#8

4.1K 418 89
                                    

Krist keluar dari dalam rumah dengan wajah kesalnya, sembari mengangkat salah satu tangannya, dan membuat gerakan seperti ingin menggapai sesuatu.

"Ini itu hutan atau tempat jin membuang anak sih, kenapa tidak ada sinyal sama sekali." Keluh Krist sambil berdecak kesal.

Pria manis itu mengibas-ngibaskan tangan kanannya berharap ada satu sinyal saja yang menyangkut di sana.

"Aish, ini sungguh hutan belantara, apa ada orang yang sanggup hidup di tempat seperti ini." Gumam Krist.

"Tentu ada, itu kami semua." Cetus Windy yang kini tengah berjalan menghampiri Krist, bersama dengan adiknya.

Pria manis itu baru saja mendudukkan dirinya di atas ayunan, yang terletak di halaman belakang rumah itu.

"Apa yang kalian makan sampai betah tinggal di sini?" Tanya Krist pada kedua gadis itu.

"Daging." Jawab Indah.

"Hah? Daging?" Kata Krist.

"Iya, daging itu sangat enak." Ujar Indah.

"Cukup membahas masalah daging, nong." Bisik Windy.

"Apa sih P'? Aku hanya bicara tentang apa yang ku sukai saja." Jawab Indah.

"Nanti P'Krist curiga." Ingatkan Windy, yang langsung di jawab anggukan oleh Indah.

Windy takut jika adiknya akan keceplosan nanti, saat berbicara tentang daging, bisa-bisa Indah akan mengatakan tentang rusa dan hewan lainnya. Bisa gawat jika Krist sadar dan curiga pada mereka nantinya.

"Apa disini tidak ada tempat yang bagus? Aku bosan disini terus." Keluh Krist.

"Tentu ada P', di dekat sini ada sebuah bukit, pemandangan di atas sana juga sangat bagus." Ujar Windy.

"Apa kau bisa mengantarku ke sana?" Tanya Krist.

Kedua gadis itu saling berpandangan, dan langsung menggelengkan kepalanya, tempat itu di larang untuk keduanya, Singto tidak pernah mengijinkan mereka pergi sejauh itu, pasti kakaknya akan mengomel sepanjang waktu, dan keduanya akan di hukum nanti.

"Tidak bisa, itu terlalu jauh, jika P'Sing tahu kami akan tamat." Tukas Indah.

"Oh, sayang sekali padahal aku ingin kesana." Ucap Krist.

"Minta saja P'Sing untuk menemani P." Usul Indah.

Jadikan keduanya tidak akan kena marah, dan juga Krist bisa pergi ke sana, plus ada yang menjaga kemudian memastikan Krist selamat sampai tujuan nanti.

"Tidak mau, dia mengesalkan." Tolak Krist.

"Kenapa? Kakak kami itu tampan, pintar dan juga baik, dia pasti akan menjagamu P." Ujar Windy.

"Kau membanggakan kakakmu sendiri, nong." Sahut Krist.

"Itu kenyataannya, memang aku berbohong?" Tanya Windy.

"Tidak." Jawab Krist, sambil menghela nafas beratnya, karena itu sebuah kebenaran.

"Baiklah, nanti aku akan meminta P'Sing untuk menemani P'Krist." Jelas Windy.

"Terserah kalian berdua saja, nong." Ujar Krist sambil terus fokus pada ponsel miliknya.

.

.

.

Saat ini Krist dan Singto tengah berjalan bersama di tengah hutan, ekor mata Krist menatap tidak tenang ke kiri dan ke kanan, lalu menatap kearah kebelakangnya juga.

Saat ini Krist dan Singto tengah berjalan bersama di tengah hutan, ekor mata Krist menatap tidak tenang ke kiri dan ke kanan, lalu menatap kearah kebelakangnya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[6]. That Was You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang