our hour

132 14 3
                                    

[ MulMed : Radit yang nggak sengaja mendengar lagu ini di lampu merah. ]







"BIAR AKU YANG PERGI, BIAR AKU YANG TERSAKITI"

"BIAR AKU YANG BERHENTI, BERHENTI MENGHARAPKANMU OH MANDAAA"

XI-IPS3 angkatan 21 SMA Angkasa memang sudah bisa disebut biangnya rusuh. Kelas ini tak bisa disebut XI-IPS3 kalau belum membuat keributan di pagi hari.

Kalau saja eksistensi mereka sudah mendapat pengakuan sejak jaman kerajaan, maka dapat dipastikan merekalah yang menjadi penyebab jin asuhan bandung bondowoso gagal menjalankan tugas mereka membuat seribu candi untuk roro jonggrang

Apa lagi kalau bukan dengan segala keributan serta suara sumbang Raditya Seungkwan yang sedang menangisi pupusnya harapannya untuk dapat bersanding dengan Manda, sang mantan ketua ekskul tari yang dirumorkan putus dengan pacarnya akibat skandal perselingkuhan

"KAU LEBIH MEMILIH JAMET ITU DARIPADA AKU, MANDA. CANTIK CANTIK RUPANYA KAU KATARAK" teriaknya mengakhiri pidato nestapanya tersebut

Namun bukannya memilih untuk mengamini ucapan Radit tersebut, rupanya teman-temannya memilih jalan yang jauh lebih ekstrim;

Menambah durasi kegalauan Radit.

"Kalo sama Rizal aja Manda katarak, sama lo apa dong? Buta??" Tanya Deby yang sedang membingkai alisnya

"Bukan buta Deb, cuman matanya ketutupan dajjal" sahut Dirga yang sedang memangku gitar, tak jauh dari bangku Deby

"Daripada lo galauin cewek macem Manda, mending lo cari gacoan di tinder dit. Percaya ama gue, Manda tuh uler! Ga percaya tonton ae Naruto" saran tidak berguna Inggi malah membuat Radit semakin gondok

"Astagfirullah, lo pada seneng banget sih tertawa diatas penderitaan orang. Lanjutin!" Seru Prama yang membuat senyum Radit luntur dan berganti menjadi ekspresi ingin memukul kepala Prama keras keras dengan kipas elektrik yang sedari tadi ia genggam

"Bangsat lo semua ye" ucapnya menunjuk ke segala arah

Rei melempar kulit kacang yang daritadi ia cemilin ke arah Radit "Yaelah cupu banget lu baru ditolak Manda langsung galau gini. Ke lintasan lah ntar malem, ntar gue kenalin ke anak unpad, cakep cakep njing. Lo tinggal pilih"

"Night ride lagi lo? Gue aduin ayah ye!" Ancam Keira yang masih trauma karna kakaknya pernah crash di lintasan, namun tidak parah

"Dikit lek. Balik balik gue masih utuh kok"

"Mata lo! Kagak! kenalan lo kaga ada yang bener!" Jawab Radit kesal

Jeje menatap teman-temannya yang masih belum puas menjadikan Radit bahan pembullyan mereka. Ia daritadi tidak mendapati keberadaan Salma di kelas itu

"Des des" Jeje mencolek bahu gadis yang tengah mendengarkan musik dengan earpods di depannya

"Paan?" Jawab gadis itu melepas sebelah earpodsnya ogah ogahan

"Liat Salma kagak?"

Alis Deshinta naik sebelah mendengar pertanyaan Jeje. "Lo kira gue maknya?"

"Nanya doang, babi— eeiya ampun des!!" Jeje membuat gestur menghindari Deshinta yang sudah mengangkat tinggi mistar besi di tangan kirinya

"Gatau gue. Tapi tadi gue liat dia mo bayar SPP tuh di sekre"

Jeje lega melihat Deshinta menurunkan penggarisnya. "Bilang daritadi kek,"

Deshinta mengedikkan bahunya acuh melihat Jeje yang berjalan cepat menuju pintu kelas, bahkan melangkahi tubuh Adi yang lagi tiduran di lantai bersama Daffa dan Aga

Asikin; pristeen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang