Misi dan Akhir Hubungan

4.1K 538 43
                                    

Pagi-- ralat-- subuh sekitar jam 3 kamu sudah membawa beberapa peralatan untuk misimu. Chuuya yang baru saja bangun langsung mengantarmu ke HQ Port Mafia. "Kalau begitu aku pergi ya," ucapmu ramah.

Chuuya tak tersenyum sama sekali, dia menarikmu dan langsung memelukmu.

"Aku akan menunggumu. Jadi kembalilah, misi ini cukup berbahaya untukmu sendiri," bisik Chuuya lembut.

Rasanya kamu tidak ingin meninggalkannya. Kamu takut. Misi ini bisa saja merenggut nyawamu, tetapi demi menyelamatkan Higuchi, bawahanmu dulu, kamu rela melakukannya.

Kamu memasuki helikopter yang telah disediakan oleh Mori. Chuuya mengantarmu hingga helikopter itu lepas landas.

Didalamnya kamu melihat-lihat kembali peta yang diberikan Akutagawa dan Mori. Kamu sudah membuat rencana untuk memasuki tempat itu. 20 menit berlalu dan kini kamu siap meloncat. Dengan aba-aba dari pilot kamu pun meloncat dan sampai dipesawat jet tersebut. Dengan perlahan kamu membuka pintu darurat dan masuk mengendap-endap. Tempat itu sangatlah gelap sehingga membuatmu cukup sulit untuk menepakkan kaki.

2 orang lewat didepanmu dan dengan sigap kamu membuat keduanya pingsan dengan kekuatanmu. Kamu mengambil kartu identitas mereka agar kamu bisa memasuki ruangan-ruangan dengan leluasa. Kamu berlari kesana kemari, tetapi tidak dapat menemukan gudang penyimpanan.

Seketika kamu salah berpijak, seluruh lantai runtuh hingga kamu terjatuh ketempat paling dasar. Kamu terjatuh cukup kencang sampai-sampai melukai kaki dan kepalamu. Ada hal janggal yang kamu rasakan sekarang, kamu meraba sekitarmu dan merasakan benda-benda dingin berbahan besi dan beberapa alumunium.

'Bingo,' batinmu dan langsung menempelkan sebuah pelacak ditempat itu. Selagi kamu berusaha berdiri, kamu telah disambut oleh beberapa prajurit yang membawa senjata tajam.

'Ini cukup tidak baik ya,' umpatmu saat kamu menyadari luka yang cukup parah dikakimu membuatmu sulit untuk bergerak. Kamu menghindari semua pertempuran dan hanya menggunakan kekuatanmu untuk membuat mereka pingsan.

Sekarang kamu berada ditempat utama, tempat kendali. Sayangnya kamu lebih mementingkan untuk menyelamatkan Higuchi, dengan teliti kamu mencari tempat Higuchi ditahan. Setelah menemukan tempatnya, kamu berlari sekuat tenaga dan langsung mendobrak pintu pengunciannya. "Higuchi, kau tidak apa-apa ?" tanyamu. Dia hanya mengangguk lemah, melihat keadaannya saja cukup membuatmu naik darah.

"Kerja bagus, (First Name). Kau cukup hebat karena dapat melewati semua perangkap yang kubuat. Sayangnya temanmu itu sudah terinjeksi oleh racun dari organisasi kami dan satu-satunya penawar ada dikotak bom diruang kendali. Jika kau mengambilnya maka bom itu akan langsung meledak tapi jika kau tidak mengambilnya maka temanmu akan mati. Silahkan kau pilih, (First Name)," ucapannya itu dia akhiri dengan tawa iblisnya.

Kamu menggendong Higuchi hingga ketempat paling aman. "(First Name)-senpai, tinggalkan aku. Kau harus menyelamatkan dirimu," ucapnya terengah-engah. Kamu hanya tersenyum dan merobek sedikit pakaianmu-- menggunakan pakaian itu untuk membalut luka Higuchi.

Higuchi memaksamu untuk meninggalkannya sekali lagi tapi kamu malah mengelus kepalanya, "Higuchi, aku ini atasanmu. Aku akan menyelamatkanmu dan juga kau telah melakukan yang terbaik. Akutagawa-kun pasti akan bangga padamu." 

Setelah mengatakan hal itu kamu berjalan menuju tempat kendali dengan kaki yang terluka parah. Berjalan saja kamu sudah terpincang-pincang, kamu sudah tidak yakin akan selamat kali ini.

~~~~~~~~~~~~~~~

Ditempat lain, Dazai sedang bersiap dengan membawa beberapa barang ditasnya. Kunikida yang penasaran langsung saja bertanya, "Kau mau kemana ? Apa kau akan menganggur lagi ?!"

 Kunikida yang penasaran langsung saja bertanya, "Kau mau kemana ? Apa kau akan menganggur lagi ?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dazai hanya tersenyum khasnya lalu menjawab, "Hanya urusan kecil."

~~~~~~~~~~~~~~~~

Kamu memasuki ruangan kendali dengan terengah-engah. Kamu cepat-cepat mengambil kotak penawar Higuchi dan benar, penawar itu ditempelkan dengan bom. Kamu memegang bom itu cukup erat dan menelan ludah kasar.

Karena prioritasmu sekarang adalah mengambil alih kapal ini-- kamu memilih untuk mencari cara agar kapal ini bisa berhenti. Kamu berdiri didepan berbagai tombol-tombol. Kamu tidak tahu harus menekan tombol yang mana.

Tiba-tiba saja pengeras suara dikapal itu aktif, "Ehem. Tes tes ! 1 2 3 ! Apa kau bisa mendengarku, (First Name) ?"

Kamu mengenal suara ini, orang yang kamu hindari akhir-akhir ini. "Dazai-san ?"

"Ya. Aku yakin kau sedang kebingungan sekarang. Aku akan membantumu tapi dengan satu syarat."

"Apa itu ?"

"Tinggalkan penawar untuk anak buah Akutagawa itu maka aku akan membantumu."

"Hah ?! Tidak ! Higuchi adalah orang penting bagiku juga ! Aku tidak akan meninggalkannya !"

"Kalau begitu aku tidak akan bertindak."

"Memangnya kenapa aku harus melakukan itu ? Kau pasti memiliki alasan lain kan ?"

"(First Name), bom itu memiliki daya ledak tinggi dan bisa menghancurkan 1 wiliayah sekitar 9 meter. Jika kau mengambilnya maka kau akan...."

"Mati. Iya bukan ? Aku sudah mengetahuinya. Tapi aku tidak memperdulikan hal itu. Selagi dia selamat maka aku akan melakukannya. Aku juga yakin jika aku berada diposisi yang sama dengan Higuchi maka Dazai-san akan melakukan hal yang sama."

"Huh. Kau itu selalu melakukan hal yang bodoh seperti kakakmu. Ada tombol merah disampingmu, tekanlah lalu tombol biru disampingnya harus kau turunkan lalu colokkan USB yang kau milikki. Terserah kau mau melakukan apa tapi................... Kembalilah."

"Arigatou, Dazai-san," ucapmu lirih.

Setelah mengambil alih pesawat itu, kamu berlari keluar sembari membawa koper penawar itu. Kamu sampai diujung pesawat, kamu menarik tuas hingga membuka pintu tersebut.

"(First Name), jangan lakukan itu. Kau benar-benar akan mati," suara Dazai terdengar lagi. Tapi kamu menghiraukannya.

"Gomen, Dazai-san. Aku tidak dapat memikirkan cara lain agar Higuchi bisa selamat. Gomen," setelah itu kamu melompat dari pesawat itu dan langsung menarik penawar dari bom tersebut.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suara ledakan yang sangat kencnag terdengar hingga kekapal.

Dazai langsung membanting headphonenya dan berlari sekencang mungkin ke pelabuhan.

'Kumohon jangan mati, (First Name) !'
Teriak Dazai dalam hatinya.


Tenang semuaaa !! Hari ini Len update 2 chapter dan Len yakin kalian bakal baper sama seseorang dichapter selanjutnya !!!! Ditunggu yaaa !!!!!

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang