Assalamualaikum
Happy Reading***
Author POV
Leefa,Ghibran,dan sekeluarga sedang kumpul bersama diruang tamu.Hari ini kedatangan adik dari mertua Leefa dari jakarta.
Nabila,anak dari adik mertua Leefa. Seorang anak kecil yang baru berumur tiga tahun senang sekali berada di dekat Leefa.
"Dede kenapa sama onty Leefa terus?"tanya mama Nabila
"Onty eefa cantik"Ucap bocah kecil itu dengan lancar membuat Leefa gemas.
Nabila tak berniat turun dari pangkuan Leefa.
"Ma ada tamu kayaknya" Ucap Ghibran yang mendengar seperti ada ketukan pintu.
"Siapa ya?" Mama melenggang ke luar untuk melihat siapa yang datang.
Mama kembali,
"Fa, ada cowo nyariin kamu" Ucap mama Ghibran sambil matanya mendelik ke arah Ghibran.Akankah Ghibran cemburu?
Karena Nabila tidak ingin lepas dari Leefa. Akhirnya dengan senang hati Leefa menggendong Nabila untuk menemui tamu.
"Fa, tamunya di ajak masuk aja"Ucap sang mama
Leefa POV
Dengan penasaran aku keluar melihat siapa yang mencariku. Tumben-tumbenan.
Dan ternyata orang itu adalah Kiki. Sebenarnya nama aslinya Rafikri kusuma. Tapi aku lebih senang memanggilnya dengan sebutan Kiki.
Kulihat Kiki sedang berdiri di dekat Ninja hitamnya.
"Kiki"sapaku riang,
"Hay"dia mengedipkan mata. Dasar anak ini masih saja genit.
"Ayo masuk"Ajak ku.
"Gak, enak ah. Masa bawa masuk mantan pacar ke rumah mertuamu"
"Enak aja kamu.Leefa bukan mantan kamu yah" jawabku kesal.
"Tapi pernah suka kan"lagi-lagi dia mengedipkan matanya.Ya ampun. Tidak terkira kapan zamannya. Aku memang pernah suka. Tapi itu saat aku kelas dua SMP.
"udah ah ayo masuk"
Kulihat Kiki dengan sopan menyalamkan dirinya dengan keluarga suamiku.
"Kenalin ma,semuanya.Dia temen Leefa.Namanya Kiki."
"Mantannya tante"ucap Kiki Jail. Saat kulihat ke arah suamiku. Dia cuek. Terlihat biasa-biasa saja.
"Kiki"dengan wajah sangar yang di buat-buat aku melototkan mataku.
"Jadi, kedatangan saya kemari ingin memberikan ini"Kiki memberiku kado.
"Jahat banget aku gak di undang"ucapnya sok sokan merajuk padaku.
"Maaf kiki"
"Kalo gitu aku pulang dulu Fa,Tante,mas nya" Kiki dua tahun lebih tua dari ku. Aku mengantarnya sampai keluar.
"Btw terimakasi ya Ki. Hati-hati dijalan"
"Iya cantik" Kiki mengedipkan matanya lagi.aish anak itu, cacingan mungkin.
***
Malam harinya selepas shalat isya aku membuka bungkusan besar yang kudapat dari kiki.saat di buka ternyata isinya_
"Boneka panda?"bertepatan dengan itu.Aku lihat suamiku memasuki kamar.Kulihat ia sedang bercermin melepaskan kancing baju koko nya.
Segera aku rapihkan kembali bungkusan ini. Dan aku masukan lagi bonekanya ke paperbag besar. Lalu aku menyimpannya di lemari.
Setelah menikah.A Ghibran bahkan tak pernah menyentuhku selayaknya seorang istri.Hanya sekedar bersalaman tangan.itupun aku yang memulainya. Dan ia akan menerima uluran tanganku apabila di depan keluarganya.Jika hanya berdua saja A Ghibran begitu dingin dan cuek. Apakah aku sebegitu menjijikannya ?
Aku tau,A Ghibran belum tidur.Ia hanya sekedar menutup mata. Aku mendudukan diri di samping nya. Aku ingin berbicara tentang aku yang ingin bekerja. Aku bosan di rumah saja. Lagian jika bekerjakan lumayan, aku bisa mendapatkan penghasilan.Meskipun aku tau. A Ghibran masih sangat mampu untuk menafkahiku secara materi.Tapi tetap saja, aku merasa tidak enak.Aku ingin bekerja, aku ingin menikmati hasil kerja kerasku sendiri. Tidak ketergantungan dengan suami.
"A Ghibran"ucap ku pelan.Barangkali ia benar-benar tertidur.
"hmm?" A Ghibran tak kunjung membuka matanya. Padahal ia masih terjaga. Apakah semalas itukah jika harus mengobrol denganku.
Andai a Ghibran tau. Aku tak luput dari sakit hati ketika harus menghadapi sikapnya ini yang tak menerima kehadiranku.
"Leefa mau bicara"tak kunjung mendapat respond akhirnya kau to the poin saja.
"Leefa mau kerja"kulihat a Ghibran mulai membuka matanya.
"yasudah kerja saja" hanya seperti itu respondnya. Kukira ia akan melarangku. Dan menyuruhku di rumah saja.Lalu ia khawatir aku kecapekan.hemm,dasar aku.
Biang dari sakit hati yang aku rasa selama ini adalah bersumber dari rasa berharapku yang begitu tinggi.
***
Sudah memasuki bulan ke tiga pernikahanku dengan A Ghibran. Dan sampai sekarang aku masih gadis yang berstatus menikah.
Masih sama.masih sama perlakuannya padaku.Masih tentang A Ghibran yang ku kenal dingin.
Sekarang aku sudah berkerja sebagai waiters di salah satu cafe ternama di kota ini.jam kerjaku dari jam 09:00 -03:00.Lumayan,meskipun gaji yang ku dapat tidak seberapa. Namun uang itu bisa kutabung untuk kebutuhanku kelak.
Hari ini aku sedang menunggu angkutan umum di halte.Hingga pukul 05:00 belum saja terlihat. Sudah hampir satu jam lebih aku menunggu.
Tak berapa lama. Dari kejauhan terlihat ada mobil mikro. Dan aku mulai menaiki mobil itu. Sampai di ujung jalan komplek aku menyetopkan mobilnya.
Ayah serta mertuaku tak melarangku untuk bekerja. Mereka mengerti setelah aku jelaskan apa maksud dan tujuanku bekerja.
Ketika aku sampai ke rumah. Ku kira suamiku sudah pulang ternyata belum.
Aku melenggang ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sekarang, Jam menunjukkan pukul 09:00 malam. Tapi tak ada tanda-tanda suamiku pulang. Di dalam kamar aku masih terjaga.
Setengah jam kemudian tiba-tiba pintu kamar terbuka. Dan kulihat ternyata suamiku. Dan A Ghibran langsung mengunci pintu kamar.
Kuperhatikan wajah suamiku yang terlihat kacau. Ada apa dengan suamiku?
Tanpa di duga suamiku menyeretku dengan kasar ke atas tempat tidur.
Sebagai pengalaman buruk dalam hidupku. Bukan cara seperti ini yang ku harapkan.
Kami melakukannya. Sebuah hubungan yang memang seharusnya di lakukan suami-istri.
***
Aku terbangun. Merasakan tubuhku rasanya begitu sakit. Tulang-tulangku seperti remuk. Dan seperti wanita yang telah kehilangan keperawanannya. Aku merasakan sakit di area itu.
Jam ternyata menunjukan pukul 03:14.
Kulihat di sampingku sudah tidak ada suamiku.
Aku menangis. Malam ini aku berasa di perkosa oleh suamiku sendiri.seperti bukan A Ghibran yang aku kenal.
Semalam. Dengan kasar ia membuka jilbab yang ku kenakan. Sampi sobek di bagian dagu nya.
Pengalaman pertama yang seharusnya kudapatkan dengan indah bersama imamku. Ternyata berakhir menyedihkan. Apalagi di tambah hilangnya ia ketika aku terbangun.Menambah rasa sakitku yang semakin lengkap.
***
Vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPATAN TERAKHIR(On Going)
PoetryApa yang kalian lakukan ketika terlalu mencintai seseorang? Bertekad untuk mendapatkannya? Itu sudah terlalu umum didengar. Bagaimana jika kisah ini tentang seorang perempuan yang terlalu mencintai pria yang membencinya. Yang berat dari mencinta...