Assalamualaikum
Vote duluu yaaa,
Happy Reading***
Hari ini telah tiba
Dimana...,ketika perpisahan di rayakan.Dan,kehilangan di sambut oleh nyanyian.Semenjak dua tahun lamanya. Leefa bukan lagi menjadi gadis yang suka kesiangan.Dan sekarang gadis itu dengan anggun memasuki ruangan yang sudah disediakan.
Dengan gaun brukat pink panjang dengan motif yang sederhana.Leefa berjalan dengan anggun memasuki Aula.
Wajah Leefa hanya di poles dengan make up tipis. Membuat Leefa terlihat sangat cantik dan elegant.wajah nya yang yang putih tak perlu lagi membutuhkan polesan bedak yang tebal.
Kulit nya yang putih pucat. Bibirnya yang merah muda. Disertai dengan sedikit Freckles di bagian pipinya.Juga matanya yang coklat terang.Jika terkena sinar matahari menjadi menyala. Dan di dalam lensa matanya seperti dasar bulan.
Leefa menapakan kakinya yang menggunakan Flatshoes cream dan kaos kaki senada mulai melangkah.
***
Pada satu titik. Mata Leefa fokus kepada barisan Laki-laki berkemeja Hitam. Disalah satu barisan para guru Ada satu laki-laki tinggi dan tegap.siapalagi jika bukan Seseorang yang sering Leefa jerit-jeritkan namanya di dalam hati.Ghibran.
Tapi rasanya. Untuk memandangnya seolah buka hak Leefa. Leefa merasa tak pantas memamdang Milik orang lain.
Banyak pertunjukan dari berbagai eskul yang ditampilkan oleh kelas 10 dan 11 untuk dipersembahkan khususnya untuk kelas 12.
Untaian demi untaian acara berlangsung. Dan ini adalah puncaknya.Dimana seluruh murid bersalam-salaman dengan para Guru.Melakukan pelepasan siswa-siswi kelas 12.
Di awali dengan guru yang sudah Leefa anggap seperti Ibu sendiri. Guru yang selalu membantu Leefa. Guru yang paling mengerti Leefa.Ibu Rasya Narandra.Leefa menatapnya. Mata Guru itu berkaca-kaca menatap Leefa. Leefa langsung menghabur peluk. Air mata membanjiri keduanya. Dimana kedua orang itu saling menyayangi.
"Terimakasih untuk semuanya Bu. Ibu sudah sangat baik kepada Leefa. Ibu adalah orang yang selalu mengerti Leefa" Ucap Leefa di pelukan Bu Rasya.
Bu rasya mencium pipi kanan dan kiri Leefa "Leefa harus jadi wanita yang kuat. Semoga jalanmu kedepannya dapat mengantarkan Leefa menuju titik kebahagiaan"Leefa yeng mendengarkan mengangguk Pilu.
Leefa telah tiba di hadapannya. di hadapan Laki-laki itu.Leefa mati rasa untuk melakukan apa-apa. Kaki,tangan,bahkan bola mata Leefa kaku.
Bruk
Tidak tau ada dorongan dari mana. Leefa memeluk Pak Ghibran.Menangis sesegukan di anatara dada bidangnya.Leefa ingin menumpahkan segalanya.Menumpahkan rindu. Menumpahkan perasaannya di dada Ghibran. Seolah ingin menyampaikan ada yang terluka di dalam dada ini.
Ingin mengetahui apakabar dengan Jantung Ghibran.Akankah berdebar kencang ketika didekapnya.
Tak kunjung melepaskan pelukannya. Leefa ingin menikmati moment ini. Setidaknya satu kali dalam seumur hidupnya.Leefa ingin menumpahkan segalanya pada Ghibran. Mengungkapkan segala yang mengganjal.
Allahuakbar,
Dadanya sesak. Mengetahui Ghibran akan menikah dengan orang LainLeefa tersadar dari apa yang telah di Lakukannya.Karna cinta Leefa seolah terhanyut di didalamnya
Leefa mengurai pelukan ternyaman itu.Leefa menerutuki egonya yang ingin memeluk seseorang yang bukan mahrom nya.
"Murid pembangkang"Ucap pak Ghibran dengan senyum mengembang di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPATAN TERAKHIR(On Going)
PoetryApa yang kalian lakukan ketika terlalu mencintai seseorang? Bertekad untuk mendapatkannya? Itu sudah terlalu umum didengar. Bagaimana jika kisah ini tentang seorang perempuan yang terlalu mencintai pria yang membencinya. Yang berat dari mencinta...