30. PERSIAPAN ULTAH

1K 29 0
                                    

Author POV

Kejadian semalam membuat suasana sarapan di meja makan menjadi hening.

Ghibran masih saja dengan sifat nya yang dulu Leefa kenal. Angkuh, suka ngambek, ingin menang sendiri. Meskipun begitu, rasa cinta Leefa untuk suaminya tak pernah memudar walau hanya sebutir debu.

"Hari ini Aa pulang jam berapa,? " Tanya Leefa guna memecahkan keheningan yang mencekam.

"gak tau."

"Alina sayang, udah selesai sarapannya?," Tanya Leefa pada putri kesayangannya.

"Belum Bunda," jawab Alina

"Nanti kalo Alina udah masuk SD gak usah di temenin Bunda yah," Ucap Ghibran. Leefa menatap Ghibran. Apa-apaan suaminya ini?

Alina terlihat mengangguk dengan melipat bibir nya lesu.

"A, kasian Alinanya kalo kelas satu gak Leefa tungguin."

"Anak kita harus di ajarkan mandiri."

"Tapi gak dengan cara ini A."

"Ini juga termasuk salah satu caranya, " Ucap Ghibran tak mau kalah lalu bernjak bangun dari meja makan.

"Leefa ma_ aws" Leefa menghentikan gerakannya yang hendak bangun mengejar Ghibran yang sudah terlanjur keluar. Kepalanya tiba-tiba terasa benar-benar sangat sakit. Rasanya seperti di tusuk-tusuk. Leefa memegang kepalanya dengan keras. Bulir-bulir air mata sudah terlihat di matanya.

Alina yang melihat Bundanya seperti menahan sakit langsung terbangun dari duduknya hendak memeluk Leefa.

Alina menangis. Ia Khawatir terjadi sesuatu dengan Bundanya.

"Nda" Leefa melihat raut muka anaknya seperti hendak menangis. Dengan sekuat-kuatnya, Leefa menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya.

"Bunda sakit ya?," Tanya Alina

"Enggak sayang, Bunda baik-baik saja." Leefa mengucapkan kalimat ini dengan ekspresi wajah yang di buat baik-baik saja. Padahal, rasa sakit di kepalanya tak kunjung hilang.

Leefa pergi ke kamarnya, meminum obat yang diberikan dokter.

***

Di sekolah Alina. Leefa menyaksikan putrinya sedang bermain dengan teman-teman seusianya. Alina terlihat bahagia. Leefa bersyukur memiliki anak seperti Alina. Leefa ingin menghabiskan hidupnya dengan orang-orang yang Leefa sayangi dan menyayangi Leefa.

Pikiran Leefa terbang pada kejadian tadi pagi di meja makan. Leefa sangat-sangat tidak setuju dengan keputusan suaminya. Menurut Leefa, walaupun Alina sudah memasuki sekolah dasar. Tapi, jika masih tingkat awal, Alina masih perlu bimbingan. Leefa hanya takut terjadi apa-apa dengan putrinya. Apakah sebagai seorang Papa, Ghibran tidak bisa merasakannya?. Gini nih, fase-fase dimana Ghibran terlihat menyebalkan. Mau menang sendiri. Mau nya dimengerti. Tapi gak mau mengerti.

Jika terus membayangkan tentang suaminya yang keras kepala. Rasanya hati Leefa terasa semakin dongkol.

***

Lima hari lagi adalah hari ulang tahun Alina di usianya yang akan menginjak lima tahun.

Leefa sangat antusias untuk merayakan ulang tahun putrinya. Ghibran sempat menolak ke inginan istrinya untuk merayakan ulang tahun Alina. Tapi Leefa memaksa. Ia hanya ingin mengenang moment seperti ini.

Leefa, Alina, dan Ghibran sedang pergi menunjungi toko kue. Untuk memilih kue mana yang akan dipesan untuk acara ulang tahun Alina nanti.

Dan pilihan Alina jatuh pada kue bertingkat bergambar Frozen.

Leefa juga sangat antusias memilih Dress untuk putri kecil nya. Banyak Dress yang mengemaskan. Pilihan Leefa jatuh pada Dress berwarna biru muda. Leefa merasa jika tema nya tentang Frozen bagus juga. Alina menyetujui apa yang dipilihkan Bundanya. Sedangkan Ghibran, dia terlihat acuh. Dari awal Ghibran sudah tidak setuju.

Menurut Ghibran, perayaan ulang tahun seperti ini anutan umat kafir. Salahnya Ghibran tak ada usaha sedikitpun untuk membuat Leefa mengerti

KESEMPATAN TERAKHIR(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang