Assalamualaikum wr.wb
Ini adalah cerita pertama yang kubuat.Tolong dimaklumkan jika banyak kesalahan kata dan typo bertebaran.Sebelum membaca marilah kita baca بسم ا لله الر حمن ا لر حيم terlebih dahulu.Happy reading. Don't forget to vote 😘😘😘***
Kisah ini berceritakan tentang seorang siswi yang nekad mencintai Gurunya sendiri.
Leefatunissa Nasyama, gadis yang usianya belum genap menginjak (17) tahun. Seorang gadis yang selalu ingin terlihat dewasa. Ia ingin selalu merasa bahwa dirinya sudah cukup pantas berdampingan dengan pria yang usianya sudah cukup matang.
Ghibran Arfan Alhusayn, laki-laki yang sudah cukup matang di usianya yang sudah menginjak 26 tahun. Ghibran adalah salah satu Guru di sekolah menengah atas. Guru yang terkenal dengan kekejamannya bila memberikan soal. Guru yang terkenal dengan sifat dinginnya. Kekilleran sudah melekat pada diri seorang Ghibran Arfan Alhusayn.
Leefatunnisa Nasyama. Gadis kecil yang biasa dengan sebutan Leefa.
'aku mencintaimu saat tau bahwa kamu yang akan menjadi imamku kelak.'
Perasaan suka yang Leefa miliki kepada Ghibran berawal saat Leefa tau, bahwa kedua orang tuanya akan menjodohkannya dengan laki-laki yang sekarang berstatus Gurunya.
Bagaimana bisa?
Rasa ini berawal dari keditakmungkinan seorang gadis yang bahkan usianya belum genap 17 tahun akan memiliki suami yang perpedaan usianya sangat jauh. Terpaut hampir 10 tahun.Karna sering memikirkan ketidak mungkinan itu. Tiba-tiba ada perasaan aneh di hati Leefa saat mengetahui bahwa dia, si Guru killer itu yang beku bagaikan beruang di kutub utara, Akan menajadi suaminya.
***
Tepat pada hari Senin.
Dimana mata pelajaran kedua di gantikan oleh pelajaran matematika.Di dalam kelas. Leefa duduk di kursi urutan ketiga dengan satu teman sebangkunya yang bernama Alif.
Hati Leefa selalu tak tenang. Seolah jantung tak peduli dengan debarannya. Dan darah tak perduli dengan desirannya.
Hari yang leefa tunggu-tunggu. Untuk bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan orang yang Leefa suka. Meskipun Matematika bukan pelajaran kesukaan nya. Bahkan Matematika adalah pelajaran yang dibencinya.
Padahal Leefa paham bahwa:فا لجا هل عد و لما حهله
Orang bodoh selalu memusuhi hal yang (sebenarnya) tidak mereka pahami.'
Ibnu Al-jauzi shoyd Al-Khotir/425Ya Leefa benci. Dia benci ketika tidak paham dengan penjelasan yang Ghibran sampaikan. Seolah Leefa membenci dirinya sendiri. Mengapa otaknya itu selalu telat mikir.
Rasa cemburu sering kali muncul, ketika teman satu kelasnya yang pintar dan rajin sering menjadi murid kesayangan para Guru. Termasuk pak Ghibran. tak jarang Leefa bersedih, dan selalu berakhir dengan menerutuki kebodohannya.
"Assalamualaikum," salam pak Ghibran
"Wa'alaikumsalam," jawab anak-anak serentak.
Yang paling menarik disini adalah tentang Ghibran Arfan Alhusayn yang nyaris tak pernah tersenyum.
"dasar beku," rutuk Lafa dalam hati
"anak-anak, sekarang kita akan belajar Matematika. Sekarang kita sudah memasuki semester dua. Kita akan belajar tentang Persamaan Liniear dua Variabel," jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPATAN TERAKHIR(On Going)
PoetryApa yang kalian lakukan ketika terlalu mencintai seseorang? Bertekad untuk mendapatkannya? Itu sudah terlalu umum didengar. Bagaimana jika kisah ini tentang seorang perempuan yang terlalu mencintai pria yang membencinya. Yang berat dari mencinta...