Keesokan paginya, tepat pukul 8 pagi, Daniel sudah tiba di officenya, ia langsung bekerja ketika ia sudah tiba di office, padahal jam kantor bahkan belum di mulai, di satu sisi ia ingin mengalihkan pikirannya akan Neraine dan satu-satunya yang bisa membuatnya lupa adalah dengan bekerja, satu cara yang selama 8 tahun ini ia terus lakukan. Daniel memutuskan untuk tidak memaksa Neraine untuk menceritakan semua kepadanya, demi kebaikan Neraine juga.
Waktu berjalan tanpa kompromi, dan sekarang sudah menunjukkan jam 2 siang, Daniel bahkan belum makan siang ketika ia menyadari bahwa sekarang sudah pukul 2 siang, ia juga bahkan tidak melihat handphonenya yang selama seharian ini terus berbunyi di dalam tasnya yang ia letakkan di kursi sofa di depan meja kerjanya, seolah tidak peduli siapa saja yang sudah menghubunginya hari ini.
"Maria, bisa ke office saya sebentar?" Daniel menghubungi sekertarisnya melalui telepon kantornya.
"Permisi Pak..." Tidak lama kemudian Maria masuk ke dalam office Daniel.
"Uhm... Maria, bisa bantu saya rearrange schedule saya buat besok? Saya mau jadwal saya kosong besok mulai dari jam 2 siang." Kata Daniel masih fokus ke arah map file di atas mejanya.
"Baik pak, jadwal bapak kosong mulai jam 2 siang untuk besok yah." Maria mengulang permintaan Daniel sambil menuliskannya di buku kecil yang ia pegang.
"Lalu, bisa tolong pesankan makanan untukku? Yang seperti biasa saja..." kata Daniel tanpa melihat ke arah Maria sedikitpun dan terus fokus kepada file di atas mejanya.
"Oke pak, uhm..." Maria bergumam seperti sedang ingin mengatakan sesuatu tapi ragu ingin mengatakannya.
"Ya? Kenapa?" Daniel yang menyadarinya kemudian melirik ke arah Maria dengan satu alis terangkat sesaat sebelum kembali fokus dengan kertas di atas mejanya kembali.
"Uhm... itu Pak... di depan ada seorang wanita yang mencari Bapak, dia sudah menunggu selama 2 jam-an pak, apa Bapak mau ketemu? " Tanya Maria takut-takut, karena ia tahu betul bahwa Daniel pasti tidak mau bertemu dengan orang yang belum membuat janji temu sebelumnya.
Daniel menoleh ke atas lagi ke arah Maria.
"Wanita? Namanya?" Tanya Daniel lagi.
"Uhm... Ciel pak." Balas Maria, Daniel mengalihkan pandangannya ke langit-langit kantornya dan mulai berpikir.
"Kamu tadi bilang dia sudah menunggu berapa lama?"
"Dua jam-an pak, kurang lebih."
"Holly Shit! Kenapa nggak kasih tahu aku dari tadi??!!!" Daniel mengumpat dan meneriaki sekertarisnya.
"Maaf pak, soalnya tadi pagi bapak bilang kalau Bapak tidak mau diganggu..."
"Arrrgh... please take a note, kalau Neraine yang datang kamu langsung kasih tahu saya, SECEPATNYA!" kata Daniel sambil bergegas beranjak dari mejanya.
"I... iya pak... tapi ini Namanya Ciel Pak..." Kata Maria masih terus beradu argumen dengan Daniel yang sekarang sudah beranjak dari kursinya dan sedang menghadap ke kaca di belakang mejanya dan memper baiki letak dasi nya yang tadi ia longgarkan.
"Maria..! Namanya itu Neraine Mar-CIEL!!!" Ciel itu nama panggilan, Maria!!! Nama Panggilan!!" Balas Daniel dengan suara tinggi Sambil sekarang mulai menyisir rambutnya dengan jarinya setelah selesai membetulkan dasinya.
"I... iya Pak baik..." Maria menjawab dengan tertunduk.
"Penampilanku gimana? Tidak terlalu rapi kan? Tidak terlalu berantakan juga kan? Sudah terlihat seperti orang yang sedang banyak kerjaan belum?" Kata Daniel sambil tiba-tiba membalikkan badannya setelah selesai merapikan rambutnya, dan mulai melonggarkan ikatan dasinya dan membuka beberapa kancing bagian atas kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You [ COMPLETE ]
RomancePertemuan pertama masa kecil membuat Daniel tidak bisa melupakan sosok Neraine, hingga setelah dewasa ia bertemu Neraine, ia menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Neraine