Pagi hari berikutnya, di villa keluarga Daniel, Pak Andi mulai mempersiapkan sarapan untuk majikannya yang sudah ia kenal dari kecil. Ia mulai membuat pancake dan saus madu kesukaan Daniel dari kecil. Daniel pun yang semalam menghabiskan waktu bersama dengan Pak Andi dan bercerita tentang kenangan-kenangannya sewaktu kecil pun mulai terbangun mendengar bunyi yang dibuat oleh Pak Andi di dapurnya. Ia kemudian mengambil jamtangannya yang ia letakkan di meja kecil di samping tempa tidurnya.
"Ah... sudah jam 10..." katanya dalam hati setelah memeriksa waktu yang ditunjukkan oleh jam tangannya. Iapun kemudian bergegas menuju ke arah kamar mandi sebelum akhirnya turun dan menghampiri Pak Andi yang ternyata sudah siap di meja makan dengan 2 tumpuk pancake di atas 2 buah piring.
"Selamat pagi Tuan..." katanya tersenyum dengan lembut ke arah Daniel.
"Pagi pak... Wah... Pancake yah... sudah lama aku tidak makan ini... makasih yah pak, tahu saja kesukaanku..." kata Daniel girang mendapati ada 2 tumpuk pancake lengkap dengan saus madu kesukaannya di meja makan.
"Silakan dimakan Tuan..." Kata Pak Andi sambil tersenyum.
"Loh bapak mau kemana? Sini saja makan sama saya..."
"Maaf, tapi saya harus segera pergi ke desa sekarang, cucu saya sedang hamil besar dan sekarang suaminya sedang berdagang di pasar menjual hasil kebun, saya khawatir jika meninggalkannya terlalu lama..."
"Oh... ya... Pak Andi bisa pergi kok, lagian kenapa harus repot kesini dan menyiapkan ini semua sih..."
"Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan keluarga Tuan kepada keluarga kecil saya..."
"Pak, kita ini keluarga, dan dalam keluarga tidak ada namanya membalas kebaikan, aku yakin Papa pasti juga tidak ingin kebaikannya menjadi seperti utang buat bapak, Silakan pergi, dan jangan lupa sampaikan salamku buat cucu bapak yah..."
"Sepertinya Papa kamu sudah mendidik kamu dengan sangat baik, sehingga berbicara kepadamu sama buat saya seperti berbicara dengannya langsung..." Kata Pak Andi penuh haru. Daniel pun tersenyum lembut.
"Jika sempat nanti aku akan menjenguk cucu Bapak di rumah bapak yah..." kata Daniel lagi dan Pak Andi pun mengucapkan terima kasih dan pergi meninggalkan Daniel di villa keluarganya.
Daniel mulai memotong pancake yang sudah dibuatkan untuknya dan mulai menyendokkannya ke dalam mulutnya, ia masih bisa merasakan rasa yang sama seperti yang ia rasakan saat ia memakan pancake buatan Pak Andi waktu ia masih kecil. Ia pun menikmatinya dengan lahap.
Sementara itu, di waktu yang sama dan tempat yang berbeda, rombongan wisata klub Photographi sekarang sudah berada di luar área villa mereka, mereka melakukan hiking ke dalam hutan kecil yang berada tak jauh dari villa mereka.
Neraine yangmasih teringat kejadian tadi malam pun masih merasakan sakit di hatinya ketika ia harus melihat wajah Rio yang berada tidak jauh darinya. Ia mulai merasakan perubahan sikap Rio lagi terhadapnya, mungkin karena ia menolak perasaan Neraine, sehingga kini ia pun menjaga jarak dari Neraine dan terkesan mengacuhkannya.
Rombongan yang mulai memasuki hutan pun berjalan memanjang beriringan di jalan setapak yang sudah sengaja dibuat khusus untuk para wisatawan dan penjelajah alam, sambil sesekali mengambil beberapa gambar yang mereka anggap menarik dengan kamera yang siaga tergantung di leher masing-masing pesserta termasuk Neraine.
Sama seperti yang lain Neraine pun mulai berusaha mengalihkan pikiran sedihnya dan mulai mengambil gambar yang ia rasa menarik di dalam hutan tersebut, ia mengambil gambar capung yang sedang terbang rendah di atas sungai yang mengalir di atas jalan setapak yang mereka lalui, hanya saja ia berada jauh dibelakang rombongan, yah karena tidak ada cewek yang mau mendekatinya dan semua cewek membujuk para cowok satu rombongan itu pun untuk tidak mendekati Neraine.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You [ COMPLETE ]
RomancePertemuan pertama masa kecil membuat Daniel tidak bisa melupakan sosok Neraine, hingga setelah dewasa ia bertemu Neraine, ia menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Neraine