"teruntuk deby eunwoo damara, ketahuilah bahwa tidak ada hal lain yang membuatku merasa lebih hidup selain suara tawamu
4221"
terdengar suara tawa kedua penyiar radio dari ujung sana saat membaca pesan dalam segment secret admirer di sebuah stasiun radio lokal tersebut
"yalord deb lo greget banget sih sampe ada yang ngirimin lo kayak ginian, di radio lagi" komentar seorang gadis berambut panjang yang kini menatap ponsel deby yang memutar siaran itu
yang ditanya hanya mengedikkan bahu sambil menaruh sirup jeruk dihadapan gadis yang merupakan teman sekelasnya itu
"gatau ya nggi, tapi gue suka aja dengerinnya. kalimat dia puitis banget" sahut deby sambil mengeringkan rambutnya
inggi mendecakkan lidahnya. "lo gak pernah cerita ke gue soal ini. gue juga pengen punya secret admirer biar keliatan femes"
deby menoel kepala gadis itu. "paling secret admirer lo diancem semua sama dimas. makanya lo tuh peka dikit, dimas tuh udah mengirim sinyal-sinyal cinta buat lo" si tunggal keluarga damara itu membentuk sebuah hati besar dengan tangannya di udara
"apaan sih lo goblok, dimas tuh temenan doang sama gue. udah ah, lo juga gak cerita ke yang lain?" deby terkekeh, inggi selalu salah tingkah kalau bicara tentang dimas. kentara sekali ada sesuatu yang spesial tentang perasaannya pada dimas
"pengalihan bokk. engga sih, ngapain juga ya gue cerita berasa penting banget. tapi gue pernah sih cerita ke daffa, soalnya kita pas banget dengerin siaran ini di mobil dia dan si secret admirer gue itu ngirim pesen kayak gini" inggi manggut-manggut mendengar penjelasan deby
"terus reaksi daffa gimana? ga cemburu gitu dia?" bantal berbentuk hati milik deby melayang kearah inggi dan dibalas umpatan anjir oleh gadis itu
"bajing lo. ya dia biasa aja lah"
inggi mendesah kecewa, padahal ia mengharapkan sesuatu yang seru terjadi. gadis itu menghela nafasnya dan meraih sirup yang tadi dibawa deby untuknya
"lo sama daffa itu sebenernya gimana sih deb?" tanya gadis bermata tajam itu, membuat deby mengalihkan fokusnya dari senandung pemuja rahasia milik sheila on 7 yang kini tengah mengudara di ibukota tersebut
ia mengerutkan keningnya "maksudnya gimana?"
"status hubungan kalian itu apa?"
"temenlah"
"basi deb, jawaban lo. lo gapernah jawab dari hati"
"nah elo sendiri gimana sama dimas?"
"temen doang lah"
"nah, sekarang siapa yang jawabannya basi?"
deby memasang senyum penuh kemenangan, membuat inggi mengacak rambutnya frustasi. deby selalu bisa mengelak kalau ditanya perihal hubungannya dengan pemuda berdarah blasteran itu
akhirnya inggi menyerah, deby tidak akan mau kalah. biarlah pertanyaan itu hanya tuhan dan deby yang tau jawabannya
🐣🐣🐣
"ya des yah? please lah tolongin gue sekali ini aja. abis ini engga lagi-lagi deh"
deshinta merasa risih akan tatapan orang-orang di kantin karena sedari tadi rega mengikuti kemanapun langkahnya pergi dan memohon-mohon agar gadis itu mau membantunya mendapatkan izin pulang lebih awal karena ia berniat menjemput alin dari sekolahnya di sma widyatmika
"enggak. gue bilang enggak ya enggak rega! lo tuh udah keseringan cabut akhir-akhir ini. gue mulu yang dipanggil mr. nichkhun gara-gara lo" ujarnya sambil mencoba menyantap mie ayamnya
"bilang aja gue mules, pusing apakek"
"ish! mr. nichkhun gabisa lo boongin, alasan kayak gitu udah mainstream banget dia gabakal percaya"
"tolongin gue lah des, berapa lama sih kita temenan sampe lo gamau nolongin gue?"
BRAKKK
"jangan bawa-bawa umur persahabatan kita ya anjing! kalo gue ga anggep lo temen, gue gaakan mau dibacotin tiap pulang sekolah sama mr. nichkhun!" deshinta tidak bisa menahan amarahnya karena rega terus-terusan mendesaknya
"lo gamau nolongin gue sekali lagi?"
ingin rasanya ia menuang es jeruknya ke kepala rega, agar pemuda itu bisa berpikir lebih logis dan manusiawi
"secara lo tiap hari cabut, gue harus bilang apa lagi ke mr nichkhun? lagian alasan lo egois banget ga"
rega masih kukuh memasang tampang memelasnya. "jadi lo udah ga peduli sama gue nih?"
"lo peduli gak sama gue ha!? emang segitu pentingnya jemput alin tiap hari?!" tenggorokan deshinta tercekat, dia tak sadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan
rega juga nampak terkejut, tapi ia melanjutkan. dengan suara mencicit pelan
"alin temen gue des, jelas lah gue peduli sama dia"
peduli lo ga wajar ga. lo lebih dari sekedar peduli sama dia
deshinta merasakan sesak di dadanya. wajahnya memanas, setitik demi setitik cairan terasa membendung di pelupuk matanya. siap untuk menganak sungai menuruni tulang pipinya yang tirus
sepenggal kalimat sarkas menggantung di lidahnya, namun ia seperti tak punya kekuatan untuk mengucapkannya pada orang yang telah membuat hatinya berdebar kencang itu
"..terserah"
hanya itu.
hanya itu yang bisa deshinta katakan.
hatinya berontak lagi. jika bahagia rega adalah alin, maka tak ada alasan bagi deshinta untuk mencegahnya
bagi deshinta, yang membuatnya patah hati sebenarnya bukanlah cintanya untuk rega,
..tetapi besar harapan yang ia gantungkan pada perasaannya yang ia sadar kini tidak akan pernah terbalaskan
🐣🐣🐣
huweeeeee akhirnya bisa update QAQ mana kependekan ini maaf banget huhu senin simulasi pula asdfghjkl
yaudah
voment yaa
ppai~
KAMU SEDANG MEMBACA
Asikin; pristeen ✔
Fanfictionsantuy selaw social 3. wwwwwwwwwwarning ⚠⚠⚠ (+) harsh word (+) lowercase---------------- (+) typo everywhere (+) au highest rank : #1st in pristeen (160518) #2nd in gesrek (140518) ©beanspetal, 2k18