Nadya berlari ke arah luar gedung, wajahnya merah padam, amarahnya melihat Daniel keluar sambil menggendong Neraine sudah tidak bisa ia tahan lagi, perlahan air matanya pun mulai mengalir. Nadya akhirnya sampai ke tempat parkir dimana Vallet Boy memarkir mobilnya, ia mencari kunci mobilnya di dalam clutchnya sambil menangis, ia bahkan tidak bisa melihat jelas ke dalam dompetnya karena matanya sudah di penuhi air mata.
Nadya kemudian membanting clutchnya dan kemudian ia menangis sambil terduduk, sementara itu Tonny yang dari tadi mencari Nadya sampai ke tempat parkir pun akhirnya menemukan Nadya sedang menangis sambil terduduk di samping mobilnya.
"Ini..." Tonny menjulurkan saputangannya yang ia keluarkan dari dalam jasnya ke arah Nadya yang sedang menangis.
Nadya menoleh perlahan dan menyadari keberadaan Tony.
"A... aku gak butuh simpati mu, makasih! Aku pengen sendiri...!" Nadya menjawab dengan nada sinis sambil sesenggukkan karena menangis.
"Yah, terserah kamu saja, tapi aku hanya ingin menemanimu disini, terserah kamu suka ataupun tidak." Tony memasukkan lagi saputangannya ke dalam saku jasnya dan membuang pandangannya ke arah lain selain Nadya, karena ia merasa mungkin Nadya malu karena Tonny sudah melihatnya menangis.
"Ka... kalau begitu, belikan aku minuman... huks..." Nadya melihat ke arah Tony dengan wajah memelas, mirip sekali dengan puss on boots dalam film Shrek. Melihat sikap Nadya itupun, Tony lalu menjulurkan tangannya.
"Kalau begitu ayo ikut aku..." Tony memungut dompet Nadya yang ia buang tidak jauh dari situ, mencari kunci mobilnya lalu menjulurkan tangannya ke arah Nadya, Nadya menggapai tangan Tony dan berusaha berdiri dengan berpangku pada tangan Tony. Tony pun akhirnya membawa Nadya pergi dengan menggunakan mobil Nadya ke salah satu hotel mewah di Jakarta.
"Ini... Maskara kamu belepotan tuh..." Tony menjulurkan tisu ke hadapan Nadya setelah akhirnya mereka sampai di bar di salah satu hotel mewah di Jakarta.
"Biar aja... aku gak peduli kata orang!" Nadya menjawab dengan sinis lalu kemudian memesan sebuah Louis XIII de Remy Martin Grande Champagne Cognac kepada salah satu bartender yang sedang berdiri di hadapan mereka.
Bartender pun langsung mengambil sebotol Louis XIII de Remy Martin Grande Champagne Cognac yang terpajang di lemari di belakang bar dan menyajikannya ke hadapan Nadya dengan dua gelas old fashioned dan se-bucket ice.
Nadya pun langsung meneguk minumannya yang disajikan dengan beberapa cube es batu ketika Bartender selesai menyajikan minuman tersebut kehadapannya.
"Pelan-pelan minumnya Nad..." Tony mengambil beberapa helai tissue dan langsung mengelap wajah Nadya ketika ia melihat tetesan minumannya yang sedikit tertumpah karena ia meminumnya dengan sangat cepat.
"Apakah aku benar-benar sudah tidak punya kesempatan di mata Daniel, kenapa dia selalu menganggapku sebagai adiknya atau teman masa kecilnya saja? Padahal aku selalu ada disampingnya saat dia sedang ada masalah atau sedang bersedih, tapi kenapa? Kenapa dia tidak bisa melihat aku Ton?" Nadya kembali menuang Cognagnya ke dalam gelasnya sambil mulai menitikkan air mata. Tony hanya bisa terdiam sambil memandangi Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You [ COMPLETE ]
RomancePertemuan pertama masa kecil membuat Daniel tidak bisa melupakan sosok Neraine, hingga setelah dewasa ia bertemu Neraine, ia menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Neraine