Assalamualaikum
Happy Reading
Don't forget to vote***
"Saya terima nikah dan kawinnya Ghibran Afran Alhusayn dengan Leefatunnisa Nasyama dengan maskawin seperangkat alat shalat di bayar tunai".
"Saya terima nikah dan kawinnya Ghibran Afran Alhusayn dengan Leefatunnisa Nasyama dengan maskawin tersebut tunai"Ucap Ghibran menggema mengualangi kalimat sang penghulu.
"SAH semuanya" Ucap sang penghulu
Sahhhh.....
Ghibran Membuka kain penutup wajah yang Leefa gunakan.Leefa terlihat anggun dengan gaun pengantin putih tulang yang membuatnya elegant.
Ghibran dan Leefa saling mengaitkan cincin. Tak ada raut bahagia di wajah Ghibran.Dengan memejamkan mata Leefa merasakan Ghibran mencium keningnya.
Disaksikan dengan pilu oleh rekan-rekan Guru-guru yang lain. Yang juga mengenal Leefa sebagai murid nya.Sangat terkejut pastinya.Tak terkecuali Bu Rasya.
Di pelaminan Leefa memeluk erat bu Rasya...
"Leefa,kamu gapapa Nak?"tanya Bu Rasya ingin memastikan bahwa Leefa yang sudah ia anggap anak sendiri baik-baik saja.
Leefa mengangguk dengan senyum yang di paksa-paksakan.
Saat waktu shalat Dhuhur telah tiba. Setelah Leefa menghapus riasan make up nya.dan diganti dengan riasan make up yang baru. Juga dengan gaun muslimah yang baru. Leefa tak melihat pak Ghibran kembali.Rasanya Leefa ingin menangis.Apakah dirinya tak seditrima itu.
Hingga malam tiba. Ghibran belum kunjung kembali meskipun sudah beberapakali di hubungi oleh ke empat orang tua nya.
Leefa tak lagi bersanding di pelaminan. Apa kata para tamu undangan jika hanya ada mempelai wanitanya saja.
Setelah ba'da maghrib,tamu undangan semakin banyak.Dan Para keluarga semakin dibingungkan oleh hilangnya Ghibran.
Leefa mempunyai Feeling.Ia mencoba menyampaikannya kepada mama Ghibran
"Ma,Leefa rasa Pak Ghibran sedang di rumah sakit menjenguk Mba Aniss"
Dan setelah salah satu dari anggota keluarga keluar mengecek ke rumah sakit. Ternyata benar. Di ruangan itu, Ghibran sedang duduk di pinggir brankar yang Aniss tempati.Aniss masih setia memejamkan matanya.
***
Setelah banyak bujukan. Akhirnya Ghibran mau pulang. Dengan wajah Tanpa ada sedikitpun kebahagiaan Ghibran duduk bersanding bersama mempelai wanita yang tak di harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPATAN TERAKHIR(On Going)
PoesiaApa yang kalian lakukan ketika terlalu mencintai seseorang? Bertekad untuk mendapatkannya? Itu sudah terlalu umum didengar. Bagaimana jika kisah ini tentang seorang perempuan yang terlalu mencintai pria yang membencinya. Yang berat dari mencinta...