31. BERTEMU KEMBALI

1K 27 0
                                    

Assalamualaikum
Teman-teman, bantu aku dengan satu vote dari kalian 😘.
Happy reading.

***

Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun putri dari Ghibran dan Leefa terlaksanakan.

Alina sudah Leefa rias secantik mungkin seperti seorang Putri. Dan Leefa seperti biasa selalu terlihat anggun.

Acaranya dilaksanakan pada malam hari pukul 08:00 di taman rumah orang tua Ghibran. Hingga saat ini Ghibran belum memutuskan untuk memiliki rumah sendiri. Bukan karena ia tidak mampu. Ghibran hanya ingin hidup dalam kehangatan keluarga. Dan Leefa pun setuju.

"Waaw anak Bunda cantik banget" Ucap Leefa sambil memegang pipi Alina lalu menciumnya gemas.

Taman sangat terlihat indah. Dengan dekorasi kerlap-kerlip lampu dan balon-balon. Juga banyak bunga-bunga yang menjadi pelengkap keindahannya.

MC pemegang acara ulang tahun Alina. Dari mulai sambutan-sambutan. Hingga kini pada puncaknya potong-potong kue. Sengaja tidak ada acara tiup lilin.

"Oke, sekarang siapa yang mau Alina suapin duluan? " ucap sang MC

Alina langsung menyodorkan kuenya pada Leefa.Leefa langsung memakannya dan mencium kening, serta kedua pipi alina yang gembul.
Suapan ke dua di berikan kepada papanya.

"ALINA"

Terdengar ucapan seorang wanita cukup keras memanggil Alina. Semua orang menoleh pada sumber suara tersebut. Termasuk Alina, Leefa, dan Ghibran.

Disana terdapat seorang wanita cantik degan gamis berwarna silver yang terlihat Glamour tengah tersenyum kepada Alina. Serta di tangannya ia memegang boneka Teddy bear coklat yang cukup besar. Mungkin kado,untuk Alina.

Alina yang mengetahui siapa wanita itu, langsung berlari dan menghambur peluk.

Wanita itu adalah Anisa Rahmah. Seorang wanita yang hingga kini masih mampu mengobarkan rasa cemburu pada hati Leefa.

Ada sedikit rasa tak mengenakan dalam hati Leefa ketika melihat putrinya terlihat sangat bahagia dengan kehadiran Aniss.

'Apakah mereka sedekat itu? ' Batin Leefa.

Ketakutan Leefa semakin membara ketika terus menyaksikan adegan Aniss memeluk putrinya.

Sudah cukup hanya Ghibran, suaminya yang mencoba berpaling dari Leefa. Jangan Alina, anak yang begitu Leefa sayangi. Dan, tentang kasih sayang Alina, Leefa ingin egois, dengan memiliki sepenuhnya.

Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, rasa sakit di kepala Leefa tiba-tiba muncul kembali.

Leefapun tidak tau, kenapa rasa sakit kepala yang amat sangat ini sering kali datang. Leefa memegang kepalanya dengan erat. Sangat pusing. Namun lagi-lagi Leefa harus bisa menahannya.

Leefa tidak mau jika sampai dirinya pinsan. Itu akan mengacaukan pesta ulang tahun putrinya.

Diujung sana, seorang wanita yang sedang tersenyum memeluk Alina, tiba-tiba memudarkan senyumannya. Saat melihat wanita yang berdiri di samping Ghibran. Siapa lagi jika bukan Leefa.

Leefa merasakan bahwa Anis menatapnya. Leefa mencoba tersenyum. Dan Anis melangkah menghampiri Leefa.

"Lee-fa? " Anis seolah bingung dengan keberadaan Leefa. Ternyata Leefa sudah sadar. Sejak kapan?

Leefa tersenyum Anggun. "Mba Aniss" Mba Anis memeluk Leefa. Leefa merasakan pelukan wanita ini. Pelukan seorang wanita yang Leefa hancurkan perasaannya. Dan Leefa rebut calom suami yang seharusnya menjadi imamnya.

Rasa bersalah kian menghantam Leefa bertubi-tubi. Tak bisa dibendung lagi, air mata dengan lancang mengalir deras di pipi Leefa.

Anis merasakan bobot tobuh Leefa sangat berat di bahunya. Dan saat Aniss mencoba mengurai pelukannya. Leefa hampir jatuh tersungkur. Leefa kehilangan kesadaran.

Ghibran, serta orang-orang yang melihat Leefa tidak sadarkan diri, dibuat panik.

MC mencoba menenangkan keadan. Setelah pengucapan selamat ulang tahun kepada Alina dan penyerahan kado. Acara ditutup lebih cepat dari yang seharusnya.

Sekarang Leefa sudah berada di kamarnya. Tak Lama hanya berselang kurang lebih 30 menit. Leefa tersadarkan diri kembali.

Leefa mengeryitkan keningnya, mencoba menertralkan rasa pusing di kepalanya.

"Leefa kenapa? " tanya Leefa kebingungan.

"Kamu tadi pinsan"

Leefa langsung menghambur peluk pada putrinya. Ia sangat merasa bersalah. Pasti pestanya kacau Karenanya.

"Maafkan Bunda sayang" ucap Leefa sambil meneterskan air matanya.

"Gapapa Nda" balas Alina sambil mengeratkan pelukan Bundanya.

"Kita ke dokter ya!" Kali ini yang berbicara adalah Ghibran.

"gak mau. Leefa gak papa"

***

Yang sudah vote makasi yah ☺

KESEMPATAN TERAKHIR(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang