Bab 2

3.9K 272 8
                                    

Pagi-pagi sekali Jessica dan Krystal berangkat ke Gwangju. Setelah 4 jam perjalanan mereka akhirnya sampai di Gwangju, sebuah desa yang tenang tanpa suara bising perkotaan. Disinilah ibu Jessica dan Krystal tinggal, di desa yang jauh dari kota Seoul yang membesarkan nama putri-putrinya. 3 hari yang lalu Jessica menelfon ibunya untuk menyiapkan segala sesuatu yang di butuhkan putrinya. Sica langsung mengutarakan niatnya untuk menjemput putri sematawayangnya. Ibu Sica seketika meneteskan air mata bahagia, putrinya dan cucunya akan bersatu hidup satu atap seperti 13 tahun silam

"Soojung-ah.. kau yakin dia mau ikut dengan kita? Aku gugup.." ucap Sica khawatir

"Ayolah eonni, dia putrimu.. dia tidak akan menolak ibunya. Ayo turun" jawab Krystal kemudian membuka pintu mobil dan berlari menghampiri ibunya

"Eommaaa, bogoshipo.. aku kangen" triak Krystal sambil memeluk ibunya dan di balas pelukan hangat ibunya

"Ya..ya.. kau baru dari sini sebulan yang lalu" kata Sica dingin, kemudian memeluk ibunya
"Apa kabar eomma? Maafkan Sooyoun baru bisa datang kesini. Eomma baik-baik saja?" Sambung Sica

"Uri ttal, Sooyeon-ah.. eomma merindukanmu. Kenapa kau tak pernah berkunjung kesini? Dan kenapa badanmu kurus sekali? Apa kau tak makan dengan benar? Kau masih bermimpi buruk Sooyeon-ah? Kenapa kau kurus sekali" balas ibunya sambil mencecar pertanyaan khawatir

"Eomma, kita baru sampai. Jangan beri pertanyaan berlebihan pada eonni. Biarkan dia istirahat, dan kenapa eomma menyambut kami sendirian? Dimana dia? Dimana keponakanku yang nakal" Krystal sedikit bingung karena biasanya setiap dia berkunjung ke rumah ibunya pasti mendapat sambutan dari 2 orang perempuan yang selalu mengembangkan senyum ceria. Namun kali ini berbeda, dia hanya melihat ibunya. Dimana bocah itu? Bocah cerewet yang selalu mencecarnya dengan berbagai pertanyaan

"Dia di kamar, sedari pagi dia tidak keluar kamar. Eomma sudah memanggilnya, tapi dia tetap tak mau keluar"

"Biar aku yang memanggilnya. Bocah itu, eommanya datang bukannya disambut malah mengurung diri di kamar" Krystal menggerutu sambil menaiki tangga ke lantai 2

***

"Dia sudah datang. Akhirnya dia ke sini, aku tak percaya dia menjemputku. Sudah 13 tahun dia meninggalkanku disini bersama halmeoni. Dia bahkan tidak melihatku sekalipun. Apa dia benar-benar ibuku? Apa dia yang benar-benar melahirkanku? Aku merasa Imolah ibuku, karna Imo lebih sering mengunjungiku" batin gadis itu sambil membenarkan pita di bajunya, dan tiba-tiba dikagetkan dengan suara pintu kamarnya yang langsung terbuka

"Yaa.. bocah nakal, kenapa masih disini? Kenapa kau tak menyambut kedatanganku?" Triak Krystal sambil melipat kedua tangan didada

"Welcome home Imo.." ucap gadis itu cengengesan sambil merentangkan tangannya dan memperlihatkan senyum cerianya
"Sudah puas Imo? Atau aku harus membawa benner besar untuk menyambutmu" lanjut gadis tersebut

"Dasar anak nakal.. sini kau, akan ku jitak kepalamu" ucap Krystal sambil merangkul dan menggelitik gadis yang memanggilnya Imo

"Hahahaha.. ampun.. Imo geli.. ampun.. ampun appo.. Imo lepaskan, ampun.."

"Rasakan.. ayo turun, ibumu sudah datang. Sambut dia beri dia pelukkan" sambung Krystal, yang hanya mendapat balasan bibir yang dikatupkan. Gadis itu diam bahkan kembali duduk di kursi belajarnya

"Wae.. kenapa diam? Ayo turun. Kau tak mau menyambutnya?" Tanya Krystal bingung. Gadis tersebut hanya menggeleng pelan, tidak tau harus berkata apa
"Bukankah kau sudah menunggunnya untuk menjemputmu? Ayo turun, aku temani"

"Sireo.. aku ingin di sini saja" tolaknya pelan

"Ya.. ayolah.. jangan seperti anak kecil. Ibumu sudah di sini. Ayo turun.. setidaknya sapalah dia terlebih dahulu" ucap Krystal lembut sambil membelai rambut panjang keponakannya yang di gerai

Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang