VIOLA

1K 50 0
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya~

Aku membuka mata.

Hal yang pertama kali kulihat adalah langit-langit kamar.

‘Apa tadi itu hanya mimpi? Tetapi kenapa terasa sangat nyata sekali?’

Aku berusaha untuk duduk seraya mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan.

Mataku seketika terbelalak.

‘Ini bukan kamarku!’

Dengan panik aku menoleh ke arah tubuhku, dan bernafas lega. Tetapi belum pulih rasa keterkejutanku barusan, tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok Alex yang berjalan menghampiriku.

Aku menatapnya lekat. ‘Jadi ini..di rumah Alex? Di kamarnya..? T-tapi kenapa..?’

Namun entah kenapa tiba-tiba aku seperti bisa melihat sesuatu yang sangat besar dan juga sangat menakutkan dalam diri Alex.

Sesuatu yang berbeda yang kulihat pada saat Steven dan Nami memberitahuku bahwa mereka adalah Werewolf -yah padahal aku sudah merasa aneh sih dengan mereka saat mereka belum memberitahuku. Aku juga seperti melihat sesuatu yang berbeda dalam diri mereka-.

Dan oh, aku lupa memberitahu kalian jika aku sebenarnya sudah tahu kalau James adalah Werewolf. --omong-omong, aku bisa mengetahuinya karena aku dapat merasakan dan melihat sesuatu dalam diri James sama persis dengan apa yang kulihat dalam diri Steven dan Nami.

Dia belum memberitahuku sih. Apa lebih baik nanti aku pura-pura terkejut saja ya? Hehe. Entahlah, aku juga bingung dan tidak mengetahui bagaimana bisa aku dapat melihat atau merasakan sesuatu yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain-.

Tanpa sadar aku memundurkan tubuhku dan..crap! Punggungku menabrak sisi kepala ranjang.

Yang artinya aku sudah terpojok dan tidak bisa menghindar lagi.

“Kenapa hm? Aku tidak akan menyakitimu sayang.”

Kulihat Alex yang menaiki ranjang dan semakin mendekat.

Tubuhku gemetar.

Aku menutup kedua mataku dan mengangkat kedua tangan kedepan wajahku.

Salah satu sebuah self defense untuk melindungi diri.

Aku sedang membayangkan hal-hal mengerikan yang akan terjadi kepadaku ketika sebuah tangan kekar memegang tanganku, juga elusan lembut pada rambutku.

“Maafkan aku. Aku menakutimu ya? Sepertinya kau juga sudah tau jika aku bukanlah manusia.”

Aku hanya diam.

Tiba-tiba aku merasakan tangan nya yang mengelus kepala ku tadi berpindah melingkar dibelakang bahuku. Dan sebelah tangan nya yang juga melingkar di pinganggku.

Aku membuka mata terkejut.

Mengerjap.

‘D-dia..memeluk..ku?’

Wajahku memerah. ‘Bodoh! Bukan saatnya untuk memerah malu seperti ini! Aku harus segera memikirkan cara untuk pergi dari sini!’

“A-Alex..” Aku berusaha untuk lepas dari pelukan nya.

Tetapi yang kurasakan adalah ia yang semakin erat memelukku.

“Stt diamlah. Biarkan seperti ini sebentar.”

“T-tapi..”

‘Uh! Bagaimana ini?! Aku harus memikirkan sebuah cara! Tapi..aku saja tidak tahu rumahnya berada dimana..Oh, ponselku! Baiklah, aku bisa mengirim pesan kepada James nanti!’

“Hei.” Saat aku sedang asyik berpikir, tiba-tiba kudengar ia memanggil dengan nada yang rendah dan dingin.

Ia juga melepaskan pelukan nya lalu kedua tanganya berpindah memegang bahuku dan menunduk menatapku tajam.

“Jangan pernah kau berpikir untuk melarikan diri dari sini sayang. Percuma saja, kau tidak akan berhasil. Dan ponselmu itu sudah ku buang.”

Mataku terbelalak. Menatapnya terkejut. ‘Bagaimana dia bisa tahu apa yang kupikirkan?! Jangan-jangan dia bisa membaca pikiran ku? Seperti terdengar tidak mungkin sih..tapi bagaimana jika ia memang bisa?!’

“Heh. Benar sayang. Aku memang bisa membaca pikiranmu.” Kulihat ia menyeringai. Lalu dengan cepat ekspresinya berubah menjadi menakutkan.

“Dan jika aku mendapatimu yang sedang berusaha untuk keluar dari sini, kau akan tahu akibatnya.”

Aku-yang merasa seperti terkena hipnotis saat menatapnya-hanya dapat mengangguk pasrah.

VIOLA THE CHOSEN ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang