Dua minggu kemudian.
Suara rintikan hujan terdengar sangat jelas sekarang, Singto menatap ke arah halaman depan rumahnya, hanya decakan kesal yang keluar dari mulut pria tampan tersebut saat ini.
Tidak lama kemudian pintu rumahnya terbuka, menampilkan Krist yang memasuki rumah dengan keadaan basah kuyup, tetapi pria manis itu hanya tersenyum ke arah Singto.
"Kau darimana saja, kenapa baru pulang sekarang?" Tanya Singto.
Daritadi dia khawatir mencari Krist, yang pergi dari pagi dan tidak ada kabar darinya, tetapi tidak lama kemudian Singto menemukan sesuatu, pria manis itu meninggalkan secarik kertas yang bertuliskan jika dia pergi ke rumah kaca dan Singto tidak boleh menyusulnya, tidak ada yang boleh menyusulnya. Itu yang tertulis di surat itu, membuat Singto hanya bisa menunggunya dirumah.
"Ke kebun bunga, tidak ada yang merawatnya jadi aku kesana, akukan tadi sudah menulisnya di kertas." Jawab Krist.
"Tapi kau tahukan jika diluar hujan? Kenapa tidak menunggu hujannya reda dulu, baru kau pulang." Ujar Singto.
"Terlalu lama, lagipula aku tidak apa-apa." Sahut Krist seraya berlari masuk kedalam rumah.
Singto hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan tingkah Krist yang semakin lama semakin aneh saja, ada saja yang dilakukan pria manis itu, tetapi jika Singto sedikit berkomentar saja Krist akan merajuk nanti padanya.
Akhirnya Singto bangkit dari duduknya, memutuskan untuk menghampiri Krist dikamarnya, namun sesampainya di sana kamar Krist terkunci dari dalam.
Karena itu Singto langsung melangkahkan kakinya pergi dari kamar Krist, nanti dia akan kesini lagi untuk mengecek kondisi Krist, takut jika kekasihnya akan sakit.
.
.
.
Malam harinya Singto kembali lagi ke kamar Krist, dan pintu kamar pria manis itu tidak di tutup, jadi Singto langsung saja memasuki kamar kekasihnya.
Di dalam sana, Singto melihat Krist ada di atas tempat tidur dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya, pria tampan itu langsung menghampiri Krist lalu menyibak selimut yang di kenakan Krist.
Dan waktu selimut itu terbuka, terlihatlah Krist yang sedang menggigil kedinginan dengan wajah pucatnya.
Pria tampan itu langsung mengecek kondisi Krist, dan tubuh kekasihnya itu panas, karena hal itu Singto langsung berjalan keluar kamar.
.
.
Beberapa saat kemudian, Singto masuk kembali kedalam kamar Krist, dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan. Singto dengan cepat menghampiri Krist, lalu mencoba membangunkan Krist.
"Aku mengantuk P." Keluh Krist dengan mata terpejam.
"Makan dan minum obat, baru kau bisa tidur lagi." Ujar Singto sambil menarik Krist untuk duduk.
"Aku tidak mau, aku tidak lapar." Sahut Krist dengan cemberut.
"Makan dulu, sedikit saja, setelah itu kau bisa tidur sampai kapanpun." Kata Singto.
"Apa itu?" Tanya Krist.
"Bubur." Jawab Singto.
"Aku tidak mau makan bubur, aku mau yang lain saja." Ujar Krist.
"Kau mau makan apa? Sudahlah, kaukan sakit, jangan membuat semuanya lebih rumit lagi." Sahut Singto.
"Aku tidak mau." Tukas Krist sambil membuang wajahnya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6]. That Was You [ Krist x Singto ]
Fantasy[ Completed ] Saat dunia supranatural bersatu dengan dunia nyata, apakah yang akan terjadi saat itu? Saat manusia biasa terjerat oleh cinta seseorang yang sangat misterius, apa yang harus ia lakukan? Cast : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prachaya Rua...