#2

6.5K 584 129
                                    

Di sebuah rumah yang terletak di tengah hutan belantara, yang di kelilingi oleh pepohonan tua yang sangat besar dan juga kokoh, terlihatlah dua orang pemuda yang saat ini tengah duduk di teras rumah itu.

Keduanya tengah membicarakan sesuatu yang cukup penting dan juga serius.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya seorang pria tampan yang tiba - tiba datang menghampiri keduanya.

"Mereka berhasil lolos." Jawab salah satu pria itu.

"Bagaimana bisa mereka lolos P'Tay. Aku menyuruh kalian untuk menangkapnya, bukan membiarkannya pergi begitu saja." Seru pria tampan itu dengan kesal.

"Aku dan Earth sudah mengejarnya sampai perbatasan, dan dia tertangkap disekitar sana, namun setelah itu dia kabur, memasuki wilayah barat. Jadi kami tidak bisa menyusulnya, jika kami masuk ke sana itu menyalahi kesepakatan." Ungkap pria yang ternyata bernama Tay itu.

"Aku tidak perduli, dia yang lebih dulu masuk ke dalam wilayah kita, kalian harus menangkapnya." Tuntut pria tampan itu.

"Kau tidak bisa begitu Sing, jika kami melakukan hal itu, semuanya akan dalam bahaya." Ingatkan Earth.

"Aku tidak perduli, dia mengganggu ketenangan ku disini." Kata pria tampan itu tidak memperdulikan ucapan kedua pria itu.

"Lalu pria yang ada di dalam, kenapa kau mengajaknya kesini? Bagaimana jika dia tahu tentang kita dan membocorkannya pada orang lain?" Tanya Earth.

"Apa aku harus menjelaskan alasanku mengajaknya kesini? Bukankah kalian tahu kenapa? Jangan macam - macam padanya, jika tidak mau berurusan denganku." Jawab pria tampan itu, kemudian pergi masuk kedalam rumah, meninggalkan Tay dan Earth berdua.

"Aku masih tidak percaya, jika orang seperti dia yang memimpin kita." Keluh Earth.

"Sabar dia masih baru disini." Tenangkan Tay.

"Baru?? Dia sudah lima tahun disini, tapi kelakuannya tetap sama." Ujar Earth.

"Kita tidak bisa berbuat apapun itu sudah di tentukan." Sahut Tay.

"Iya. Aku tahu, tapi pria yang di dalam itu. Untuk apa dia ada di sini, tidakkah dia akan membahayakan kita?" Tanya Earth.

"Tidak akan, lagipula sepertinya Singto tidak akan pernah melepaskannya, kau tahu alasanyakan?" Jawab Tay dengan pertanyaan di akhir kalimatnya.

"Iya, aku tahu." Jawab Earth sambil tersenyum padanya.

_______

Sedangkan di dalam rumah. Pria tampan yang bernama Singto tadi, berjalan memasuki sebuah ruangan yang cukup luas, dan di dalam ruangan itu ada tiga orang gadis, yang tengah sibuk dengan kegiatannya masing - masing.

"Nong..." Panggil Singto pada ketiganya.

Mendengar suara Singto memanggilnya membuat ketiga gadis itu, menengokkan kepalanya ke arah sumber suara, senyum gembira langsung terpancar dari wajah ketiganya.

Dua dari ketiga gadis itu menghampiri Singto yang kini tersenyum manis pada mereka, kedua gadis itu langsung saja menghambur kedalam pelukan Singto.

"Jangan bersikap seperti anak kecil, kalian sudah besar." Ingatkan Singto kepada dua gadis itu, yang sebenarnya adalah adiknya.

"Kami sudah terbiasa P." Ujar salah satu gadis itu, dia adalah Indah, adik bungsu dari Singto.

"Emm, nong Indah benar. Kami sudah terbiasa." Sahut gadis satu lagi yang memeluk Singto, itu adalah Windy. Adik kedua dari Singto.

"Tapi Lian tidak seperti kalian." Tukas Singto seraya mengusap kepala kedua adiknya itu.

"Jangan bawa - bawa namaku P." Pungkas gadis yang daritadi hanya terdiam dan sibuk dengan ponsel miliknya, itu adalah Lian adik sulung dari Singto.

[6]. That Was You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang