#12

3.2K 323 49
                                    

Beberapa bayangan hitam muncul dari dalam hutan, dan kini mulai melesat dengan sangat cepat, lalu tiba-tiba menghilang di tengah semak-semak belukar, yang mengelilingi sebuah kastil tua yang terletak di tengah hutan.

Beberapa bayangan hitam muncul dari dalam hutan, dan kini mulai melesat dengan sangat cepat, lalu tiba-tiba menghilang di tengah semak-semak belukar, yang mengelilingi sebuah kastil tua yang terletak di tengah hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan cermat Singto menatap gerbang kastil itu, desisan pelan terdengar darinya, melengkapi tatapan tidak bersahabat yang di keluarkan oleh pria tampan tersebut.

Sementara pikirannya, mengikuti setiap rencana yang kini tengah di diskusikan oleh para anak buahnya, yang saat ini tengah berubah wujud menjadi serigala.

"Sampai kapan kita disini, sing?" Tanya Tae yang sudah gemas ingin mematahkan tangan-tangan serigala jail dan tidak punya kerjaan di dalam kastil.

Tae sudah geram dengan kelakuan makhluk-makhluk tidak punya pikiran itu, selalu saja mencari masalah, dan membuat kawananya sangat resah.

Dan kali ini mereka sudah keterlaluan karena sudah menculik salah satu anggota mereka, yang bisa Tae lakukan saat ini hanya menatap sinis Tay, tidak percaya pria itu menjadi penghianat di antara mereka, harusnya Tay melaporkan hal itu kepada mereka, bukannya pada pihak musuh, lalu membuat semuanya jadi rumit, bahkan kacau balau seperti ini.

"Kalian pergilah ke arah gerbang utama." Ujar Singto sambil menatap anak buahnya yang menjadi serigala, "P'Tay, P'Tae, P'Earth, dan P'Kim. Kita kepintu belakang, aku yakin mereka akan kabur nanti, dan sisanya kepung setiap sudut kastil, Pastikan tidak ada satupun yang bisa lolos." Perintah Singto, mendengar hal itu keluar dari mulut pemimpin mereka, membuat semuanya pergi  mengikuti apa yang Singto perintahkan.

"Tunggu." Seru Singto, pada Keempat orang yang bersamanya saat ini, "keselamatan adikku lebih penting, jangan bertindak gegabah, ikuti semua perintahku." Lanjut Singto, sebelum melanjutkan perjalanannya menuju belakang kastil.

Di ikuti oleh Tae, Earth, Kim, dan juga Tay di belakangnya, mereka berjalan penuh dengan antisipasi, dan menatap setiap sudut hutan itu, siapa tahu saja, pihak musuh sudah menyiapkan jebakan untuk mereka semua.

_________

Brukkkk.

Hunz memukul meja yang berada tepat di hadapannya dengan kesal, raut wajahnya di penuhi amarah, lalu menatap kedua anak buahnya yang saat ini tengah memberinya kabar dengan tatapan pembunuhnya.

Tanpa aba-aba apapun, Hunz mencekik salah satu anak buahnya tanpa ampun, hingga tidak lama tubuh pria itu sudah tidak bernyawa saat Hunz melepaskan tangannya, tidak ada penyesalan sama sekali yang tergambar di Hunz, pria bertubuh kekar itu hanya menatap jasad anak buahnya tanpa arti.

Lalu kemudian menatap salah satu anak buahnya yang masih tersisa, membuat anak buahnya itu sedikit ketakutan.

"Katakan pada Lam dan Tam, seret gadis itu dan bawa dia ke kastil utama." Perintah Hunz dengan tajam, yang langsung di turuti oleh anak buahnya tersebut.

[6]. That Was You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang