ALEX

1K 50 0
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya~

‘Akhirnya sampai.’

Aku menoleh ke samping. Dan mendapati Viola yang masih tertidur –pingsan lebih tepatnya- dengan wajah polos nya.

Tanpa sadar aku menyeringai.

Kudekatkan tubuhku pada nya. Kemudian aku sedikit menundukkan kepala ku dan mengendus bau tubuhnya yang sangat memabukkan itu.

Seketika itu juga hasratku untuk meminum darah manusia tiba-tiba muncul kembali.

Ku buka mulutku dan secara otomatis taring yang selama ini bersembunyi pun keluar.

Baru saja aku menempelkan taringku pada tengkuknya ketika aku mendengar lenguhan pelan.

Dengan cepat aku pun tersadar.

‘Bodoh! Hampir saja aku kehilangan sesuatu yang sangat langka dan berharga ini! Sial! Aku tidak boleh terlalu lama berada dekat dengan nya.’

Aku menjauhkan tubuhku darinya dan menatapnya. Kudapati ia yang masih belum sadar.

Ternyata tadi ia hanya mengigau.

Menghela nafas, aku pun turun dari mobil ku dan berputar ke sisi pintu mobil yang lain. Aku membuka pintu mobilku dan menggendong Viola.

Kututup pintu tersebut menggunakan sebelah kaki ku dan berjalan ke arah sebuah rumah yang terlihat sederhana.

Saat aku baru saja memasuki rumah tersebut, aku melihat salah satu pelayan kepercayaanku datang menghampiri.

“Selamat datang, tuan” ucapnya seraya membungkuk.

Aku mengangguk sekilas. “Seperti biasa, kau tahu harus bagaimana.”

Kulihat ia mengangguk dan berjalan ke arah mobilku. Tak lama kudengar suara mobil berlalu.

Aku terus berjalan lurus hingga terlihat sebuah rak buku yang berukuran lumayan besar di pojok ruangan.

Dengan sebelah kaki ku aku menendang sebuah buku yang berada di barisan paling bawah.

Tak lama setelah itu rak buku bergeser dan telihatlah jalan setapak yang menuju ke arah sebuah istana.

Ya, kalian tidak salah baca. Sebuah istana. Istana ku yang tersembunyi selama ini. Oh, aku lupa memberitahu kalian. Aku ini adalah Vampire. Dan asal kalian tahu saja, semua rumah yang berada disekitar sini adalah milikku.

Yah bisa dibilang aku membuat sebuah perumahan sebelum ada perumahan-perumahan lain nya didaerah ini.

Wajar saja jika selama ini tidak ada yang mengetahui keberadaan istanaku yang sebenarnya. Karena jika dilihat oleh manusia biasa, ini hanyalah sebuah perumahan yang normal.

Dan didalam perumahan yang kubuat ini, semuanya adalah orang-orang kepercayaan ku. Bukan hanya orang-orang kepercayaanku, tetapi juga para keturunan dari penyihir yang kutemukan dulu-walaupun ada satu yang keturunan peri sih-.

Karena aku hidup abadi, aku pun menyaksikan dunia yang perlahan-lahan berubah dan berkembang. Dan menyaksikan pula satu persatu para penyihir-penyihir hebat yang dulu kutemukan meninggal.

Walau sekarang hanya ada keturunan dari mereka, tetapi kekuatan mereka juga tidak bisa dianggap remeh.

Menarik bukan?

Baru saja aku melangkahkan kaki ku di pintu depan, aku melihat para pelayan di istanaku berdiri berjajar dan membungkuk menyambutku.

Aku hanya mengangguk sekilas dan berlalu menuju kamar.

Setelah kubuka pintu kamar –tetap dengan sebelah kaki ku tentunya- aku membaringkan Viola di ranjang berukuran King-size ku.

Lalu aku keluar dari kamar -membiarkan Viola beristirahat-dengan menyeringai.

‘Tidak akan ada yang mengetahui tempat ini. Akan kubuat kau menjadi milikku, Viola. Hanya milikku. Dan kita akan menguasai dunia!’

VIOLA THE CHOSEN ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang