Perlahan Singto mulai memasuki kamar Krist, dengan sebuah nampan makanan ditanganya, Singto berjalan menghampiri pria manis itu, yang kini tengah menatapnya dari atas tempat tidur.
Singto mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur, lalu meletakan apa yang di bawanya di atas nakas meja, sebelum kini mulai menatap Krist yang kini berada disampingnya.
"Apa P'Sing marah?" Tanya Krist saat melihat Singto hanya diam saja dan menatapnya.
"Tidak." Jawab Singto.
"Benarkah? Tapi aku tidak percaya. P'Sing, aku minta maaf." Ujar Krist.
"Untuk apa meminta maaf? Memang kau salah apa?sudah jangan memikirkan hal itu." Sahut Singto.
"P'Sing, apa kau masih mau bersama denganku? Aku aneh, dan mungkin aku tidak normal." Ucap Krist sambil bergidik membayangkan dirinya sendiri.
"Siapa yang bilang itu? Kau tidak aneh." Kata Singto.
"Tapi orang pasti akan berkata jika aku aneh, karena aku bisa mengandung, aku takut." Ujar Krist.
"Jangan takut, P' tidak akan membiarkan orang berkata atau memandangmu seperti itu." Sahut Singto.
"Apa P' suka anak kecil? Apa P' menginginkan anak ini?" Tanya Krist.
"Kenapa jika kau bertanya seperti itu? Apa kau tidak menginginkannya?" Tanya balik Singto.
"Bukan seperti itu, aku hanya ingin tahu saja. Jika P' tidak menginginkannya aku akan merawatnya sendiri nanti, aku tidak akan pernah membuang dia." Jawab Krist sambil menundukkan kepalanya.
"Apa yang kau katakan? Bagaimana bisa kau berpikir jika P' tidak menginginkannya? Dia anak kita, pasti P' menginginkannya." Ucap Singto.
"Benarkah? P' tidak bohong kan? Apa P' sayang dia?" Tanya Krist.
"Iya, tentu P' sayang dia, tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya sendiri." Jawab Singto.
"Peluk aku, dia ingin di peluk P'Sing." Ujar Krist sambil merentangkan kedua tangannya kearah Singto.
Singto tersenyum lembut pada Krist, lalu mendekati Krist dan memeluk kekasihnya tersebut, mendekapnya dengan erat.
"Krist..." Panggil Singto.
"Apa?" Tanya Krist.
"P' akan menjagamu dan juga anak kita, P' tidak akan membiarkan siapapun melukai kalian, sekarang jangan berpikiran yang tidak-tidak, P' menyayangi kalian berdua dan tidak pernah akan meninggalkan kalian." Kata Singto seraya mengusap punggung Krist dengan lembut.
Krist menggangukan kepalanya, lalu kemudian mulai memegangi perutnya, "P'Sing, aku lapar. Aku mau makan."
"P' sudah membawakan mu makanan." Jawab Singto.
"Suapi aku." Tuntut Krist.
Mendengar hal itu, Singto langsung mengambil piring makanan yang berada di atas nakas meja, dan bersiap untuk menyuapi Krist, pria manis itu membuka mulutnya dengan lebar, menerima suapan dari Singto.
Namun pada suapan pertama Krist langsung menyergit ketika memakannya, dan pria manis itu berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yang di makanya.
Saat Singto ingin menghampiri Krist, pria manis itu sudah lebih dulu keluar dari kamar mandi, dan menghampiri Singto dengan bibir mencebik.
"Tidak enak." Ujar Krist.
"Tidak enak? Tadi waktu P' memakannya rasanya enak." Kata Singto.
"Tidak enak P', itu terlalu pedas aku tidak suka." Tutur Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6]. That Was You [ Krist x Singto ]
Fantasy[ Completed ] Saat dunia supranatural bersatu dengan dunia nyata, apakah yang akan terjadi saat itu? Saat manusia biasa terjerat oleh cinta seseorang yang sangat misterius, apa yang harus ia lakukan? Cast : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prachaya Rua...