ia pun seperti mendengar langkah kaki yang terburu-buru melewati gang tersebut.

Saat merasa sudah aman, ia pun berniat untuk keluar dari gang tersebut.

Saat ia berbalik ingin keluar dari gang sempit itu, matanya membelalak lebar karena terkejut mendapati seseorang yang sangat dikenalnya berdiri menatap dan menyeringai dihadapan nya.

“Kau!”

“Hehe. Ketemu kau, darling.”

VIOLA THE CHOSEN ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang