Bab 3

3.8K 266 9
                                    

Sinb melepas pelukannya, mereka saling menatap canggung. Tidak tau harus berkata apa, Sinb melihat Sica tanpa ekspresi sedangkan Sica tidak tau harus berkata apa. Sampai suara Krystal memecah keheningan mereka

"Ayo turun.. eonni istirahatlah sebentar, dan kau anak nakal siapkan semua barang yang kau perlukan. Kita pulang ke Seoul hari ini juga" ucap Krystal menarik kakaknya keluar kamar Sinb

"Nde? Tapi.." ucap Sinb belum selesai yang langsung di potong Krystal
"Tidak ada tapi-tapian, aku hanya libur hari ini. Besok aku ada syuting dan ibumu yang sibuk ini sudah menyiapkan segalanya untukmu. Jadi jangan membantah dan cepatlah bersiap-siap" triak Krystal

Sinb masih termenung di tempat tidurnya, mengingat kejadian beberapa menit lalu. Dirasakannya pelukan ibunya yang tidak pernah ia rasakan bertahun-tahun lalu. Rasa hangat dari tubuh mungil yang memeluknya, hembusan halus nafas yang mengenai rambutnya, membuatnya ingin meneteskan air mata. Ia menginginkannya, ia merindukannya. Sinb ingin mengulanginya lagi, namun lidahnya kelu. Ia terlalu gengsi untuk mengucapkannya.

*

"Halmeoni.. aku tidak ingin meninggalkanmu.. halmeoni, biarkan aku tetap tinggal di sini eoh.." rengek Sinb manja pada neneknya

"Uri agi.. halmeonimu ini sudah tua, halmeoni sudah tidak bisa mengawasimu lagi. Sekarang tinggallah dengan ibumu, halmeoni akan sesekali berkunjung menemuimu" wanita tua itu memeluk sinb meneteskan air mata

"Eomma, aku pulang dulu" bisik Krystal memeluk ibunya

"Gumawo eomma.. sudah merawatnya selama ini. Aku minta maaf karena tak bisa berkunjung terlalu lama. Dan sekali lagi maafkan aku karena harus membawanya pergi" Sica memeluk erat ibunya, air matanya mengalir

"Eonni, gantian aku yang menyetir. Istirahatlah.. kau bocah nakal duduklah depan, biarkan ibumu duduk di belakang" ucap Krystal
"Tapi Soojung-ah.." sangga Sica yang langsung di bantah Krystal
"Sudah jangan protes, tidurlah dengan nyenyak . Bukankah tadi kau bilang setelah dari sini harus terbang ke Jeju untuk bertemu rekan bisnismu"

***

"Eonni, bangunlah.. kita sudah sampai" Krystal membangunkan Sica, menepuk lembut tangan kakaknya

"Kita sudah sampai Soojung-ah?" Sica menggeliat pelan, kemudian melihat putrinya dikursi depan yang tertidur "kau bangunkan Sinb, tunjukkan kamarnya. Aku harus mandi dan berangkat ke Jeju" Sica keluar dari mobil kemudian menelfon skretarisnya dan masuk ke dalam rumah

"Sinb-ah, bangun.. kita sudah sampai"

"Kita di mana Imo?" Tanya Sinb mengeliat, mengerjapkan matanya

"Dirumahmu.. bangunlah, ayo masuk.. diluar dingin"

Sinb yang baru pertama kali melihat rumah ibunya terkagum. Belum pernah ia melihat rumah sebesar ini. Selama ini dia hanya melihat satu-satunya rumah terbesar di Gwangju adalah rumah neneknya, tapi rumah neneknya masih kalah besar dibandingkan rumah ibunya. Bahkan saat dia masuk kedalam rumah, dia melihat ruang tamu dengan banyak kursi dan lampu hias yang indah. Masuk kedalam lagi terdapat ruang keluarga yang menyatu dengan meja makan dan dapur. Di sisi kanan rumah tersebut terlihat dari balik jendela-jendela kaca yang besar, kolam renang dengan lampu yang menyala di setiap pinggir kolam. Saat naik ke lantai dua, Imonya membukakan pintu kamar. Kamar tersebut begitu besar, 2x lebih besar dari kamarnya di Gwangju. Dindingnya di cat putih berpadu kuning. Tempat tidurnya berukuran besar bisa untuk tidur 2-3 orang, dibelakang tempat tidurnya terdapat sebuah ruangan khusus untuk menyimpan pakaian, sepatu dan aksessoris. Dan di sebelah ruang tersebut terdapat kamar mandi yang cukup luas, di samping jendela yang langsung menghadap ke taman bunga terdapat meja belajar dan rak buku dengan beberapa buku yang sudah tersusun rapi

Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang