lo tau?

510 72 15
                                    

ting tong

daffa menekan bel rumah bercat krem itu sambil mengantongi kunci mobil avanza hitam miliknya. dengan sopan pemuda arsenio itu tersenyum saat seorang wanita keluar dari pekarangan rumah bergaya minimalis itu

"masih sore udah kopdar aja" kalimat yang terlontar dari bibir wanita bernama bomi abigail yang merupakan ibu kandung dari deby eunwoo damara, teman sekelas daffa itu sudah menjadi sapaan wajib setiap kali daffa datang menjemput deby

"engga kopdar tante, cuman mau nyobain ayam geprek deket sekolah yang baru buka. nanti buat tante daffa bungkusin deh" ujar daffa membuat tante abby, panggilan wanita itu terkikik geli sambil mencubit lengan daffa gemas

"tingkahmu wis kaya menantu aja"

"mama seneng banget sih ngerecokin daffa" deby yang baru datang langsung menginterupsi percakapan antara sang mama dan daffa

tak terima, tante abby pun membalas "emang cuma kamu yang bisa ngerecokin daffa?"

"paaaaah! mama lepas kontrol lagi nih!" teriak gadis bertubuh mungil itu membuat daffa tertawa kecil

"HEH! DEBY!"

deby berhasil menghindar dari jeweran maut sang mama dan langsung menarik tangan daffa menjauh dari gerbang rumahnya

🐣🐣🐣

"gue gatau kalo lo jago banget main DDR des. kampret gue kalah mulu" ujar pemuda bernama dika itu sambil menyeruput lemon teanya

"remeh-remeh sih lo sama gue. kualat kan. lain kali tuh kita harus ajak anak-anak ikutan" deshinta membanggakan dirinya sendiri karna menang telak dari dika

"gue gapernah ke tempat ginian sebelumnya. biasanya gue sama syl.."

deshinta tergelak, air muka dika berubah menjadi sendu kembali. gadis itu menghela nafas dan menepuk-nepuk pelan bahu dika

"gapapa. itu wajar kok kalo lo masih inget-inget semua memori sama dia. let it flow aja bro, sans" ia mengacungkan jempolnya pada dika

dari ujung mata, deshinta bisa melihat senyum tipis yang terukir halus di bibir dika

"lo sama rega gimana?"

"uhuk uhuk uhuk!!!" deshinta tersedak pop icenya begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan dika

"minum tuh pelan-pelan makanya!"

DEG

ia merasakan sentuhan tangan seseorang yang menepuk-nepuk punggungnya pelan. ia merasa sentuhan ini begitu familiar. di kepalanya terdoktrin satu nama yang kini muncul dalam khayalnya

"rega?"

🐣🐣🐣

"assalamualaikum"

"waalaikumsalamㅡ lah, mas jidan?" sajidan siwon handoko, dengan senyum lebar khasnya berdiri didepan pintu rumah eleanor yoona larissa

"biasa lin, ini waktunya duel catur sama si galih bajingan itu. aku ndak akan kalah kali ini" ujar jidan berapi-api, pemandangan biasa yang dilihat elin jika laki-laki di hadapannya ini dan suaminya sendiri yang notabenenya sahabat dekat ini bertemu, dunia tak akan terasa tentram lagi

"mas galih e lagi mandi. duduk dulu" balas elin mempersilahkan jidan masuk

"tanteeeeeee" dibelakang jidan, berdiri seorang remaja laki-laki berparas tampan yang sudah elin kenal sejak anak itu lahir ke dunia, seungcheol jefian

"loh? jeje ikut toh? gih sana, salma lagi motong rumput di belakang" tanpa babibu lagi, jefian langsung melangkahkan kakinya ke tempat yang dimaksud elin, ibu salma yang sudah seperti ibu kedua bagi jefian karena keluarga mereka memang dekat

Asikin; pristeen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang