VIOLA

1K 48 0
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya~

Aku menghela nafas.

‘Disini membosankan.’ Batinku seraya mengelilingi rumah –yang baru kusadari jika rumah Alex sangat besar-.

‘Ini sih bisa disebut istana, karena rumah biasa tidak mungkin sangat besar dan luas seperti ini.’

Oh ya, kalian pasti bertanya-tanya kan kenapa aku sekarang sedang berjalan-jalan mengelilingi rumah ini padahal tadi aku masih didalam kamar?

Hah.

Mengingatnya saja sudah membuat aku merinding. Tapi baiklah, akan aku ceritakan.

Jadi saat Alex selesai mengancamku dengan berkata “Dan jika aku mendapatimu yang sedang berusaha untuk keluar dari sini, kau akan tahu akibatnya.” Lalu dengan aku yang mengangguk pasrah sebagai jawaban, ia tiba-tiba menjauhiku, bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar tanpa sepatah katapun.

Dan aku tidak melihatnya dimanapun sampai sekarang.

Mungkin ia sedang pergi? Entahlah itu bukan urusanku.

Malah sebenarnya aku sedang sangat berharap agar tidak bertemu dengan nya dulu.

Karena Alex yang kulihat tadi -saat dikamar- sangat berbeda dengan Alex yang ku temui pertama kali di rumah sakit.

Seperti ada sesuatu besar dan menakutkan yang akan muncul dari dalam dirinya.

Dan sebenarnya aku sekarang sedikit ketakutan karena aku merasa seperti ada yang mengawasi dari tadi.

Tetapi saat aku menoleh kebelakang, aku tidak melihat siapapun.

‘Hantukah?’ Aku menggeleng cepat.

‘Mungkin pencuri? Atau..pembunuh?’ Seketika aku merinding dan dengan sedikit berlari aku berharap untuk cepat-cepat menemukan ujung lorong yang baru kusadari jika panjangnya seperti ular ini.

Sebenarnya lorong ini seperti lorong-lorong yang berada disebuah istana jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Dimana kita bisa melihat halaman serta langit dari celah-celah dinding.

Dah oh! Baru kusadari jika ternyata sekarang sudah malam! ‘Apakah karena aku sejak tadi berada dikamar, jadi tidak menyadarinya ya?’ aku mengengkat bahu tidak peduli.

Dari ekor mataku, aku bisa melihat bulan yang berbentuk bulat sempurna.

‘Bulan purnama!’ batinku. Aku pun segera berhenti dan menoleh.

Kupandangi dengan takjub bulan purnama yang seakan sangat dekat itu. Sejak dulu aku memang sangat menyukai bulan, entah kenapa.

Aku juga seperti merasakan sesuatu yang bergejolak dalam diriku pada saat aku sedang menatap bulan -dan omong-omong, aku sudah tidak merasakan seperti sedang diawasi lagi-.

‘Indahnya..’

Aku masih terkagum-kagum sendiri saat tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang berbeda pada kedua telapak tanganku.

Aku menoleh dan terbelalak, melihat kedua telapak tanganku yang bercahaya biru. Dan cahaya biru itu mengelilingi masing-masing telapak tanganku.

Aku mengerjap bingung. Sejenak aku berpikir.

Kemudian aku berniat untuk mencoba apa yang tadi sempat aku pikirkan.

Saat aku mengulurkan kedua tangan ku kedepan -dengan sebelah tangan berada di atas tangan lain nya- aku melihat diantara telapak tanganku muncul sebuah cahaya biru lain yang berbentuk seperti bola.

Saat aku mengulurkan kedua tangan ku kedepan -dengan sebelah tangan berada di atas tangan lain nya- aku melihat diantara telapak tanganku muncul sebuah cahaya biru lain yang berbentuk seperti bola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan oh god! melayang dengan cepat lalu menabrak dinding didepanku.

Aku terkejut -ralat, sangat terkejut.-

Dan menatap dinding yang sekarang bagian tengahnya itu retak dan berbentuk bulat seperti bola. Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri –memastikan kalau tidak ada yang melihat- aku langsung membalikkan tubuh, dan berlari kembali menuju kamar.

Sambil berlari, aku mengingat-ingat dimana kamar Alex berada. Karena yah, aku hanya mengetahui kamar dia saja.

Padahal saat aku berjalan-jalan tadi, aku melihat banyak sekali pintu. Penasaran sih memang pintu tersebut mengarah ke ruang apa. Tapi memang pada dasarnya aku ini penakut, jadi aku sudah memikirkan yang tidak-tidak bahkan sebelum membukanya.

Tidak lama aku melihat sebuah pintu yang berbeda dengan pintu lain nya. Sedikit lebih besar dan warnanya yang hitam. Akupun langsung mengetahui jika itu adalah pintu kamar Alex.

Saat sampai dikamar, aku yang sudah sangat penasaran pun langsung duduk di sofa dan mengangkat kedua tanganku. Seketika itu juga, muncul cahaya biru di atas telapak tanganku.

 Seketika itu juga, muncul cahaya biru di atas telapak tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasa aneh pada diriku sendiri.

Mengacak rambutku frustasi, aku akhirnya berhenti memikirkan hal yang tidak mungkin seraya berjalan ke ranjang berukuran King-size lalu berbaring.

Entah ini karena aku yang memang pada dasarnya kebo, atau kasur ini yang nyaman sampai seperti menyerap kesadaran ku, yang jelas aku merasa mataku kali ini sangatlah berat.

Dan tak lama kemudian, seperti yang kalian bisa tebak, aku pun tertidur.

VIOLA THE CHOSEN ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang