#7

4.3K 387 124
                                    

Singto menatap Krist yang kini tengah tertidur pulas dengan tersenyum simpul, pria manis itu terlihat sangat polos jika sedang tertidur seperti itu.

Ekor mata Singto menatap dengan cermat Krist, di usapnya lengan Krist yang sedikit lecet, dan juga beberapa luka kecil karena kejadian kemarin.

Bahkan kaki sebelah kiri Krist mengalami lebam, Singto bisa melihat beberapa bercak biru disana.

Dan yang paling membuatnya kesal adalah ini di lakukan oleh orang yang sama, sepertinya orang itu tidak ada jeranya bermain - main dengannya.

Selalu mencari masalah dengannya, dan membuatnya marah, apa yang di incar oleh orang itu sebenarnya. Itu masih belum diketahui pasti oleh Singto, yang dia tahu kawanan wilayah lain itu selalu saja mencari masalah dengan kawanannya, selalu ingin membasmi keturunannya.

Karena keturunan yang di hasilkan oleh keluarganya itu mempunyai kekuatan dan kemampuan yang melebihi yang lain, jadi semua orang bersatu untuk membasminya dan juga keluarganya, meskipun sampai sekarang hal itu tidak bisa terjadi.

"Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi." Ujar Singto seraya mengelus rambut Krist.

Sementara pria manis itu tetap tertidur dengan nyenyak, mungkin itu adalah efek obat yang di minumnya tadi.

Pria tampan itu membungkukkan dirinya, dan mengecup bibir merah muda milik Krist, awalnya Singto hanya ingin mencium pria manis itu dengan singkat, namun Singto tidak bisa menahan dirinya untuk memberikan hisapan demi hisapan di bibir Krist yang entah mengapa tidak pernah membuatnya puas jika mencium bibir ranum tersebut.

Sedangkan Krist di alam mimpinya, tengah bermimpi berciuman dengan Singto, padahal pada kenyataannya memang seperti itu.

Setelah puas bermain dengan bibir Krist, pria tampan itu menaikan dirinya di atas tempat tidur milik Krist dan membaringkan tubuhnya disana, lalu membalikan badannya ke arah samping menghadap Krist. Kemudian memandangi wajah manis pria itu dengan tatapan memuja, seolah tidak ada yang menarik lagi dari hal itu di dunia ini.

Entah mengapa belakangan ini Singto merasa jika dirinya terlihat seperti  orang bodoh, yang selalu serba salah untuk menghadapi kelakuan pria manis yang kini ada di depannya, Singto selalu saja tidak bisa mengimbangi kelakuan ajaib Krist itu.

Yang terkadang terlalu cerewet, terlalu polos, terlalu lucu bahkan sangat manis, dengan pertanyaan - pertanyaannya yang tidak masuk akal dan juga imajinasinya yang di luar batas itu, membuat Singto sangat gemas dengan semua kelakuan Krist.

.

.

.

"Darimana saja kau, nong?" Tanya Singto dengan tatapan mengintimidasi, saat melihat Lian berjalan masuk kedalam rumah.

"Rumah kaca." Jawab Lian.

"Ini sudah hampir tengah malam dan kau baru pulang, apa saja yang kau lakukan disana?" Tanya Singto.

"Tidak ada, aku hanya bosan." Jawab Lian.

"Kau kenapa? Kau sakit?" Tanya Singto.

"Tidak." Jawab Lian.

"Kau tampak aneh." Ujar Singto.

"Aneh apa P'? Aku tidak aneh." Sahut Lian.

"Tidak biasanya kau bicara selembut itu padaku, dan juga kenapa kau selalu menunduk dari tadi tidak mau menatapku, kau melakukan kesalahan apa kali ini?" Tanya Singto heran dengan kelakuan adiknya.

"tidak ada." Jawab Lian.

"Kau marah karena perjodohan itu? Kau mau membatalkannya? Baiklah, nanti akan P' batalkan, kalian bertiga sama, tidak berbeda. Hanya saja kau tahu jika kedua adikmu itu sudah memiliki mate, aku juga ingin kau memiliki nya." Jelas Singto.

[6]. That Was You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang