Keegoisan Manusia

3.1K 445 135
                                    

Kamu mendengar suara gesekan pelan dan Dazai keluar dari persembunyiannya. Dia melihatmu tajam membuatmu sedikit terkejut.

"Dazai-san, tolonglah," kamu memohon kepadanya. Dazai tak menghiraukanmu dan dia berjalan mendekatimu. Dia memelukmu erat hingga membuat darah yang ada dibajumu menyebar dibajunya juga.

"Dazai-san, bajumu nanti--," belum selesai kamu bicara Dazai menutup mulutmu dengan tangan kanannya.

Tiba-tiba saja Castor berlari-- siap menyerangmu. Kamu melihatnya dan tanpa kamu sadari kamu berteriak, "Diam !" didetik itupun Castor terdiam. Badannya tidak bisa digerakan.

Kamu melihat Dazai lagi, manik kalian bertemu. Tatapan Dazai dipenuhi dengan kekhawatiran dan takut.

Dia mengelus wajahmu, membersihkan bercak darah diwajahmu perlahan.

"Aku akan pergi.......," ucap Dazai. Senyum manis terukir diwajahmu sembari mengatakan terima kasih.

"Aku percaya padamu," ucap Dazai. Dia mencium keningmu sebelum dia benar-benar meninggalkanmu.

"Aku juga percaya padamu, Dazai-san."

Niatmu sudah bulat. Kamu menggenggam erat katana yang dipegang, matamu menatap Castor dengan penuh ancaman.

Castor bukannya takut, tetapi dia tersenyum bangga. Tiba-tiba saja Castor bisa bergerak kembali dan dia kelihatan sedang merenggangkan badannya.

"Mau diselesaikan disini ?" tawar Castor dengan mudahnya. Kamu mengangguk dan tersenyum kearahnya, "Ya, kita selesaikan disini. Kau juga sudah diambang batasmu kan ?"

Tawa castor menggema diruangan itu. Benar, Castor dan kamu berada disituasi yang sama. Kalian sama-sama diambang batas kalian dan inilah kesempatan terakhir untuk mengalahkannya.

Kalian sama-sama dalam posisi siap dan langsung menyerang bersamaan. Bunyi benturan dan gesekan besi terdengar sangat nyaring. Dia menendangmu dan dengan lihai kamu meloncat. Kamu membalas dengan menendang kepalanya. Dia terpental jauh menabrak dinding ujung ruangan hingga rubuh.

"Hahaha, kau yang terbaik. Itu kekuatan aslimu kah ?"

"Jangan bodoh. Jika aku menggunakan kekuatanku yang sesungguhnya maka kau akan mati," ejekmu. Dia mulai naik pitam dan pertempuran besar berlanjut.

~~~~~~~~~~~~~~~

Keadaan dibawah tidak terlalu kacau. Dazai telah sampai dan memberitahukan apa yang terjadi. Tiba-tiba bangunan paling atas sempat runtuh-- membuat semua orang panik.

"A-apa itu ?" tanya Tanizaki yang sedang melindungi adiknya, Naomi.

"Pertempurannya sangat sengit pastinya," jawab Ranpo.

Dazai masih memperhatikan gedung itu dengan sangat serius hingga Kunikida menepuk bahunya, "Kau percaya kepadanya, kan ? Maka jangan cemas. Obati lukamu dulu."

Dazai terkekeh pelan, "Mana mungkin aku tidak cemas melihat keadaannya tadi ?"

Kunikida hanya dapat memaklumkan apa yang Dazai khawatirkan saat ini. Dari bawah saja suara decitan besi dan benturan baja bisa terdengar jelas.  

~~~~~~~~~~~~~

"Kau tidak mudah menyerah, ya ?" Castor sudah mulai terengah-engah. Darah mulai mengalir dari kepalanya karena benturan keras dari seranganmu.

"K-kau juga," ucapmu gagap. Kamu terbatuk-batuk beberapa kali dan bahkan mengeluarkan darah yang cukup banyak dari mulutmu.

"Bagaimana pertarungan ini kita ganti peraturannya ?" ucap Castor. "Pertarungan hidup dan mati, bagaimana menurutmu ?" lanjutnya. Seringai kecil muncul diwajahmu.

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang