special chap; ayah dan bunda

495 72 14
                                    

wanita itu mengerjapkan matanya, sinar matahari yang mengintip dibalik gorden berwarna merah maroon itu membuat pupilnya mengecil

ia menggeliat kecil di ranjangnya. dan memutar kepalanya ke sisi kanan, dimana seorang laki-laki yang berstatus suaminya selama kurang lebih 18 tahun ini tengah terlelap dalam damai

wanita itu menyunggingkan senyumnya, seperti yang selalu ia lakukan selama ini. bahagia sesederhana melihat lelaki itu saat ia membuka matanya setiap pagi

ia bangkit dari ranjangnya, bersiap memulai pagi dengan status ibu rumah tangganya ini. dan hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya yang sedang menempuh pendidikan di sekolah yang dulu merupakan sekolahnya juga, sma angkasa

langkah kakinya terhenti di meja riasnya, berniat memperbaiki penampilannya agar setidaknya manusiawi untuk dipandang. namun, pandangannya menangkap sesuatu yang janggal,

milik siapa kotak berpita yang ada di mejanya ini?

ia iseng membuka kotak itu, dan isinya adalah alasan utama hadirnya senyuman lebar yang kini terpatri sempurna di wajahnya. tanpa babibu lagi, ia menghampiri sosok pria yang telah mengucap janji suci dengannya 18 tahun silam tersebut

"sayang, sayang bangun" ucapnya membuat mata lelaki itu terbuka perlahan

ia mengernyit, karena mendapati hal pertama yang menyambut pandangannya adalah wajah istrinya yang tengah tersenyum cerah, memandanginya dengan pandangan yang begitu bahagia

"kamu kenapa?" tanyanya terduduk di ranjangnya

wanita itu tak menyahut, dan malah menghambur ke pelukan lelaki itu erat membuatnya kebingungan sendiri

"happy anniversary, sayang" bisiknya di telinga sang suami dan melepaskan pelukannya

lelaki itu ikut tersenyum, dikecupnya dahi wanita nomor satu dihatinya itu dan balas berkata "happy anniversary too, sayang"

ditariknya wanita itu ke pelukannya lagi, didekapnya erat seolah mereka adalah dua insan yang akhirnya bertemu setelah sekian lama

"tumben-tumbenan kamu ngucapin duluan, biasanya harus aku duluan yang ngucapin" ujar lelaki itu

sang istri tersenyum malu-malu "hadiah kamu lucu soalnya, makasih ya"

lelaki itu mengernyitkan dahinya, ia benar-benar bingung sekarang. "hadiah? sayang, aku belum ngasih hadiahku buat kamu kok"

wanita itu menarik dirinya menjauh dari sang lelaki "maksud kamu? terus, ini apa?"

lelaki itu memandangi foto berbingkai persegi panjang itu dengan heran, pasalnya memang bukan ia yang menyiapkan kado itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lelaki itu memandangi foto berbingkai persegi panjang itu dengan heran, pasalnya memang bukan ia yang menyiapkan kado itu

siapa yang menaruh kado tersebut di kamar mereka sepagi ini?

Asikin; pristeen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang