Tidak selamanya suara angin hanya menimbulkan gemirisik daun yang berisik.
Tentu saja, karena ada namamu yang ku sebut agar angin mengantarkannya padamu.
Tapi jika kau tak mendengarkannya, mungkin ia tersangkut batang bambu di halaman rumahmu yang mirip hutan itu.
_______________________________
" SangRim! "
Aku menoleh menghadap sumber suara. Dari pintu masuk, kulihat seonggok manusia datang tergesa dan secepat keong dia sudah duduk di dekat seorang gadis cantik yang sibuk dengan ponselnya di dekat air mancur.
Kulihat laki-laki itu berbicara ini-itu. Ia langsung menyambar jus dihadapannya dan ditenggaknya sampai habis. Gadis itu menatap kagum sang laki-laki yang terus saja mengoceh seperti pesawat terbang, tidak bisa berhenti jika belum sampai di bandara.
" L... Lee...Min.... ho? Kau kah itu? Kau benar-benar Lee Minho, kan? "
Laki-laki itu berhenti berbicara. Matanya menatap gadis dihadapannya sambil menyelidik. Kacamata hitamnya diturunkannya tanpa sadar hingga terdengarlah teriakan histeris di seluruh penjuru cafe.
Semua pengunjung cafe langsung mengerubungi keduanya ketika wajah Lee Minho tertangkap mata 'kucing' mereka. Jiwa reporter dadakan menghampiri pengunjung-pengunjung itu dan langsung potret sana potret sini.
Wanita dihadapannya tak kalah histeris. Dia juga mengeluarkan ponselnya dan membelakangi Lee Minho agar dia dan pria itu masuk dalam fotonya. Lee Minho benar-benar kacau. Dipakainya kacamata hitamnya itu lalu berusaha keluar dari kerumunan. Namun gagal. Pengunjung itu lebih padat dan sulit dikendalikan.
Cafe benar-benar dalam keadaan kacau. Aku menghampiri pusat kerusuhan itu dan menyibak puluhan manusia itu seperti menyibak rambut ketika mencari kutu. Bedanya, kutu yang kucari hanya diam, tidak berlari takut kujitak.
Kupikir, Lee Minho lebih sering ku jitak daripada kutu.
Begitu mudah aku melewati kerumunan itu walaupun terdengar celaan dan makian yang kudengar. Misalnya, 'woi gemuk! Jalan itu pakai kaki! Bukan pakai tiang listrik!'.
Aku mendengus,
Terus saja hina aku seperti itu. Sekarang bukan saatnya berkelahi denganmu ( hiburku ),
nyawa kalian dalam bahaya jika kubiarkan kalian terus mengerubunginya.
Dia itu keong beracun yang tak baik jika kalian dekat-dekat dengannya terlalu lama.' bukannya diberi semangat karena menyelamatkan kalian, malah dihina! '
Tibalah aku dihadapan Lee Minho. Walau ada sekitar dua wanita yang jatuh terjerembab karenaku dan sekarang dua pria berseragam security sibuk memegang pundakku. Sambil mengulurkan tangan, aku memanggil namanya. Tapi desakan dan teriakan itu membuat suaraku tertelan riuh. Ditambah dengan kedatanganku yang mendadak seperti Ultraman.
Aku geram. Kukumpulkan semua energi yang selama ini kusimpan dalam-dalam untuk kugunakan ketika ada yang membutuhkan. Dan semua harus tahu jika kekuatanku itu sangat berbahaya.
Sekarang SangRim!
Rasakan!
" Diam! "
KAMU SEDANG MEMBACA
I Tresno Because Kulino ( Lee Minho )
FanfictionPark Sang Rim, gadis gemuk yang mempesona namun berkepribadian pemalu. Karena kepribadiannya itu, membuatnya harus bersembunyi di balik bayang-bayang baru, Lee Seul Ri. Suzy. Gadis itulah yang dipilih Sang Rim untuk menggantikan dirinya. Gadis yang...