Jangan lupa vote and comment nya ya~
Dua perempuan yang masih asyik berceloteh-ria tidak menyadari dengan adanya kehadiran sosok lain di ruangan tersebut.
Sosok itupun mendekat. Berjalan ke arah mereka dengan tangan terkepal.
"Oh. Jadi ini yang namanya pekerjaan seorang maid. Duduk dan berbincang-bincang didalam kamar tuan nya dengan santainya." Ucap sosok tersebut dengan menekan kata "kamar" dan "tuan".
Refleks, kedua perempuan itu pun bangkit berdiri seraya menoleh ke arah sumber suara.
"T-tuan!"
"Alex!"
Yang disebut hanya bersedekap menatap tajam salah satu dari dua perempuan itu.
"Tidak kusangka ternyata kau seperti ini, Sarah. Bodoh sekali aku yang sudah mempercayaimu."
Sarah -nama dari salah satu perempuan itu- menunduk. Tidak berani melihat ke arah tuan nya.
Tubuhnya mulai bergetar, ketakutan. Membayangkan akan apa yang nanti dilakukan tuan nya tersebut kepada dirinya.
Perempuan lain atau yang biasa dipanggil dengan nama Viola, dengan cepat memahami situasi.
"Sarah, tidak apa. Kau boleh keluar." Seolah tidak mempedulikan sosok lain diruangan tersebut, Viola dengan lembut berkata seraya mengelus punggung Sarah, menenangkan nya.
Sarah yang mendengar itupun dengan cepat menunduk hormat sebelum berjalan keluar.
Tinggalah 2 sosok diruangan tersebut.
"Alex, Sarah tidak salah. Aku yang salah karena memaksa bahkan menyeretnya untuk masuk. Jika kau ingin menghukum dia, hukmlah aku saja. Jangan dia." Viola dengan berani berkata seraya mendongak menatap kedua mata Alex yang lebih tinggi darinya.
Alex hanya diam, menatap balik kedua mata Viola yang berbeda warna. Mendapati sorot ketegasan dalam mata tersebut.
Perlahan, raut wajah Alex melunak. Sudut bibirnya mulai naik.
Kedua tangan nya dengan cepat menarik Viola, merengkuhnya.
"Kau memang sangat baik sayang." Ucapnya seraya mengelus lembut rambut Viola.
"Tapi maaf, aku bukanlah orang yang seperti itu." Setelah mengucapkan itu, dengan cepat kedua tangan Alex menangkup pipi Viola, mengarahkan keatas untuk menatapnya.
Viola yang masih terkejut, hanya diam terpaku saat ia menatap kedua mata Alex yang berubah warna menjadi merah.
Alex menyeringai. Sedikit demi sedikit, warna mata nya berubah menjadi normal kembali.
"Maaf sayang, aku harus melakukan ini kepadamu karena sesuatu yang menyenangkan akan segera dimulai. Sekarang, kau hanya bisa mendengar kata-kata yang aku ucapkan."
Seringaian Alex bertambah lebar saat melihat Viola yang didekapnya hanya mengangguk tanpa ekspresi dengan pandangan kosong.
○○○
○○
○Perlahan, langkahnya melambat sebelum akhirnya berhenti dengan sempurna.
Ia merasa bersalah. Tidak seharusnya Viola berada disana, melainkan dirinya. Juga tidak seharusnya Viola yang mendapat hukuman, melainkan dirinya. Ia hanya terlalu takut dan tidak dapat berpikir jernih saat berhadapan langsung dengan tuan nya.
Sekarang pikiran nya hanya dipenuhi oleh satu pertanyaan. Bagaimana keadaan Viola didalam sana?
Perlahan, tangan nya tekepal. Ia betekad untuk kembali ke ruangan tersebut. Biarlah dirinya yang dihukum, asalkan jangan Viola. Perempuan itu sudah terlalu sering mengalami hal-hal yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA THE CHOSEN ONE
WerewolfViola Vender. Gadis berumur 19 tahun dengan penampilan yang bisa dibilang cupu, sehingga ia selalu ditindas. Gadis yang dulunya tumbuh disebuah panti asuhan. Sampai ia bertemu dengan Nami dan Steven, dan menjadi sahabat mereka. Tidak ada yang tau, b...