Bab 9

3.2K 231 6
                                    

Setelah sempat ijin selama 3hari, akhirnya Sinb masuk sekolah kembali. Hari ini Sinb diantar Jessica yang sudah siap untuk melaporkan kasus tindak kekerasan yang dialami Sinb pada pihak sekolah. Sinb dan Jessica duduk di belakang dengan tenang tanpa ada suara sedikit pun. Saat mobil yang dikendarai Max mulai masuk ke halaman sekolah, Sinb mulai cemas. Dia kawatir Jessica tak bisa membelanya karna setatus Mina putri seorang pejabat, tanpa dia sadari kegelisahannya diketahui Jessica

"jangan khwatir, aku akan membelamu sampai kau mendapatkan keadilan. Kalau perlu akan kubawakan pengacara" ucap Jessica santai sambil melihat berkas-berkasnya. Setelah turun dari mobil, Jessica dan Sinb berjalan ke ruang kepala sekolah. Tanpa sadar Sinb menggandeng tangan Jessica yang sama-sama dingin seperti tangannya. Mereka masuk ke ruang kepala sekolah dan disambut ramah oleh kepala sekolah

"aku sudah mendengar tentang semua yang terjadi. Aku juga sudah memanggil orang tua dari Mina. Tunggulah sebentar lagi mereka akan datang" tak menunggu waktu lama, orang yang di maksud masuk ke ruangan kepala sekolah. Sinb mengenal gadis cantik yang berjalan anggun. Gadis tersebut memancarkan aura berbeda sesuai dengan julukannya Black Swan, di sampingnya seorang perempuan berpenampilan khas istri pejabat yang usianya Sinb perkirakan seusia ibunya. Dia Mina berjalan pelan disamping ibunya kemudian duduk di hadapanya

"kedatangan saya ke sini bukan untuk meminta maaf. Tapi menghadiri undangan kepala sekolah. Lagi pula Saya yakin sekali bukan putri saya yang melakukannya" ucap wanita tersebut langsung, dan sedikit sombong. Jessica yang mendengar ucapan wanita tersebut diam, dan mengerutkan alis

"saya yakin sekali, kalau gadis tersebut yang berlebihan. Dia sengaja memfitnah putri saya agar bisa mendapat peran utama di pementasan seni tahun ini. Padahal dia murid baru di sekolah ini" lanjut wanita itu

"aku tidak memfitnahnya. Tapi memang dia yang melakukannya padaku" Sinb membuka suara membela dirinya

"apakah kau ada bukti? Tunjukkan padaku kalau kau memiliki buktinya" Mina membalas

"aku..aku.. aku memang tidak ada bukti tapi aku melihat kau yang melakukannya" Sinb gugup dia bingung karna dia tak memiliki bukti apapun, selain luka lebam di pipi kirinya yang mulai sembuh

"lihat.. kau bahkan tak dapat menunjukkan buktinya. Bisa-bisanya kau menuduh putriku yang melakukannya. Dasar gadis aneh" ibu Mina berteriak pada Sinb

"aku tidak aneh, tapi putrimu yang aneh" balas Sinb. wanita tersebut yang mendengar ucapan Sinb tiba-tiba berdiri dan akan menampar Sinb

"berani-beraninya anda mengangkat tangan anda kepada putri saya" dengan sigap tangan kanan Jessica menangkap tangan wanita tersebut dan menggenggamnya keras. Di tatapnya perempuan tersebut penuh benci. Sinb yang mengira akan mendapat tamparan, menggenggam tangan kiri Jessica ketakutan

"cukup.. sudah cukup anda menyalahkan putri saya nyonya. Saya sengaja diam, bersabar mengamati ada. Saya juga seorang ibu, saya tidak akan terima apabila putri saya diperlakukan secara tidak adil di sini. Bahkan dia mendapatkan luka lebam di pipi kirinya" Jessica melempar keras tangan wanita tersebut

"dan sekarang di depan kedua mata saya anda dengan berani akan menampar putri saya. Anda benar-benar melakukan kesalahan besar nyonya.. dan dengan begini akhirnya saya tau sekarang kenapa putri anda bisa berbuat kasar seperti itu, ternyata dia mendapatkan contoh dari anda" lanjut Jessica menatap wanita tersebut jijik

"tolong anda berdua tenang. Mari kita selesaikan ini dengan baik-baik. Nyonya Lee apa anda ingin secangkir teh hangat" ucap kepala sekolah sambil bersikap ramah kepada ibu Mina

"ya.. Sunbae.. aku sedang serius" Jessica berteriak pada kepala sekolah Sinb, yang membuat terkejut seisi ruangan tersebut. Pasalnya Sica memanggil kepala sekolah Sinb dengan sebutan Senior dan berbicara balmal (nonformal)

"Sica-ya, kita bicara diluar sebentar.. bisakah kita hentikan ini. Anggap saja tidak terjadi apa-apa dan kita bisa berdamai dengan tenang. Kau taukan kalau sampai ini tidak beres? Kredibilitasku sebagai kepala sekolah akan dipertanyakan, dan kau tau sendiri siapa nyonya Lee itu" Jessica di tarik keluar oleh pria paruh baya tersebut

"Jungsoo sunbae... kau tidak bisa bersikap tidak adil begini pada putriku. Aku akan melakukan apapun agar putriku mendapat keadilan" Sica meninggalkan seniornya dan kembali kedalam ruangan kemudian menelfon seseorang. Sica melihat Sinb yang tegang dan ketakutan, kemudian menggenggam tangan Sinb yang dingin

"jangan takut, aku akan melakukan apapun untuk membelamu. Meskipun nyawaku taruhannya" bisik Sica di telinga Sinb. yang membuat Sinb tenang dan menggengam balik tangan Sica. Beberapa menit kemudian pintu ruang kepala sekolah di ketuk seseorang, dan orang tersebut adalah Max sopir dan pengawal pribadi Sica yang membawa sebuah amplop besar berwarna coklat. Yang kemudian di terima Sica.

"didalam amplop ini terdapat beberapa bukti bahwa putri anda melakukan kekerasan terhadap putri saya. Kalau saya mau, saya bisa melaporkan putri anda ke kantor polisi kemarin. Dengan bukti ini sudah cukup membuat putri anda dihukum dijeruji besi. Dan akan membuat keluarga anda malu besar. Tapi saya bukan orang yang seperti itu, saya juga seorang ibu. Saya tak ingin putri anda yang luar biasa berbakat itu kehilangan masa depannya" Jessica menyerahkan amplop tersebut yang berisi foto sebuah rekaman kamera cctv dan hasil visum luka lebam Sinb. Semua yang melihat bukti tersebut terdiam termasuk Sinb yang tidak tau bahwa ibunya memiliki bukti yang luar biasa hebat. Berkat bukti tersebut kepala sekolah menghukum mina belajar dirumah selama 1 minggu dan setelah selesai masa hukuman tersebut dia harus membersihkan ruang ektra dance selama 1bln. Dan satu lagi, dia harus meminta maaf pada Sinb.

*


"sunbae.. kalau aku tidak menunjukkan bukti ini. Kau pasti akan tetap membela mereka kan?" Jessica melirik seniornya yang sedang meminum tehnya. Setelah semua masalah selesai Mina dan ibunya keluar dari ruangan tersebut di susul Sinb yang masuk ke dalam kelasnya. Sedangkan Jessica masih tinggal di ruangan tersebut

"tentu saja.. mereka yang telah membantuku menjadi kepala sekolah disini..hahaha" Jungsoo menjawab bercanda

"aish, jinjja... ini untukmu. Anggap saja ucapan terima kasih dariku karna kau membantu Sinb agar bisa sekolah disini"

"apa ini? Gumawo.." Jungsoo mengambil paper bag besar yang berisi pakaian dan kacamata rancangan Jessica 

"Sica-ah.. apa kau tak memberitahu Sinb tentang ayahnya? Putrimu sudah besar. Dia harus tau siapa ayahnya" lanjut Jungsoo sambil mencoba kaca mata pemberian Jessica

"tidak perlu.. Sinb tak perlu tau siapa ayahnya. Sinb putriku, dan Dia yang telah meninggalkanku di saat aku mengandung. Jadi Sinb tak perlu mengenal Dia"

"tapi Sinb perlu tau Sica-ah.. Dia juga harus tau kalau Dia memiliki anak darimu"

"apa karna kau dulu seniornya jadi kau membela dia?" Jessica bicara ketus, sambil meminum teh yang disuguhkan untuknya

"ania.. Sica-ah, kau juga juniorku saat sekolah musik. Kau harus ingat kalau aku dipihakmu, Aku bahkan berusaha mencarinya agar Dia tau kau mengandung anaknya. Tapi kau tahu sendiri, kalau aku tak bisa menemukannya"

"sunbae.. Sinb putriku. Aku tau yang terbaik untuknya, bahkan selama 16 tahun Sinb baik-baik saja tanpa pria itu. Aku pamit.. aku titip Sinb padamu" Jessica bangit berjalan keluar

"baiklah.. tapi kau harus ingat. Suatu saat Sinb akan mencari tau siapa ayahnya"










Aloha..

Bab 9 udah di up nih, semoga tidak bosan ya..

salam dariku,
Ssinda

Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang