Chapter 7

156K 8.3K 156
                                        

Punya temen baik, pendiem, kalem, eh taunya fake; mending temenan sama yang pecicilan, banyak omong, tapi original.

-Fake Nerd-

***

Kelas 12 IPA 2 baru saja selesai pelajaran Biologi yang dilaksanakan di laboratotium.

Nick sejak tadi selalu saja menggurutu tak jelas. Pasalnya ia mendapat hukuman dari Bu Dewi karena lupa membawa buku praktikum. Hukuman yang diterima pun tak main-main, ia harus mencari kodok di sekitaran selokan untuk dijadikan objek penelitian materi selanjutnya.

"Anjirlah, tau gitu gue ngikut Rico aja tadi," gerutu Nick kesal.

Di antara mereka berempat hanya Rico yang sering membolos pelajaran, tapi anehnya selalu juara kelas.

Raveno, Nick, dan Ozi berjalan beriringan menuju kelas dengan menenteng jas lab di tangan kiri masing-masing. Aura tegas yang Revano keluarkan membuat dirinya menjadi pusat perhatian di sepanjang perjalanan—kebetulan saat itu istirahat sedang berlangsung jadi koridor sedang ramai-ramainya.

Ozi pun langsung mengambil ancang-ancang untuk tebar pesona. Sesekali cowok itu mengedipkan mata ke segerombolan siswi hingga mereka memekik tertahan.

Nick hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Ozi yang kembali berulah. "Dosa apa gue, ya Tuhan, punya temen kelakuannya kek jamet pasar malem."

Langkah ketiganya terhenti karena tiba-tiba dihadang Mamat dan gengnya. Mamat yang memiliki nama asli Matthew ini sangat suka mencari gara-gara, entah itu dari teman seangkatan; adik kelas; maupun kakak kelasnya. Panggilan Mamat disematkan oleh Bu Titik alias guru BK.

"Minggir," seru Raveno dingin.

Dengan tampang sok, Mamat berujar, "Eits, santai lah, Bro."

"Ck, mau lo apa, Njing?" Nick sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

Memang sudah jadi rahasia umum kalau sejak dulu Mamat sangat membenci Raveno. Ini dimulai ketika pemilihan ketua ekskul basket yang jatuh pada Raveno. Mamat yang berpikir kemampuan Raveno masih jauh di bawahnya jadi merasa tak terima.

Sejak saat itu Mamat selalu mencari gara-gara dan selalu mencoba menyulut emosi Raveno, tetapi Raveno yang senantiasa tenang sama sekali tidak merasa terganggu.

"Mau gue lo tanding lawan gue malam ini." Mamat menyeringai dan menunjuk Raveno tepat di wajah.

Tanding yang dimaksud adalah balapan motor liar. Ini bukan yang pertama bagi mereka. Raveno sudah sering menerima tantangan dari Mamat dan selalu menang pula. Namun, Mamat yang enggak mau menerima kekalahan terus-menerus mengajak Raveno untuk tanding ulang.

Ekspresi datar masih menghiasi wajah Raveno, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Oke, jam satu, di jalanan biasa."

"Kali ini gue pastiin lo bakal kalah."

Raveno berjalan melewati Mamat. "Kita liat aja nanti."

***

Tepat pukul satu dini hari, tempat yang dijadikan lokasi balap motor itu sudah sangat ramai dan bising karena suara knalpot motor modifikasi yang bersahut-sahutan.

Tak hanya Raveno, Ozi; Rico; Nick; Mamat; dan kelompoknya masing-masing saja yang berada di sana, tetapi juga ada beberapa geng motor lain yang ikut menyaksikan.

Ozi dari pendukung Raveno dan David dari pendukung Mamat bertugas untuk melakukan penyisiran dan mengamankan jalur yang akan dijadikan sebagai arena.

Setelah dapat dipastikan aman, Raveno dan Mamat segera bersiap-siap. Seorang cewek berpenampilan terbuka membawa sebuah syal berwarna merah dan berdiri tepat di tengah-tengah Raveno dan Mamat. "Ready?"

Fake Nerd ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang