Assalamualaikum
Happy Reading***
Ghibran melihat putrinya yang sudah berumur tiga tahun sedang berlari ke arahnya sambil menangis.
"Pa-Pa pa"Ghibran khawatir melihat putrinya yang tiba-tiba datang menangis sesegukan.
"Kenapa sayang"Ghibran mensejajarkan tubuhnya.
"Tadi,Al-Alin gak sengaja jatohin ku-kue punya tem-en Al-in. Dia nangis bilang-bi-lang ke ma-ma nya"
Ghibran mengelus kepala Alina
"Al-in mau punya ma-ma pa-pa.Alin juga ma-u adu-in ke ma'ma. Hu-hu-hu"
Hati Ghibran merasa miris mendengar penuturan putrinya. Ia tak sanggup memberikan sosok Ibu kepada Alina,ketika kejadian dua tahun lalu benar-benar membuat Ghibran merasa mati rasa.
Kepergian Leefa meninggalkan duka terdalam di hati Ghibran. Tak akan menyangka akan seperti ini jadinya.Hadirnya seorang Leefa bagaikan pelangi di hidup Ghibran.
Alina adalah anugrah terindah yang pernah tuhan berikan kepada Ghibran.Ghibran begitu menyayangi Alina. Sangat-sangat menyayangi.
Alina semakin tumbuh menjadi anak-anak.Yang Ghibran lihat di wajah Putrinya adalah sosok Leefa yang paling mendominasi kemiripannya.
"Iya sayang"Ghibran bingung harus membalas apa untuk perkataan putrinya.
"Pa-pa iya iya nya aja huhuhu hiks"Alina kembali menangis.Ghibran sadar anaknya ini terlalu mengerti untuk di bohongi.
"Oke-oke. Sekarang Alina mau lihat foto mama enggak"
Alina terlihat mengangguk antusias dengan matanya yang masih menyisakan bulir-bulir air mata.
Saat di rumah. Ghibran mengambil sebuah Album. Foto pertama yang Ghibran tunjukan adalah saat pernikahannya.
"Ini mama Alina.Mama bilang. Mama Maunya Alina panggilnya Bunda bukan mama"
"Bunda itu apa pa?"tanya Alina dengan polosnya.
"Bunda itu sebutan sama aja dengan mama"
"Bunda" Alina mencoba mengucapakan.Ghibran tersenyum.
"Ini foto saat Papa sama Bunda nikah.Bunda cantik kan"
"Bunda milip Alin gak pa?"tanya Alina dengan polosnya. Ghibran selalu di buat gemas oleh tingkah putrinya.
"Ia, bunda itu cantik. Putih seperti Alina"
"Ini foto saat Bunda sekolah.Dulu,papa yang mengajarnya"
"Seloka itu apa pa?"
"Sekolah sayang"
"Seloka"
"Se-ko-la"Ghibran mencoba mengejakan katanya.
"Se-ko-la"Alina bertepuk tangan merasa bisa.
Mata Alina berkaca-kaca. Alina menatap Ghibran.
"Papa Alina mau sepelti temen-teman. Alina gamau liat bunda di foto"Allahuakbar.Hati Ghibran rasanya perih.
"Alina sayang, Bunda Alin udah tenang di surga"
"Sulga itu apa papa?"
"Surga itu tempat yang sangat indah. Disana bunda bisa dapatkan apa yang Bunda mau"
"Alina mau ke Bunda papa"
"Iya sayang, sekarang Alina bobo dulu yah. Besok papa ajak Alina ke sekolah"
Ghibran tak habis Fikir dengan putrinya yang sangat aktif bicara.
'Oeeekkk-oeeekkk'
Ghibran segera terbangun mendengar tangis putrinya.
Astagfirullahaladzim
Ternyata hanya mimpi.
Tubuh Ghibran sudah dibanjiri oleh keringat.Mimpi tadi adalah mimpi terburuk yang pernah Ghibran Alami.Perasaan Ghibran tak enak.Takut terjadi apa-apa dengan istrinya.
Tok tok tok
"Maaa"
Mama keluar dengan mata yang masih mengantuk.
"Ma Ghibran titip Alina sebentar ya Ma. Pagi nanti Ghibran kembali"
"kamu mau kemana?"
"Ghibran mau ke Rumah sakit menjenguk Leefa ma"
"Leefa kenapa Ghibran?"Mama terlihat panik.
"Ghibran hanya sedang rindu Leefa ma. Jadi malam ini Ghibran mau menemani Leefa"
"Oh..., yasudah hati-hati"
Jam masih menunjukkan pukul 02:00 dini hari.Ghibran melesatkan dirinya ke rumah sakit.
Di ruangan rumah sakit. Ghibran melihat Leefa masih setia menutup matanya dengan damai. Banyak alat penopang kehidupan di badannya.
Ghibran menggenggam erat jemari Leefa yang terasa dingin
"Cepat bangun"
Ghibran melantunkan ayat suci Al-qur'an surat kesukaan Leefa. Surat saat Ghibran dulu melamarnya. Ar-rahman.
***
Ghibran tertidur di sofa di ruangan Leefa.Sebelum subuh, Ghibran merasa terganggu dalam tidurnya.Saat Ghibran membuka mata.Ada dokter dan banyak perawat yang sedang menangani Istrinya.
Detak jantung Ghibran berpacu lebih cepat dari normal. Tubuhnya terasa bergetar.
"Dok, ada apa dengan istri saya?"
"Pak, kesempatan istri bapak untuk bertahan hidup sangat kecil" Allahuakbar tubuh Ghibran Lemas.
"Kami menyarankan untuk melepas alat penopang kehidupan di tubuh istri bapak. Kondisinya sudah sangat down.Kita tidak bisa memaksakan takdir pak"
"Tidak tidak tidak. Tidak boleh. Alat-alat itu tidak boleh dilepas"
"Semua keputusan ada di tangan bapak"
***
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPATAN TERAKHIR(On Going)
Thơ caApa yang kalian lakukan ketika terlalu mencintai seseorang? Bertekad untuk mendapatkannya? Itu sudah terlalu umum didengar. Bagaimana jika kisah ini tentang seorang perempuan yang terlalu mencintai pria yang membencinya. Yang berat dari mencinta...