Luka

5.5K 741 200
                                    

Karena perkembanganmu yang sangat cepat di agensi membuatmu menjadi lebih sering diberikan tugas penting. Pada hari ini kamu diberi tugas untuk mengantar sebuah dokumen berharga kepada seorang pejabat. Kamu melakukan misi ini sendirian dikarenakan semua orang juga sibuk mengerjakan pekerjaanya masing-masing.

Kamu berjalan ke sebuah gedung pertemuan dan dengan mudahnya kamu menyusup melalui pintu belakang. Akhirnya kamu pun dapat menyelesaikan misi mudah itu sekitar jam 4 sore. Saat kamu sedang jalan pulang melewati jembatan kamu melihat awan yang mulai mendung. "Firasatku buruk," gumammu.

Kamu menoleh ke arah Barat, menikmati matahari yang mulai bersembunyi. Kamu menganggumi suasana ini karena kamu sering melihat matahari terbenam bersama Chuuya dahulu.

"(First Name) ?"

Kamu menoleh, merasa mendengar seseorang memanggil namamu dengan suara yang familiar. "Eh ? Akutagawa-kun ?" kamu tak percaya akan bertemu dengannya disini.

"Apa yang kau lakukan disini ?" kamu bertanya kepadanya.

"Tidak ada. Kebetulan kita bisa bertemu."

"Ya. Sudah 4 tahun kita tidak berbicara seperti ini kan ?"

"Aku tidak peduli," jawabnya dingin. Melihat sikapnya itu malah membuatmu terkekeh kecil lalu mengelus kepalanya pelan. Walau dengan sikap yang dingin itu Akutagawa tetap saja mengagumimu dan bahkan dia tidak suka bertengkar denganmu.

Kamu berbincang banyak hal dengannya walau dia hanya menjawabmu dengan jawaban singkat dan dingin. "Kalau begitu aku akan kembali ke agensi. Aku menitip salam untuk Chuuya-nii dan Higuchi ya," kamu hendak berjalan, tetapi tiba-tiba Akutagawa menahan tanganmu.

"(First Name) Kenapa kau masih bertahan hingga saat ini ?"

"Apa maksudmu Akutagawa-kun ?"

"Jangan bertingkah bodoh. Kau sendiri tahu mengenai apa saja yang telah Dazai-san lakukan kepadamu !"

"Lalu ?"

"Lalu ?! Apa kau gila ? Kau lebih baik merelakannya ! Apa kau pikir mereka akan menerimamu apa adanya ? Mereka hanya akan baik padamu diawal lalu akan meninggalkanmu ! Apa yang bisa kau harapkan dari mereka !"

Seketika tetesan air hujan mulai menetes satu per satu. Membasahi tanah dan juga dirimu. Mendengar perkataan Akutagawa cukup membuatmu mengenang masa lalu yang kamu selalu ingin lupakan.

"Akutagawa-kun, kau benar. Bahkan aku tidak mengerti mengapa aku bisa mempercayai orang-orang itu bahkan aku selalu berpikir mengapa aku bisa bertahan bersama Dazai-san. Tapi....," kamu melihat kearah Akutagawa dengan tatapan sedih.

"Setidaknya bisakah kau tidak mengatakan hal itu ?! Aku sudah berjuang selama ini ! Tolong jangan membuat perjuanganku selama ini menjadi tak berguna hanya karena kata-katamu !" lanjutmu dengan nada sedikit membentak.

"(First Name)-," Akutagawa berusaha memegang wajahmu, tetapi tiba-tiba saja tangannya berhenti diudara lalu dia membalikan badannya. "Maaf," ucapnya lirih dan langsung meninggalkanmu.

Hujan turun semakin deras membuat seluruh badan dan rambutmu basah. Kamu berjalan tanpa arah setelah mendengar perkataan Akutagawa yang berputar-putar dikepalamu.

Dazai POV

Aku bersenandu sembari membaca buku tentang cara-cara untuk membunuh diri. Hingga tiba-tiba saja aku mendengar suara kencang dari luar apartemenku. Karena rasa penasaranku, aku melihat keluar apartemenku dan menemukan (First Name) yang jatuh terduduk didepan pintuku. Dia terguyur hujan dan badannya juga gemetar.

"Hey, apa yang kau lakukan disini ?" aku memegang pundaknya. Disaat itu aku menyadari bahwa badannya gemetar dan juga tatapannya terlihat kosong. Tak sanggup aku melihat keadaannya, aku menyuruhnya untuk masuk. Tetapi dia terdiam seakan tidak dapat mendengar apa yang kukatakan. Tanpa pikir dua kali aku menggendongnya ala bridal style lalu membawanya masuk kerumah.

~~~~~~~~~~~~~~

"Hey, kau harus mandi. Jika kau tidak menghangatkan tubuhmu kau bisa sakit," kata Dazai dengan nada perhatian. Kamu tetap tidak bergeming hingga akhirnya Dazai mengambil handuk lalu menaruhnya keatas kepalamu pelan. "Kau harus mandi. Kumohon," ucapnya. Entah tersambet apa-- kamu mengambil handuk itu lalu masuk kedalam kamar mandi.

Kamu membuka bajumu yang sudah basah. "Ini sabun--," mata Dazai terbelalak saat melihatmu tidak menggenakan apa-apa. Kamu menyadari hal itu dan langsung sadar. "B-baka !!" kamu melempar gayung kearahnya membuat Dazai terlempar keluar. Tanpa berkata apapun lagi Dazai menghela nafasnya lalu berjalan kearah dapur.

10 menit berlalu dan kamu keluar dengan baju yang Dazai pinjamkan kapadamu. "Wow, sepertinya baju itu yang menggenakan dirimu daripada kau yang menggenakan baju itu," ejeknya karena efek baju kebesaran yang kamu pakai. Dan juga karena baju itu cukup panjang akhirnya kamu tidak menggenakan celana lain.

"Dazai-san," panggilmu serius dan dia hanya tersenyum. "Ada apa ?"

"Apa kau melihat luka tadi ?"

Dengan ragu Dazai menjawab, "Ya. Aku entah kenapa merasa bersalah saat melihat luka itu. Apa aku yang membuatnya ?"

"Ya. Saat kau amnesia kau tidak sndgaja menyerangku dan membuat luka panjang dipunggungku ini."

"Maaf."

"Jangan minta maaf. Aku tidak suka ekspresimu."

Dazai tidak melanjutkan perkataanya dan langsung memberikanmu minuman hangat untuk disantap. "Kenapa kau bisa basah kuyub ?"

Kamu tersedak dan langsung mengelap mulutmu. "Aku akan menceritakannya besok. Aku tidak ingin membicarakannya sekarang." Dazai mengehal nafas pelan lalu mengambil gelasmu yang sudah kosong.

"Kau lebih baik tidur sekarang," Dazai menyiapkan futon dan menyuruhmu untuk tidur disitu. Saat dia ingin berpindah keujung ruangan, kamu menarik tangannya dan berkata, "Bisakah kau tidur bersamaku hingga pagi ? Aku agak merasa khawatir."

"Apa kau anak-anak ?"

"Jika kau menolaknya sih aku tidak masalah."

"Bodoh," ucapnya yang lalu masuk kedalam selimut yang sama denganmu.

Jantung Dazai berdetak dangat kencang hingga dia pikir kamu bisa mendengarnya.

Dazai mengelus rambutmu dan mencium rambutmu, "Beristirahatlah. Oyasumi, (First Name)."

Muka Dazai berubah menjadi sangat merah saat dia menyadari bahwa baru saja mencium rambutmu. Untung saja kamu sudah terlelap dipelukannya.

A/N !
Minna ! Len kan lagi masa masa ujian jadi wajar ya kalau Len updatenya suka telat dan maaf kalau banyak typo karena Len itu kena semacam Hand Trauma dan itu bikin tangan Len kaku. Hand Trauma itu karena tangannya terlalu capek gitu tapi Len masih bisa nulis kok. So jangan lupa comment + vote dan follow ya !!!!

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang