Hadiah

4.2K 597 32
                                    

"Kakak.......," ucap Gaby. Suaranya terdengar sangat lemah.

Tanganmu bergetar dan matamu perlahan berubah menjadi merah darah. Tanganmu sudah berlumuran darah yang mengalir dari luka Gaby.

"Kakak, kekuatanmu bukanlah untuk membunuh, tetapi untuk menyelamatkan orang-orang. Karena itu jangan sampai terjatuh kedalam kegelapan lagi," Gaby memegang pipimu perlahan dan cahaya putih keluar dari tangannya. Dia memakai kekuatannya untuk menenangkanmu.

"Hah... Kalian semua itu sangat merepotkan. Harusnya rencanaku berjalan lancar tapi karena anak peri itu sekarang rencanaku hancur," suara menjengkelkan itu terdengar dari ujung ruangan.

"Akhirnya kau keluar juga," ujar Dazai. Laki-laki itu tertawa dan ternyata dari awal Dazai telah menyadari kehadiran lelaki itu.

"Rencanamu adalah jika kau bisa melemahkan (First Name) maka kau bisa dengan mudah membawa Gaby kan ?" Dazai sekarang berhadapan dengannya.

"Sesuai dugaanku kau itu benar-benar genius, Dazai Osamu. Tak kusangka kau menebak seluruh rencanaku dari awal."

"Itu hal yang mudah bagiku," jawab Dazai dengan senyuman setannya, ralat, khasnya.

"Dan sepertinya gadis kesayanganku tidak bisa menerima apa yang baru saja terjadi. Aku sudah pernah bilang kan ? Jika kau ikut bersamaku maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak akan ada yang terluka," kamu terdiam-- mengelus pelan surai Gaby lalu menidurkannya disampingmu.

"Ah, maaf. Apa aku keterlaluan, ya ?" Helios berusaha memancing amarahmu dan tiba-tiba saja darah mengalir dari lengan Helios.

Kamu bangkit berdiri-- berjalan mendekati Helios. Manikmu berubah menjadi merah darah kembali, "Aku tidak peduli jika kau mau melakukan apapun padaku, tetapi kau baru saja melakukan kesalahan besar."

Tanganmu siap memegang kepalanya hingga sesaat seseorang mendekapmu erat dari belakang. Nafasnya terengah-engah sampai kamu bisa merasakannya.

"Cukup, (First Name). Kita tidak membunuh. Kau tidak membunuh," suara itu terdengar lembut ditelingamu membuat kamu kembali sadar dan terjatuh dalam pelukannya.

Helios terduduk, keringat dingin membasahi tubuh dan wajahnya. Dia terlihat sangat ketakutan, "H-heh ? Ka-kau sebut dia tidak membunuh ? Li-lihat saja t-tadi ! Pressencenya saja dapat membunuh seseorang dan k-kau sendiri merasakannya !"

Dazai tak berkata karena dia memang merasakan pressure yang mencengkam hingga dia sulit bernafas. Dia melihatmu sembari membantumu berdiri. Dia meraih pistol didekatnya lalu membidiknya, "Aku memang tidak membunuh, tetapi aku lebih suka menyiksa seseorang."

Suara tembakan terdengar nyaring digedung itu.

Kalian meninggalkan Helios yang sudah tidak sadarkan diri karena ancaman maut dari Dazai. Sekarang kamu berada diatas atap gedung itu sembari menggendong Gaby.

Sebuah lingkaran dengan huruf-huruf kuno tertera dilantai. Kamu berjalan ketengah lalu membaringkan Gaby perlahan. Bulan darah sudah berada dipuncaknya dan sebuah pilar cahaya muncul disekitar huruf-huruf kuno itu.

Dalam sekejap badan mungil Gaby terangkat dan luka-lukanya menghilang. "Kakak, terima kasih atas bantuannya. Aku senang bisa bertemu dengan kakak !" ujarnya riang.

Kamu membalasnya dengan senyuman, tetapi manikmu tidak menunjukan hal yang sama.

"Kakak itu selalu menyembunyikan segalanya dari orang-orang sehingga membuat dirimu terluka. Waktu itu aku ingin bertanya mengapa mata kakak selalu menunjukkan kesedihan yang mendalam, tetapi sekarang aku mengetahuinya."

"Apa maksudmu, Gaby ?" tanyamu bingung. Kamu tidak mengerti dengan perkataan Gaby tentang dirimu.

"Kakak bukanlah pembunuh. Kekuatan kakak lebih dari ini dan juga kekuatan kakak harus digunakan untuk menyelamatkan orang-orang. Walau aku tidak ada didunia ini aku akan selalu bersama kakak. Aku akan membimbing kakak untuk menggunakan kekuatanmu yang sebenarnya," badan Gaby sudah mulai berubah menjadi kabut putih. Dia memanggil Dazai dan dirimu untuk berdiri dihadapannya.

2 Bola emas terbentuk dari tangannya lalu menghilang. Gaby mengecup dahimu dan tangan Dazai. Bola itu muncul ditempat yang Gaby kecup.

"Kekuatan ini akan mengabulkan segala permintaan kalian, tetapi ini hanya akan mengabulkan 3 permintaan yang sangat kalian kehendaki. Lakukan kebaikan sebanyak mungkin dan kekuatan ini akan menjadi tak terbatas. Sampai jumpa lagi, Kak (First Name) dan Kak Dazai. Kuharap kita bisa bertemu lagi," setelah mengucapkan hal itu Gaby pun menghilang beserta pilar putih itu. 

Dazai menghela nafas panjang lalu berjalan balik. Menyadari kamu tidak mengikutinya, dia berkata, "Sampai kapan kau akan disitu ? Tugas kita sudah selesai."

"Dazai-san, aku harus bagaimana ?"

"Hah ? Apa maksud--," mata Dazai terbelalak saat melihat ekspresimu saat ini. Dia tidak bisa menjelaskannya, tetapi melihat ekspresimu saja membuatnya tersakiti.

"Aku merasa sedih dan juga kehilangan. Sekarang lihatlah ! Tak setetes air mata keluar dari mataku. Tapi kenapa ? Kenapa aku tidak bisa menangis ? Apa yang salah dariku ?!" kamu berkata sedikit menghentak.

Tetesan air hujan mulai turun membasahi kalian. Badanmu basah terguyur air hujan.

"Kau tidak salah. Semua akan ada waktunya. Waktu dimana kau akan merasakan hal tersebut. Kau juga akan belajar tentang perasaan itu dan disaat kau sudah mengerti segalanya, aku akan disana bersamamu. Jika saat itu tiba maka kau akan merasa bahwa dirimu dipenuhi api yang membara," Dazai berjalan kearahmu dan melihatmu intense.

Kamu menundukan kepalamu lalu berjalan mendahuluinya. "Kau benar. Kita belajar bersama dengan waktu yang berlalu dan yang akan datang. Kau benar, Dazai-san. ほら、帰ろ ! (Hora, kaero / ayo kita kembali)," kamu tersenyum kearahnya.

Kamu berjalan keluar gedung bersama Dazai dan telah disambut oleh anggota agensi yang lain. Kamu tidak menceritakan apa yang terjadi tadi kepada anggota yang lain dan Dazai hanya memperhatikanmu dari belakang.

Dazai merogoh sakunya dan menemukan sebuah liontin sapphire berwarna violet. Dia memperhatikan liontin itu sesaat.

'Berikan itu pada kakak (First Name), ya !' suara itu mengiang dibenak Dazai dan dia menyadari bahwa itu adalah Gaby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Berikan itu pada kakak (First Name), ya !' suara itu mengiang dibenak Dazai dan dia menyadari bahwa itu adalah Gaby. Dia yang menitipkan liontin ini untuk (First Name).

Dazai hendak memberikannya padamu tapi melihatmu sedang memakai topeng didepan anggota agensi membuatnya geram. Dazai mengetahui bahwa kamu merasakan kesedihan akan tetapi kamu menyembunyikannya dari mereka dengan fake smilemu.

"Haruskah kau selalu menyembunyikan segalanya dariku, (First Name) ?" batin Dazai selagi menghembuskan nafas.






Sorry Len lupa bilang !! Reader itu dikasih katana, hadiah dari Sacchou ! Katananya kayak dibawah ya !!! Sorry kalau banyak typo krna Len baru aja potong kuku jadi susah ngetik wkwk !

Jangan lupa Vote ! Comment ! Dan follow ya !! Stay tune guysss !!!

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang