Unexpected Happiness

5.2K 401 227
                                    

Baru saja kamu membuka matamu-- terbangun dari tidur nyenyakmu, tiba2 kamu langsung berlari ketoilet. Rasanya mual hingga kamu menjadi lemas.

"Kau tak apa ?" tanya suamimu, Dazai Osamu yang dengan setianya menemanimu disamping sembari mengelus punggungmu pelan.

"Y-Ya, tak apa kok, O-osamu," kamu berusaha meyakinkannya, tetapi tentu saja laki-laki itu dapat melihat kebohongan diucapanmu.

"(First Name), apa kau mau dirumah saja ?" tawarnya dengan penuh perhatian.

Sayangnya kamu harus menolak tawarannya karena tidak mungkin kamu meninggalkan suamimu yang maniak bunuh diri tingkat dewa itu.

Akhirnya Dazai menopang badanmu selama berjalan ke agensi, lalu dia menitipkanmu diruang kerja Yosano.

Yosano menanyakan keadaanmu dan kamu hanya dapat menjawab seadanya dengan cukup lemas.

Sekiranya sudah 3 hari kamu merasa mual dipagi hari, bukan itu saja, kamu bahkan jadi susah dalam makan karena akan memuntahkannya kembali. 

"Oh, kalau gitu sekalian check up luka dipunggungmu saja ya," tawar Yosano. Dazai langsung mengangguk, dia mengecup keningmu dan pergi setelah itu.

"Ho~, baru kali ini aku melihat Dazai sebegitu perhatiannya. Kau pasti sangat mencintainya, (First Name)."

"Ya, aku benar-benar mencintainya," tak sadar sebuah senyuman terukir ketika kamu mendengar orang lain menyadari betapa cintanya ia padamu.

Tak lama, Yosano memeriksa luka punggungmu dulu lalu dia memeriksa keadaan tubuhmu. 

"Hm, aneh ya. Padahal kau tidak sakit, apa jangan-jangan.....," Yosano berhenti berbicara dan pergi mengambil suatu barang dilemarinya.

Yosano memberikanmu sebuah kotak dan seketika dia tersenyum lebar.

"Ini ?"

"Test pack, kau cobalah dikamar mandi. Aku menunggu kabar baiknya," dia terkekeh, hal itu membuatmu sedikit ragu mencobanya.

Kamu mencoba test pack itu dikamar mandi sesuai cara pemakaiannnya dan tandanya terdapat dua garis.

Kamu keluar dan memberikan hasilnya kepada Yosano, matanya langsung berbinar-binar.

Yosano langsung memelukku sembari mengucapkan kata selamat beberapa kali.

"Selamat, (First Name) ! Kau mengandung !"

Kamu terpatung sejenak, tidak dapat memproses kata-katanya dengan cepat.

Dan disaat itu pula kamu baru mengingat, 3 minggu kemarin Dazai mengajakmu melakukan 'itu' tanpa pengaman.

Kamu baru benar-benar menyesal sekarang. Yosano yang menyadari kemurungan diwajahmu langsung saja bertanya, "Kau kenapa ? Harusnya kau senang."

"Itu hanya saja......, aku tidak yakin kalau dia senang mendengarnya," kamu menundukkan kepalamu sedikit.

"Kalau begitu kau yang bilang sendiri padanya," Yosano langsung saja keluar dan kamu sudah yakin kalau dia akan memanggil Dazai kesini.

Belum sempat kamu mencegahnya, tetapi dia sudah melaju cepat keluar. 

Tiba-tiba saja Dazai sampai diambang pintu dengan terengah-engah, hal itu cukup membuatmu terkejut.

"(First Name), katanya kau sakit parah ?!" tanyanya panik. Melihat ekspresi paniknya malah membuatmu tertawa.

"Osamu, sebenarnya......," belum selesai kamu berbicara, dia langsung berlari kearahmu dan memelukmu.

"Beritahu aku apa yang Yosano-sensei katakan !"

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang