Kamu sekarang berada diagensi. Setelah kamu memberikan informasi yang telah terkumpul selama 1 tahun itu kepada Sacchou. Kamu juga sudah memberitahukan kepada Sacchou bahwa kalian akan berperang dan untung saja Sacchou menyetujuinya.
Entah kenapa, sekarang Dazai tidak bisa lepas darimu. Kamu menyadarinya, tetapi kamu tak menghiraukannya. Saat kalian bercanda ria tiba-tiba Ranpo memanggilmu untuk berbicara berdua saja.
"Ada apa, Ranpo-san ?"
"(First Name), aku tidak mau merusak kebahagiaanmu bersama Dazai, tetapi kau lebih baik memikirkan ini lebih jauh. Jika kau bersama Dazai terus maka kemungkinan besar dia akan.....," Ranpo menghindari tatapanmu.
"Mati. Iya bukan ? Jika Dazai tidak mati maka akulah yang akan mati. Aku tahu hal itu saat mencari data Apollo."
"Lalu apa yang akan kau lakukan ?"
"Aku.......," senyuman kecil tergambar diwajahmu, "Setelah semua ini berakhir maka aku akan meninggalkan semua orang disini. Semenjak keberadaanku disini, semua orang berada dalam masalah. Tapi tolong jangan bilang kepada anggota lainnya ya."
Ranpo benar-benar ingin menolaknya. Dia tidak ingin kehilangan salah satu anggota agensi lagi, tetapi apa daya-- karena Ranpo sendiri tahu kalau ide itu adalah hal terbaik yang bisa kau pikirkan.
"Maafkan aku," Ranpo menundukan kepalanya.
Kamu melangkah maju dan memeluknya, "Jangan minta maaf, Ranpo-san. Justru aku berterima kasih karena telah mengingatkanku hal ini kembali." Kamu mengeluarkan sebuah permen dari saku belakangmu dan memberikannya, "Permen ini katanya bisa membuat orang menjadi semangat kembali karena itu ini untukmu !"
Mata Ranpo berbinar-binar dan dia langsung menyantapnya didepanmu.
Tak lama kalian berdua kembali ketempat semua anggota berkumpul. Dazai tiba-tiba saja merangkulmu dari belakang, "Apa yang kalian bicarakan ?~." Kamu tidak menjawabnya dan hanya tersenyum manis.
"Ja-jangan-jangan ! (First Name) jangan selingkuhi akuuuu~~~," rengeknya sembari memelukmu erat. Kamu berusaha mendorongnya, "H-ha ? Selingkuh ? Memang sejak kapan kita pacaran ?"
"Sejak kemarin. Apa kau lupa ?~~."
"Aku kan belum menjawabnya !" kamu berusaha mendorong Dazai kembali, tetapi tenagamu tetap tidak bisa melawan Dazai. Kunikida yang peka dengan signal 'Dazai merepotkan. Tolong aku, Kunikida-san !' langsung menendang Dazai menjauh darimu.
"Dasar pemboros perban, tidakkah kau lihat kalau (First Name) terganggu ?" ucapnya dengan ancaman. Kamu terkekeh kecil dan berterima kasih padanya.
Sekitar jam 12 siang, semua anggota dipanggil untuk berkumpul diruangan meeting. Dazai memulai meeting untuk membicarakan rencana kalian untuk mengatasi perang besar nanti.
Kunikida membantunya dengan menampilkan gambar melalui proyektor. Seluruh data yang kamu dapat dilampirkan disana. Dazai berbicara panjang lebar mengenai gedung markas Apollo dan beberapa pasukannya.
"Kita memiliki 2 cara untuk memasuki tanpa diketahui oleh penjaga yang lain. Yang pertama adalah dengan membuat beberapa tim. Tim pertama bertugas untuk mengalihkan perhatian semua penjaga dan bertarung dibawah. Tim kedua bertugas untuk menyusup melalui gudang penyimpanan yang berhubung ke kamar yang mengatur segala perlengkapan pencahayaan disana. Dari situ, kita akan menggunakan stungun untuk membuat sistem pencahayaan mati," jelas Dazai.
Atsushi mengangkat tangannya dan bertanya, "Kenapa kita tidak langsung saja merusaknya agar saat semua lampu mati kita bisa ketempat paling atas ?"
"Jika kita mematikan pencahayan seluruh gedung dengan jangka waktu yang lama maka para penjaga sudah pasti mengetahui ada penyusup yang masuk. Karena itu kita akan menggunakan stungun untuk mematikan lampunya sesaat," kamu menjelaskannya kepada Atsushi dan dia menganggukkan kepalanya beberapa kali. Entah dia mengerti atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name (Dazai X Reader )
Hayran Kurgu(R15+) [HIGH RANK 1# - #bungoustraydogs, #dazaiosamu] Kisah ketika kamu memutuskan untuk berpindah kesisi yang baik karena kematian temanmu, hingga kamu dipertemukan oleh mantan executive dari Port Mafia. . Kamu ditolak olehnya tetapi entah kenapa...