22.ANAK NAKAL

1.2K 38 0
                                    

Assalamualaikum
Semoga kalian semua adalah manusia yang tak pernah bosan menjawab salam.
Happy Reading 😘

***

Dedik demi detik.waktu terus berjalan.Alina At-taqiah al husayn sudah memasuki usianya yangbakan menginjak ke empat tahun. Dengan sabar Ghibran mengurus Alina,putri satu-satu nya.

Leefatunissa Nasayama Gadis itu masih setia menutup matanya. Entah ada di alam mana ia sekarang.

Pihak keluarga selalu menyarankan Ghibran untuk Mengikhlaskan Leefa pergi.Namun,Ghibran menolak, dengan tetap mau mempertahankan alat bantu kehidupan di tubuh Leefa.

Setelah Alina berusia tiga tahun. Ternyata ekspetasi Ghibran tentang Alina berbeda jauh seperti di mimpinya.

Jika di mimpi Alina adalah orang cerewet. Di dunia nyata Alina terlalu menutup diri pada dunia.

Alina terkesan cuek.Bahkan jika keingannya tidak di turuti Alina menjadi anak yang sangat nakal.

Tak jarang,ketika Alina di ajak pergi keluar untuk bermain. Pasti ada saja masalah yang di buatnya.

"Kenapa Alina rusakin mainan manda" Ucap Ghibran mengintimidasi putrinya.Alina dengan santai mensedekapkan tangannya di dada.Alina diam tampak acuh.Lalu mengurung diri di kamarnya.

"Alina sayang.Makan Yuk sama tante"Ucap Aniss berusaha membujuk Alina.

Tak ada reaksi dari dalam.Ghibran sama sekali tak membujuk Alina. Dia sudah tau bagaimana watak Putrinya.

***

Ghibran dan keluarga lainnya sedang memakan makan malamnya di meja makan.Terlihat Alina menuruni tangga dan ikut bergbung.Alina memang seperti itu,dan itu alasan Ghibran tak membujuknya. Nanti jika lapar ia akan keluar dengan sendirinya.

"Alina mau makan pake apa sayang"Ucap Anissa lembut.

"Pake tangan"dengan cuek Alina mengambil nasinya sendiri.

Ghibran POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghibran POV

Semakin dewasa, aku semakin tidak mengerti dengan cara berfikir putriku. Alina begitu Cuek,nakal,pembangkang.Sifatnya yang pembangkang lebih mendominasi kepada sifat Leefa.

Kuperhatikan Alina seolah tak bisa menerima kasih sayang dari Anissa. Selama ini, Anissa kulihat sangat menyayangi Alina.

"Pa,Alina mau sekolah"Dan satu lagi. Alina adalah pribadi yang to the poin. Tidak suka basa-basi.

"Boleh saja. Tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Nanti ketika Alina sudah sekolah.Alina harus mau di antar sama Mama Anissa"

"Tante Pa. Tante bukan Mama"

"Iya, terus Alina tidak boleh nakal kalo sekola"

"Yayaya,Jadi kapan Alina akan masuk sekola?"

"Lusa ya sayang"

***

Sesuai ke inginan Alina. Akhirnya Alina bersekolah di salah satu paud ternama di kota ini.


Saat jam istirahat tiba. Alina dan teman-temannya keluar kelas.

"Alin mama kamu mana"Tanya caca teman sebangku Alina.

"Mama?.Emang kenapa?"

"Aku kalo sekolah di antal mama. Yuk aku kenalin ke mama aku.

Alina memperhatikan interaksi antara temannya dan mama nya. Mama caca terlihat sangat menyayangi caca.

"Adek mama nya mana? "tanya mama caca.

"Alin sama tante.tapi tante pelgi"

Alina semakin hari semakin merasa asing dengan dirinya sendiri. Ia merasa berbeda.

Saat dirumah,

"Kenapa Alina sekolah gak di antal mama?"Alina berbicara sendiri dengan bayangannya di cermin. Alina berlari menuruni tangga.Pergi menuju kamar papanya.

"Papa papa papa"

Alina menarik tangan Ghibran keluar agar mau medengarkan apa yang Alina bicarakan.

"Papa, Alina kenapa sekola gadiantal mama?" Ghibran tidak kefikiran akan hal ini. Otomatis jika Alina sekolah. Alina akan lebih mengenal dua luar.

"Kan ada tante Aniss sayang"

Alina semakin merasa bahwa Alina tidak mendapatkan apa yang anak-anak seusianya dapatkan. Yaitu kasih sayang seorang Ibu.

***
Gabosen-bosen ngingetin jangan lupa vote yah. Komen kalo bisa

KESEMPATAN TERAKHIR(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang