Chapter 20

148K 7.3K 83
                                    

Rindu dan cemburu ku kau tak perlu tahu. Jadi, kau tak perlu repot-repot untuk mengkhawatirkan ku.

-Fake Nerd-

***

Sesuai janji, tepat sepulang sekolah, Vanesa membawa teman-teman sekelasnya ke kafe D'Vee.

Vanesa sendiri saat ini tengah berada di ruangan pribadinya bersama Diva dan menceritakan semua yang dia alami.

"Gue gak nyangka Raveno setega itu sama lo." Diva tak habis pikir dengan kelakuan sepupunya itu yang lebih memilih Angel tanpa mendengar penjelasan dari Vanesa.

"Gue ikhlas, Div. Kalo Raveno bisa bahgia sama Angel, gue juga bahagia." Vanesa menynggingkan senyum.

Diva tahu itu buka senyum tulus. Vanessa memaksakan diri untuk terlihat tenang supaya Diva tidak cemas. Diva berharap dan mendoakan supaya Vanesa bisa meraih kebahagiannya secepat mungkin. "Ya udah sekarang kita kebawah yuk. Gak enak sama anak-anak," ajak Diva.

"Yuk."

Vanesa dan Diva menghampiri teman-temannya yang sibuk menggoda Aldo dan Bella.

Aldo yang sebenarnya belum secara resmi menjadi pacar Bella justru kini sudah bertindak posesif. Bagaimana tidak? Cowok itu menatap garang semua kaum adam yang memperhatikan atau mencoba menggoda Bella. Dirinya juga tak mau berada jauh-jauh dari Bella.

Memang, Bella yang sekarang hampir berubah total secara penampilan. Mukanya yang dulu penuh riasan berlebihan kini hanya dihiasi make-up sederhana dan menampakkan aura kecantikan natural.

Bella yang diperlakukan seperti itu mulai merasa risi. "Ish ... sono ah, jauh-jauh," usir Bella.

"Kok kamu gitu sih, Yang," ucap Aldo dengan wajah cemberut.

"Yang, Yang, pala lo peyang. Resmi aja belom," balas Bella ketus.

"Ya udah kita resmiin aja, tapi sekalian di pelaminan," ujar Aldo antusias dengan mata berbinar.

"Nikah sama kebo aja sono." Bella pergi menjauh dari Aldo dan memilih duduk bersama Shinta, Nadia, dan Mita.

Aldo yang melihat itu seketika memasang muka cemberut. Namun, begitu melihat makanan, perutnya seketika berkeruyuk. Langsung saja dia ambil satu porsi besar dan memasukkannya ke mulut dengan lahap. Mumpung gratis, pikirnya.

Kafe milik Vanesa ini cukup luas jadi tidak akan sesak meski harus menampung pelanggan sebanyak ini.

Teman-teman Vanesa masih belum mengetahui bahwa kafe ini miliknya. Mereka hanya tahu kalau semua makanan dan minuman yang mereka minum adalah traktiran dari hasil tabungan Nesa.

Vanesa tak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya ini yang sering kali bertingkah konyol.

Namun, perhatian Vanesa teralihkan saat pintu kafe terbuka dan muncullah dua orang yang saling bergandengan tangan. Si cowok memasang wajah datar, sementara si cewek sibuk menggelayuti tangan cowoknya dengan pandangan angkuh dan manja.

Raut wajah Vanesa berubah sedih saat melihat Raveno dan Angel yang nampak mesra. Ingin dia melarang dan menghentikan, tapi dia tak punya hak untuk melakukan itu.

Angel mencari-cari tempat duduk yang kosong. Matanya tiba-tiba bertemu dengan Vanesa. Angel menampilkan senyum licik dan membawa Raveno untuk berjalan mengikuti ke tempat yang ia tuju.

Kini Angel berdiri tepat di depan meja Vanesa yang kebetulan kosong. Diva menatap Angel.

"Boleh duduk sini?" tanya Angel basa-basi.

Fake Nerd ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang